Peneliti SSC Beber Faktor Kemenangan ErJi Hasil Quick Count di Pilwali Surabaya

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Sabtu, 12 Desember 2020
0 dilihat
Peneliti SSC Beber Faktor Kemenangan ErJi Hasil Quick Count di Pilwali Surabaya
Direktur SSC, Mochtar W Oetomo. Foto: Ist.

" Sikap gotong-royong yang sudah menjadi naluri di tubuh PDIP otomatis menggelora dan menggelinding dalam konteks-konteks tertentu yang diperlukan. "

SURABAYA, TELISIK.ID - Direktur SSC (Surabaya Survey Centre) Mochtar W Oetomo, membeberkan beberapa faktor yang menjadi penentu kemenangan paslon Eri Cahyadi-Armuji (ErJi) di Pilwali Surabaya versi quick count.

Pria yang juga dosen dari UTM (Universitas Trunojoyo Madura) ini mengatakan,

yang pertama, Surabaya adalah basis tradisional PDIP. Meski ada faksi-faksi dalam tubuh PDIP Surabaya, faktanya soliditas kader-kader PDIP yang sudah mendarah daging sulit untuk digoyahkan.

"Sikap gotong-royong yang sudah menjadi naluri di tubuh PDIP otomatis menggelora dan menggelinding dalam konteks-konteks tertentu yang diperlukan," ujarnya saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (12/12/20).

Kedua, menurut Mochtar, faktor Risma sebagai endocer utama pasangan ErJi adalah faktor kemenangan yang tidak bisa disangkal.

Baca juga: PDIP Ubah Peta Politik di Sultra Usai Menang di 5 Kabupaten

Diungkapkan, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya pada Risma yang melebihi 90%, menjadikan strategi transfer device ErJi dengan menggunakan pengaruh Risma, terbukti jitu dan efektif. Surat Risma dan video ajakan Risma di detik-detik akhir jelang coblosan kian menguatkan strategi ini.

"Ketiga, blunder video hancurkan Risma. Viral video ini justru sangat menguntungkan ErJi, karena lahirnya simpati publik utamanya dari kalangan emak-emak. Bahkan swing voters Paslon Maju diindikasikan banyak berpindah ke ErJi karena berbagai blunder yang dilakukan oleh tim Maju," ungkapnya.

Faktor keempat kata Mochtar, tim dan relawan yang lebih ramping dan efektif. Dengan hanya didukung oleh PDIP dan PSI, tim ErJi jauh lebih militan dan efektif, serta lebih simple dan fokus dalam berbagai koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi.

"Berbeda dengan begitu banyaknya partai pendukung Maju yang membuat segala koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi menjadi lebih kompleks, hingga menimbulkan banyak risiko faksionalitas dan uncoordinated. Hingga munculnga kasus video hancurkan Risma," urainya

Baca juga: Kemenangan TERBAIK Bukti Solidnya Tim dan Masyarakat

Sedangkan untuk faktor kelima, kata Mochtar, Eri jadi sosok paling pembeda di antara 3 kandidat yang ada. Paling muda dan good looking dan relatif terlihat paling memahami dan menguasai tata kelola pemerintahan Surabaya dengan background-nya sebagai ASN Pemkot dan Kepala Bapeko.

"Pemilih Surabaya yang relatif rasional dan well informed tidak mudah dipengaruhi dengan berbagai opini, jargon, slogan, informasi hoax, bahkan sembako dan uang. Pemilih rasional dan well informed cenderung information seeking, berusaha mencari sendiri informasi tentang para kandidat melalui berbagai sumber informasi sehingga pemilih ini memiliki preferensi yang mencukupi untuk menentukan pilihannya," jelasnya.

Dan yang terakhir faktor kemenangan pasangan ErJi ini ungkap Mochtar, simbolisasi dan dukungan Nahdliyin. Pasangan ErJi mampu mengawinkan simbolisasi ideal Nasionalis-Religius.

"Disini Eri Cahyadi berhasil menampilkan simbolisasi dirinya sebagai Nahdliyin. Baik melalui ziarah ke berbagai makam, istighosah, pengajian. Termasuk ini yang ditunjukkan Eri dalam debat publik kedua. Di samping itu dukungan jejaring NU di level kota juga menjadi faktor yang tentu tidak bisa diabaikan begitu saja," tandasnya. (B)

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga