Proyek Sambungan Air Bersih di Busel Disoal
Deni Djohan, telisik indonesia
Kamis, 01 Oktober 2020
0 dilihat
Pipa elastis milik PDAM Buton Selatan yang siap tanam Foto: Deni Djohan/Telisik
" Menurut saya, proses pemasangan memang tidak ada masalah. Apalagi masyarakat tidak dipaksakan untuk menyambung saluran air dari PDAM tersebut. Tetapi menunggu tim verifikasi dan disambungkannya pipa dan meteran dari PDAM ke rumah-rumah masyarakat yang sudah memiliki keran sendiri dari mata air swadaya tanpa sepengetahuan mereka merupakan pertanyaan besar bagi kita semua. "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Proyek pengerjaan sambungan jaringan air bersih melalui program hibah air minum perkotaan tahun 2020 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Buton Selatan diduga hanya mengejar syarat progres kegiatan.
Pasalnya, proses pengerjaannya terkesan mubazir.
Salah satu warga Kelurahan Majapahit yang sempat mengikuti proses sosialisasi ke dua PDAM di aula kantor kelurahan, La Ode Erfin, mengatakan, pihak PDAM sempat menyampaikan kepada masyarakat bila sambungan jaringan instalasi meteran pipa di rumah warga dapat diputuskan kembali.
Namun, itu bisa dilakukan usai tim verifikasi dari pusat telah selesai melakukan pemeriksaan. Pernyataan itu yang kemudian mengundang banyak pertanyaan pada warga.
"Menurut saya, proses pemasangan memang tidak ada masalah. Apalagi masyarakat tidak dipaksakan untuk menyambung saluran air dari PDAM tersebut. Tetapi menunggu tim verifikasi dan disambungkannya pipa dan meteran dari PDAM ke rumah-rumah masyarakat yang sudah memiliki keran sendiri dari mata air swadaya tanpa sepengetahuan mereka merupakan pertanyaan besar bagi kita semua," papar Erfin, Kamis (1/10/2020).
Selain itu lanjutnya, terdapat banyak pertanyaan dari warga yang tidak mampu dijawab pihak PDAM. Misalnya soal alasan mengapa dan bagaimana program itu bisa masuk ke suatu wilayah yang masyarakatnya telah memperoleh kebutuhan air bersih.
"Sampai sekarang kami tidak tahu apa yang menjadi dasar bagi PDAM atau kajian seperti apa yang sudah dilakukan sehingga menempatkan pipa tersebut masuk ke Kelurahan Majapahit? Padahal klu kita lihat, Kelurahan Majapahit ini merupakan kampung yang memiliki dua sumber mata air yang terjaga dan dikelolah dengan baik oleh pemerintah kelurahan bersama masyarakat setempat. Bahkan pipa dari mata air lakulepa (mata jini) belum juga begitu lama diganti dan belum ada kendala yang berdampak fatal hingga saat ini. Ini yang tidak mampu di jawab," urainya.
Baca juga: Pemkab Konawe Umumkan 1.137 Calon TKL PT OSS
Lebih jauh dikatakan, persoalan lain adalah penetapan kriteria masyarakat yang mendapat subsidi dan non subsidi. Dalam penjelasannya, tak ada ukuran jelas yang digunakan pihak PDAM dalam menentukan masyarakat mana saja yang masuk kategori subsidi dan non subsidi. Faktanya di lapangan, semua masyarakat tiba-tiba dipasangkan tanpa ada pemberitahuan atau permohonan lebih dulu.
Selain data subsidi dan non subsidi, data pengusulan terkait perencanaan pemasangan kebutuhan air bersih yang diusulkan PDAM Busel ke Pemerintah Pusat juga tidak jelas.
Pasalnya, warga setempat merasa tidak pernah bermohon untuk pemasangan sambungan air bersih mengingat Kelurahan Majapahit sejak lama tak pernah kesulitan air bersih.
"Menurut jawaban dari perwakilan pihak PDAM, mereka menempatkan pipa di Majapahit sudah berdasarkan kajian dan sudah ada tim teknis yang melakukan itu. Tapi kok kenapa hasilnya sepeti ini. Mengapa harus selesai tim verifikasi selesai memeriksa baru bisa dilepas kembali. Kenapa harus menunggu tim verifikasi?," tanyanya.
Saat dikonfirmasi, Dirut PDAM Busel, Tamrin mengaku, telah memutuskan atau memberhentikan pekerjaan penyambungan jaringan di Kelurahan Majapahit.
Namun, Tamrin enggan berkomentar terkait data dari daerah ke pusat.
"Di Majapahit saya sudah putuskan," singkatnya. (B)
Reporter: Deni Djohan
Editor: Kardin