Sangat Berbahaya, Sampah Medis Bercampur dengan Sampah Rumah Tangga
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Sabtu, 15 Agustus 2020
0 dilihat
Dr Surahma Asti Mulasari, S.Si, M.Kes menyoal permasalahan sampah medis dan sampah rumah tangga. Foto: Affan Safani Adham/Telisik
" Jika dulu sampah semacam itu dihasilkan oleh rumah sakit, maka sekarang dari rumah tangga juga ikut menyumbang. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Lembaga Ocean Conservancy memaparkan data, sejak pandemi COVID-19 dimulai, setiap bulan manusia menghasilkan 129 miliar sampah masker dan 65 miliar sarung tangan sekali pakai.
Sebagian besar sampah itu tidak dibuang dengan benar dan berakhir di laut. Dan, permasalahan sampah menjadi hal yang penting untuk dibicarakan. "Karena banyak orang yang belum memikirkan masalah lingkungan," kata Dr Surahma Asti Mulasari, S.Si, M.Kes, dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (15/8/2020).
Dikatakannya, fokus mereka teralihkan tentang kesehatan dan ekonomi. Di era pandemi COVID-19, ada tambahan jenis sampah medis seperti masker, sarung tangan, dan alat pelindung diri (APD).
"Jika dulu sampah semacam itu dihasilkan oleh rumah sakit, maka sekarang dari rumah tangga juga ikut menyumbang," tandasnya.
Bagi Surahma Asti Mulasari, sampah yang menumpuk berpotensi jadi media penyebar virus. "Sehingga sampah medis yang bercampur dengan sampah rumah tangga lainnya menjadi sangat berbahaya," ungkapnya.
Ketika menjelaskan tentang pengelolaan sampah rumah tangga era COVID-19, Surahma Asti Mulasari juga menyinggung soal riset yang telah dilakukannya. "Terjadi peningkatan 20 persen sampah masker dari rumah tangga," jelasnya.
Baca juga: Usai Beri Nasehat Perkawinan, Staf Khusus Wali Kota Baubau Lutfi Hasmar Tutup Usia
Dikatakannya, UAD Yogyakarta juga telah melakukan riset soal pengelolaan sampah terhadap mahasiswa yang mudik. Hasilnya, lebih dari 85 persen mahasiswa tidak tahu cara mengelola sampah medis sehingga masih mencampur dengan sampah lainnya.
"Artinya, masyarakat perlu edukasi tentang pengelolaan sampah yang benar," terangnya.
Dilipat, digunting, dipisahkan dengan sampah lainnya serta dimasukkan ke kantong plastik lalu ditutup, merupakan cara yang tepat untuk mengelola sampah medis.
UAD Yogyakarta melalui Satuan Tugas COVID-19 juga sudah melakukan imbauan dan penerapan protokol kesehatan serta menyediakan tempat khusus sampah medis di lingkungan kampus.
Saat ini bisa digunakan berbagai macam cara untuk mengedukasi masyarakat soal pengelolaan sampah medis, misalnya lewat webinar dan media sosial.
Selain itu UAD Yogyakarta juga mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ekuivalen 2020 yang berisi penjelasan kepada masyarakat soal ketahanan keluarga, pencegahan virus, serta pengelolaan sampah medis sebagai upaya menciptakan hidup yang lebih sehat.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali