Raha Fashion Week Tuai Sorotan, Ini Penjelasan Panitia
Sunaryo, telisik indonesia
Sabtu, 30 Juli 2022
0 dilihat
Poster fashion week yang menuai sorotan dan Ketua Panitia, Jumryani Malangi. Foto: Ist.
" Fashion week akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Timbul pro dan kontrak terhadap ajang para perancang busana memamerkan koleksi-koleksinya yang diperagakan oleh model profesional di jalanan-jalanan kota "
MUNA, TELISIK.ID - Fashion week akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Timbul pro dan kontrak terhadap ajang para perancang busana memamerkan koleksi-koleksinya yang diperagakan oleh model profesional di jalanan-jalanan kota.
Di Muna, kaum milenial mulai menggagas kegiatan serupa dengan berpanjikan Raha Fashion Week yang rencananya akan digelar pada 6-7 Agustus mendatang di By Pass.
Sayangnya, kegiatan belum saja berlangsung, sudah menuai sorotan dari warga net di media sosial (medsos).
Pemilik akun Facebook (FB) Nyong Junior berkicau, bila benar kegiatan itu (fashion week) berlangsung di Kabupaten Muna, semoga pakaian yang dikenakan tidak menyimpang pada nilai-nilai agama. Falsafah Muna mengajarkan kita itu.
Kemudian, akun Rusden Hamid dalam kolom komentar menulis 'mending buat lomba qasidah atau tari linda antar kecamatan'
Akun Nyong Junior menimpali 'siap sepakat, mending dibuat saja kegiatan yang sifatnya edukatif dan kebudayaan boleh, dari pada merusak citra kampung kita yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama'.
Panitia Raha Fashion Week, Jumryani Malangi menerangkan, event fashion week dikemas lebih pada sisi positif yang bertujuan sebagai wadah kalangan milenial untuk berekspresi dan berkreasi.
Untuk busana yang akan dikenakan peserta nantinya, Jum telah menekankan tidak seksi yang dapat menimbulkan kontroversi.
"Busananya harus sopan sesuai kreativitas masing-masing desainer," kata Jum, Sabtu (30/7/2022).
Pendaftaran event itu gratis. Saat ini, sudah sekitar kurang lebih 40 peserta yang mendaftar. Terdiri dari kalangan milenial, komunitas dan anak-anak.
"Ada yang telah mengkonfirmasi ke kami, akan kenakan busana yang berbahan daur ulang dan tenunan," ungkapnya.
Event itu, bukan semata fashion week untuk berjalan dengan gaya-gayaan. Namun, di situ ada beberapa edukasi dan bazar UMKM fashion yang melibatkan beberapa kreator.
Owner D'teras Cafe itu mengaku, Muna mengandung falsafah agama dan kebudayaan yang cukup tinggi. Karenanya, orang-orang berharap untuk kegiatan yang tidak jauh dari itu harus sering diadakan.
Baca Juga: Kampanyekan Stop Bullying, Sentra Meohai Kendari Ajak 1.439 Pelajar di Lombok Timur
Ia sebagai konten kreator dan kaum milenial yang hidup di jaman moderenisasi seperti saat ini menganggap fashion show bukan sebagai hal yang tabuh. Karenanya, mereka berharap diberi kesempatan untuk menggelar kegiatan itu.
"Membangun dan memajukan daerah harus didukung pula dengan kegiatan modern dan kekinian," sebutnya.
Tidak menutup kemungkinan bila event ini berjalan dengan sukses, ke depan akan diselenggarakan lebih baik lagi dengan berkolaborasi dengan beberapa pihak terkait.
Baca Juga: Ajukan Sertifikat Tanah Nanga Banda Tanpa Putusan Pengadilan, Pemda Dicegat
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Muna, Yanti Setiawati Rusman, sangat mendukung event yang lahir dari gagasan kaum milenial, sepanjang tidak melanggar norma agama juga tidak mengganggu ketertiban umum serta menciderai budaya daerah.
"Saya pikir tidak ada masalah, sepanjang tidak melanggar norma dan aturan," tandasnya. (A)
Penulis: Sunaryo
Editor: Musdar