Peluang Prabowo Subianto di Sulawesi Tenggara Usai 3 Kali Kalah di Pilpres
Musdar, telisik indonesia
Kamis, 04 Agustus 2022
0 dilihat
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto akan kembali maju di Pilpres 2024. Foto: Repro Hallo.id
" DPD Partai Gerindra Sulawesi Tenggara mendukung Prabowo Subianto untuk kembali bertarung di Pilpres 2024, meskipun telah tiga kali kalah pada 2009, 2014 dan 2019 "
KENDARI, TELISIK.ID - DPD Partai Gerindra Sulawesi Tenggara mendukung Prabowo Subianto untuk kembali bertarung di Pilpres 2024, meskipun telah tiga kali kalah pada 2009, 2014 dan 2019.
2009 Prabowo maju sebagai Cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri. 2014 Prabowo Capres bersama Hatta Rajasa dan 2019 Prabowo Capres bersama Sandiaga Salahuddin Uno.
Pada pemilu 2019 Prabowo-Sandiaga menang di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan rekapitulasi KPU, Prabowo-Sandi memperoleh suara terbanyak di 13 kabupaten/kota, sedangkan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin hanya unggul di 4 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
Prabowo-Sandi meraih 842.118 suara atau 60,25 persen. Sementara Joko Widodo-Ma'ruf memperoleh 555.664 suara atau 39,75 persen.
Guru besar FISIP UHO, Prof Eka Suaib menilai, Prabowo sudah berat untuk bisa kembali memperoleh banyak suara di Sulawesi Tenggara seperti di Pilpres 2019.
Hal ini kata Prof Eka dikarenakan Pilpres 2024 tidak seperti Pilpres 2019 yang hanya ada diisi 2 pasang calon, sehingga konfigurasi perolehan suara tersebar di 3 atau 4 pasang calon.
Tetapi akan berbeda apabila pada Pilpres mendatang terjadi putaran kedua. Jika Prabowo masuk dalam putaran kedua. Maka belum dapat diprediksikan sejauh mana peluang Prabowo, sebab masih akan dilihat suara figur yang tidak masuk dalam putaran kedua condong ke mana dan kesiapa partai memihak.
Pilpres mungkin digelar dua putaran apabila di putaran pertama belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memenangkan pemilihan.
Perihal Pilpres dua putaran diatur dalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 6A Ayat (3) UUD menyebutkan, untuk dinyatakan sebagai pemenang Pilpres, pasangan calon presiden dan wakil presiden harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara dalam pemilu, dengan memperoleh sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia. Apabila tidak ada pasangan calon yang memenuhi syarat sebagai pemenang, maka paslon yang mendapat suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali melalui pemilu.
Baca Juga: AJB-Agung Darma Pimpin Demokrat Muna-Muna Barat, Target AHY Presiden
Dalam konteks tipologi pemilih, Prof Eka melihat Prabowo memiliki basis, tetapi lebih banyak ke pemilih yang cair. Yang perlu dilakukan bagaimana kemapuan parpol, relawan dan kemampuan figur merawat basis-basis yang ada dan pada saat bersamaan mampu mengambil basis pemilih swing voters.
Dalam beberapa riset basis-basis pemilih swing voters masih cukup banyak mengembang. Sehingga figur tidak bisa lagi hanya mengandalkan politik identitas, ikatan emosional tetapi sangat ditentukan oleh kapabilitas.
"Misalnya bagaimana Prabowo ketika dia menjadi Menhan (Menteri Pertahanan) apakah dia mampu menunjukkan kinerja yang cukup baik," ucap Prof Eka, Kamis (4/8/2022).
Masuknya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf juga dinilai dapat menimbulkan plus minus. Sehingga memungkinkan untuk basis Prabowo berpaling ke figur lain.
Baca Juga: Rp 740 Miliar APBD 2021 Tak Terserap, DPRD Minta Gubernur Ali Mazi Evaluasi OPD Lalai
Ketua DPD Gerindra Sulawesi Tenggara Andi Ady Aksar siap memenangkan Prabowo di Pilpres 2024. Dukungan tersebut didasari dengan alasan rasional. Prabowo memiliki kapabilitas tinggi dan mumpuni untuk memimpin dan memajukan Indonesia ke depan.
"Semua kader Gerindra Sultra senantiasa intens melakukan sosialisasi dengan muara membesarkan nama Prabowo Subianto. Ini sebagai bentuk keseriusan, mendukung dan memenangkan Prabowo Subianto di Oilpres 2024," kata Andi Ady Aksar. (B)
Penulis: Musdar
Editor: Kardin