Petani Muna Barat Keluhkan Harga Jagung Anjlok

Putri Wulandari, telisik indonesia
Rabu, 22 Mei 2024
0 dilihat
Petani Muna Barat Keluhkan Harga Jagung Anjlok
Salah seorang petani jagung di Muna Barat yang sedang menjemur jagung di pinggir jalan. Foto: Putri Wulandari/Telisik

" Musim hujan melanda, petani Muna Barat mengeluh hasil panen tidak memadai serta harga jagung yang anjlok "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Musim hujan melanda, petani Muna Barat mengeluh hasil panen tidak memadai serta harga jagung yang anjlok.

Pantauan Telisik.id di beberapa wilayah Muna Barat, yaitu di Desa Marobea, Desa Lakalamba, Desa Wuna, serta di Desa Wandoke, banyak petani jagung saat ini masih menjemur jagung di bahu jalan.

Saat ditemui, salah seorang petani jagung asal Desa Wandoke, La Ode Alisir mengatakan bahwa jagung yang saat ini ia jemur tidak mencukupi satu ton dengan modal bibit tujuh kilo, hal ini berbanding jauh dengan hasil. Jika tidak ada kendala saat pasca tanam, dari tujuh kilo bibit jagung, bisa didapatkan kurang lebih tiga ton.

Kurangnya hasil panen itu disebabkan oleh musim hujan karena banyaknya batang jagung yang membusuk dan dominan terkena hama, sehingga hasil panen tidak sesuai yang diharapkan.

Ia menambahkan, petani lainnya biasa diberi bantuan dari Dinas Pertanian dan pemerintah desa, dan ada petani yang membeli bibit sendiri.

Baca Juga: Tangis Histeris Wanita Paruh Baya Berguling di Atas Hamparan Biji Jagung, Petani: Dimana Aku Mengadu Ini

"Bibit jagung harganya tergantung jenisnya. Ini saya belinya jagung bisi 18," ungkapnya.

Dari hasil panen yang tidak memadai itu juga, petani dihadapkan dengan menurunnya harga jagung dan minat pembeli, sehingga modal yang dikeluarkan dari pra panen sampai pasca panen, tidak sesuai dengan pemasukan.

Berdasarkan rincian petani bahwa modal untuk menanam hingga masa panen sebanyak Rp 3-4 juta, yaitu mulai dari pembelian bibit yang mencapai Rp 1 juta, pembelian racun hama beserta campurannya mencapai Rp 200-300 ribu, dan harga pupuk sekitar Rp 150.000 jika lahan satu hektare membutuhkan pupuk 4 karung pupuk.

Selanjutnya, saat masa panen, mobilisasi jagung dari kebun ke rumah yaitu per karung Rp 10 ribu sehingga jika 50 karung bisa mencapai Rp 500 ribu.

"Saat ini harga racun hama juga naik, tetapi harga jagung turun. Biasa penjualan Rp 4-5 ribu per kilo, sekarang Rp 2.500-3.200 per kilo," ungkap petani asal Desa Marobea, Wa Momi, Rabu (22/5/2024).

Baca Juga: Pabrik di Muna Mulai Beroperasi, Harga Jagung Ditetapkan Rp 4.200 Per Kilogram

Ia mengatakan, jika harga jagung normal, petani bisa mendapatkan Rp 10 juta sampai Rp 15 juta dari hasil penjualan jagung. Namun kendala yang didapatkan saat ini oleh petani, harga anjlok dan peminat sedikit, karena saat musim hujan pembeli mengeluh jagung yang dijual belum kering.

Sementara untuk menyimpan lebih lama hingga mencapai 3-4 bulan pasca panen, petani mengkhawatirkan jagung tersebut akan dipenuhi bubuk atau mengalami kerusakan, sehingga petani harus rela menjual dengan harga rendah.

"Kami terpaksa jual di sekitar kampung sini saja, karena kalau jual di luar daerah takutnya lebih mahal operasional dibandingkan pemasukan," pungkas Wa Momi. (B)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga