Hidup Menumpang di Lahan Orang, Pemulung Lansia Ini Pernah Dituduh Pencuri

Nadwa Rifada, telisik indonesia
Kamis, 31 Maret 2022
0 dilihat
Hidup Menumpang di Lahan Orang, Pemulung Lansia Ini Pernah Dituduh Pencuri
Haris yang sedang beristirahat karena kelelahan memulung. Foto: Nadwa Rifada/Telisik

" Kesehariannya sebagai pemulung dengan kondisi fisik yang sering sakit-sakitan memaksanya untuk tetap bisa bertahan "

KENDARI, TELISIK.ID - Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa kehidupan akan menjadi begitu berat bagi Haris (70). Kesehariannya sebagai pemulung dengan kondisi fisik yang sering sakit-sakitan memaksanya untuk tetap bisa bertahan.

Hari-hari memulung dilaluinya dengan penuh harapan bisa memperoleh penghasilan untuk kehidupan yang lebih baik. Ironisnya, bahkan hingga menjelang sore hari, kadang Haris sama sekali tidak memperoleh sepeserpun. Padahal dari wajahnya terlihat jelas raut yang semakin memelas karena kelelahan.

Kehidupan Haris memang tidak seberuntung dengan kehidupan beberapa pemulung lain yang masih memiliki fisik yang kuat serta tempat tinggal yang tetap untuk berteduh.

Haris tinggal bersama istrinya yang kesulitan mendengar. Dia hanya mampu membangun gubuk dengan sisa-sisa papan yang masih layak digunakan di atas lahan milik orang lain, sebagai tempat berteduh.

Jika suatu hari pemilik lahan datang dan mengusirnya, Haris dan istri harus siap angkat kaki. Tak hanya itu, Haris bahkan pernah diteriaki pencuri oleh pemilik toko tempat ia memulung hanya karena berkeliaran di sekitar toko mencari barang bekas.

Baca Juga: Pengamen Tunanetra Berhasil Kuliahkan Anaknya Hingga S2 dan Jadi Dosen

Bagi Haris, memulung dengan keterbatasan fisik adalah ujian, sebab jauh sebelum memulung ia adalah seorang penjual. Sejak tahun 90-an saat fisik masih kuat, ia menjadi penjual roti Ramayana untuk membiyai kedua anaknya menyelesaikan studi mereka.

Irwan (17) dan Baharudin (21), kedua anak Haris yang akhirnya berhasil merantau dan memiliki pekerjaan tetap yang lebih baik, menjadi bukti keberhasilan Haris menjadi sosok bapak yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Minim Lapangan Kerja, Memulung jadi Alternatif Bertahan Hidup

Seharusnya orang-orang seperti Haris mendapat perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah. Meski demikian, Haris tidak ingin berharap terlalu tinggi pada orang lain.

"Saya pernah dibantu, saya dikasih ATM katanya uangnya ada di dalam. Ternyata tidak ada, jadi kartu ATM-nya saya bakar," ungkap Haris yang merasa tertipu, Rabu (30/3/2022).

Saat ini Haris hanya bisa pasrah. Dengan penghasilan yang tidak tetap dan tidak seberapa, ia akan terus berjuang menghidupi istrinya dan berusaha menjalani hari-hari dengan ikhlas. (A)

Reporter: Nadwa Rifada

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga