Peneliti Temukan Nasib Es di Benua Antartika yang Semakin Menipis
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Senin, 17 Oktober 2022
0 dilihat
Gletser Denman di bagian terpencil benua bisa menjadi tidak stabil, mungkin berkontribusi pada kenaikan permukaan laut lebih dari yang diperkirakan. Foto: Repro Theguardian.com
" Para peneliti dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) mengatakan, mencairnya gletser disebabkan oleh masuknya air laut yang panas, hal itu menunjukkan gletser Denman berpotensi mengalami penyusutan yang tidak stabil "
ANTARTIKA, TELISIK.ID - Antarktika merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan di Bumi, hampir seluruhnya terletak di Lingkar Antarktika dan dikelilingi oleh Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Samudra Hindia.
Antartika adalah sebuah benua luas yang 98 persen bagiannya tertutup oleh es yang sangat tebal, ketebalannya mencapai 1.9 kilometer. Dengan luas 14.0 juta kilometer persegi, Antarktika adalah benua terluas kelima setelah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Melansir Sindonews.com, para peneliti dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) mengatakan, mencairnya gletser disebabkan oleh masuknya air laut yang panas, hal itu menunjukkan gletser Denman berpotensi mengalami penyusutan yang tidak stabil.
Kelompok penelitian CSIRO yang dipimpin oleh ilmuwan Esmee van Wijk mengatakan, Gletser Denman di Antartika Timur yang terpencil, berada di atas ngarai darat terdalam di dunia.
Dikutip dari Theguardian.com, sebuah analisis menunjukkan jika pemanasan global terbatas pada 2 celcius, Antartika Timur yang luas akan tetap stabil, tetapi jika krisis iklim yang mendorong suhu lebih tinggi, dapat meningkatkan permukaan laut beberapa meter.
Baca Juga: Deretan Kota Jarang Terkena Sinar Matahari, Nomor 1 Terkenal dengan Keindahan Alamnya
Lapisan es Antartika Timur (East Antarctic Ice Sheet) menampung sebagian besar es gletser Bumi, diperkirakan stabil, tetapi sekarang menunjukkan tanda-tanda kerentanan.
Lapisan es Antartika Timur (EAIS) jauh lebih besar daripada lapisan es Antarktika Barat (WAIS). Hilangnya WAIS secara total akan menyebabkan kenaikan muka air laut sebesar 5 meter.
Baca Juga: Studi Terbaru Peneliti Mengenai DNA, Bisa Tebak Tinggi Anak Setelah Dewasa
Jika gletser gunung dan lapisan es Greenland mencair, dan udara laut mengembang saat memanas, akan memiliki konsekuensi besar bagi jutaan orang di kota-kota pesisir seperti New York City hingga Shanghai.
"Nasib EAIS tetap ada di tangan kita,” kata Prof Chris Stokes, dari Durham University di Inggris, yang memimpin penelitian tersebut.
Lapisan es di Antartika Timur jauh lebih rentan terhadap perubahan, dibandingkan dengan Antartika Barat atau Greenland, tapi kini ada beberapa daerah yang sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali