Pemulung Kecil Ini Pilih Bekerja Ketimbang Bermain

Sri , telisik indonesia
Senin, 02 Januari 2023
0 dilihat
Pemulung Kecil Ini Pilih Bekerja Ketimbang Bermain
Perjuangan seorang bocah pemulung di Kota Kendari, yang memilih bekerja demi membantu orang tuanya. Foto: Sri/Telisik

" Sehari-hari, bocah yang masih duduk di kelas 5 SD ini memulung di lampu merah Jalan Jend. Ahmad Yani, Kota Kendari "

KENDARI, TELISIK.ID - Citra adalah bocah 11 tahun yang tak pernah menyerah dengan keadaan. Himpitan ekonomi keluarganya, membuat dia dewasa sebelum waktunya. Tak seperti anak seusianya, Citra memilih membantu orang tuanya mencari nafkah ketimbang bermain.

Sehari-hari, bocah yang masih duduk di.kelas 5 SD ini memulung di lampu merah Jalan Jend. Ahmad Yani, Kota Kendari. Biasanya ia mulai memulung pada sore hari. Itu dilakukannya untuk membantu ibunya mencari nafkah.

Selain memulung, untuk mengais lebih banyak rupiah, terkadang ia juga menjual air mineral dan tisu bersama adiknya. Dia sendiri adalah anak ketiga dari empat bersaudara, ia dan sudaranya lahir di Kota Kendari.

Sang adik yang bernama Dewi sering membantunya memulung dan berjualan. Dewi berusia 7 tahun, masih duduk di kelas 2 SD. Citra dan adiknya menuntut ilmu di SDN 10 Kota Kendari.

“Setiap hari memulung di lampu merah. Sebenarnya mamaku larang, tapi saya tetap memulung. Setiap pulang sekolah istirahat dulu, nanti sore baru berangkat ke lampu merah. Kalau hari libur jam 10 pagi sudah di lampu merah sampai jam 10 malam,” ungkapnya pada Telisik.id, Minggu (1/1/2023).

Baca Juga: Kisah Siswa SMP Jadi Tukang Pikul untuk Bantu Ekonomi Keluarga

Ia sendiri tak berani jika harus memulung di pagi hari, karena dirinya pernah ditangkap Satpol PP dan Dinas Sosial yang patroli di pagi hari hingga dia harus berpisah dengan orang tuanya.

Sebenarnya kedua orang tua Citra melarangnya untuk mencari nafkah di umurnya yang masih belia. Namun ia terpaksa bekerja menggantikan sang ibu yang kini harus merawat ayahnya yang sedang sakit paru-paru hingga pernah dirawat di RSUD Kota Kendari.

Baca Juga: Kisah Pilu Anak Penderita Hidrosefalus di Manggarai Barat yang Butuh Uluran Tangan

“Tadi malam kita jualan air mineral dengan tisu, tapi sekarang tidak adami uangku. Jadi kita masih cari dulu uang untuk beli air mineral dengan tisu,” kata Dewi, sang adik.

Terkadang modal menjual air mineral mereka dapatkan dari sang ibu atau kakak, namun tidak jarang modal tersebut juga berasal dari hasilnya memulung. Kata Dewi, modal untuk menjual air mineral dan tisu cukup hanya Rp 100.000.

Hasil dari kerja kerasnya memulung dan berjualan, ia tabung Rp 20.000 setiap harinya. Sisanya ia berikan untuk ibunya guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (A)

Penulis: Sri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga