Pelaksanaan Berbeda dari Kontrak, Proyek Pengadaan Bibit di Busel Diduga Curang

Deni Djohan, telisik indonesia
Rabu, 08 Desember 2021
0 dilihat
Pelaksanaan Berbeda dari Kontrak, Proyek Pengadaan Bibit di Busel Diduga Curang
Ilustrasi rumput laut. Foto: Repro pair.australiaindonesiacentre.org

" Proyek pengadaan bibit rumput laut di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Buton Selatan (Busel), diduga kuat terjadi kecurangan "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Dugaan kecurangan pada proyek pengadaan bibit rumput laut di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Buton Selatan (Busel), kuat terjadi.

Pasalnya, para anggota kelompok penerima bantuan bukan menerima barang dari kontraktor pelaksana, melainkan diberi uang tunai semacam bantuan langsung tunai (BLT).

Padahal, item kegiatan yang tertera pada SIRUP LKPP Pemda Busel terhadap proyek tersebut adalah belanja pengadaan.

Salah satu penerima bantuan yang juga wakil ketua kelompok tani, La Hane mengatakan, proses serah terima batuan saat itu dipusatkan di Dusun Pagala, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Sampolawa.

Saat penyerahan tersebut, dihadiri pula kelompok tani dari Kecamatan Siompu.

Kata La Hane, setiap kelompok penerima bantuan diberi uang tunai sebesar Rp 3 juta. Nilai ini diambil berdasarkan harga jual bibit sebesar Rp 300 Kg. Sementara setiap kelompok mendapat kuota satu ton.

"Kelompok tani dari Siompu ini beli bibit sama saya juga saat itu. Karena saya juga punya bibit saat itu. Makanya saya tau persis satu kelompok tiga juta itu karena saya saksikan langsung. Penyerahan itu saya hadiri. Uangnya termasuk saya yang terima. Karena harga satu tonnya itu tiga juta," beber La Hane ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Ketika ditanya siapa saja pihak yang hadir saat serah terima bantuan tersebut, apakah dari perusahaan kontraktor pelaksana atau Dinas teknis? Ia mengaku tak tahu.

Pasalnya, tak ada atribut maupun identitas yang disampaikan maupun digunakan saat proses serah terima dilaksanakan.

"Yang pasti ada dua orang yang temani saat itu. Saya tidak tau juga siapa mereka. Karena mereka pakaian biasa," ungkapnya.

Usai membeli bibit, lanjut dia, kedua orang misterius tersebut kemudian menyodorkan berkas untuk ditandatangani, termasuk nota pembelian barang.

Setelah semua administrasi dianggap lengkap, kedua orang tersebut kemudian mendokumentasikan proses serah terima barang.

"Kalau dari Siompu itu tiga ton mereka beli. Kalau sampolawa dua ton. Setelah mereka beli, mereka langsung serahkan sama kelompok masing-masing. Kalau nota pembelian saya tidak tahu atas nama siapa. Yang pasti saya sempat tandatangan baru kita difoto," jelasnya.

Senada dengan itu, salah satu anggota kelompok tani lainnya dari Kecamatan Sampolawa, Mustafa mengatakan, setiap kelompok diberi uang tunai sebesar Rp 3 juta. Dari jumlah itu, ia hanya mendapat Rp 214 ribu mengingat terdapat beberapa anggota dalam satu kelompok.

Baca Juga: Bupati Muna Pastikan Cakades Tanpa Batas Usia Maksimal

"Jadi yang kami terima itu bukan dalam bentuk barang (bibit rumput laut), melainkan uang tunai. Katanya mereka, uang itu untuk beli bibit di Lasori. Tapi kalau bibit itu tiba di sini sudah tidak bagus karena berbeda kadar laut di sana dan di sini," bebernya

Kata dia, bibit bantuan diserahkan langsung oleh pendamping Dinas Kelautan dan perikanan Busel, Hardila. Setiap tahun, Hardila diketahui kerap menyerahkan bantuan para nelayan.

"Nah, kebetulan di Sampolawa ini ada yang jual bibit. Makanya kita beli saja di sini bibitnya pakai uang yang dikasih sama dinas itu," tambahnya.

Saat dikonfirmasi, Hardila membantah hal tersebut. Kata dia, dirinya tak terlibat pada kegiatan itu. Ia hanya sebatas mendampingi.

"Langsung saja sama kepala bidangnya. Karena saat itu dinas yang langsung turun membagikan. Kami hanya mendampingi," terangnya.

Saat dikonfirmasi, kepala bidang yang menangani kegiatan itu, Badihi mengaku bila dirinya juga tak terlibat dalam kegiatan itu. Ketika pembagian, ia sudah tak menjabat sebagai Kabid di DKP.

"Yang bagikan itu bukan lagi saya, tapi pengganti saya, La Sayedi," ucap Badihi ketika dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp.

Saat Tim Telisik.id berusaha dikonfirmasi, La Sayedi belum menjawab sambungan teleponnya. Begitu pula mantan Kadis DKP Busel selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek tersebut, Isur.

Putra Sampolawa yang kini menjabat sebagai Asisten Setda Busel itu juga belum mau menjawab sambungan telepon maupun pesan singkat yang dikirim melalui WhatsApp. Padahal, pesan WhatsApp itu telah dibaca oleh penerima.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui website LPSE Pemda Buton Selatan (Busel), kegiatan tersebut teregister pada nomor paket: 2105719 dengan nama Pengadaan Bibit Rumput Laut Eucheuma Cottonii (Lokal).

Baca Juga: Dalam 3 Tahun, Warga Miskin di Bombana Berkurang hingga Ratusan Jiwa

Dalam keterangannya, kegiatan yang tersebar di tiga kecamatan itu dianggarkan menggunakan dana APBD tahun 2021 sebesar Rp 132 juta dengan metode Pengadaan Langsung (PL). Mengingat jenis kegiatan Penunjukan Langsung (PL), Dinas KP kemudian menunjuk CV ABY JAYA sebagai kontraktor pelaksana dengan nilai tawar kontrak sebesar Rp 131 175 000.

Kegiatan ini telah dinyatakan selesai. Ironisnya, proyek itu malah menjadi penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT). (A)

Reporter: Deni Djohan

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga