Selain Wisata, Ini Rekomendasi Kriya Khas Wakatobi

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Senin, 13 September 2021
0 dilihat
Selain Wisata, Ini Rekomendasi Kriya Khas Wakatobi
Suhaeri sang pemilik kreatif Bambu Kapota. Foto: Ist.

" Di antara produk UMKM khas di Wakatobi yakni, berupa kriya yang dapat mempercantik dekorasi rumah. "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Kabupaten Wakatobi tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata bahari, namun juga menyimpan potensi wisata lain seperti wisata kuliner dan penjualan ragam produk UMKM.

Di antara produk UMKM khas di Wakatobi yakni, berupa kriya yang dapat mempercantik dekorasi rumah.

Cukup dengan menambahkan elemen sederhana di ruangan sebagai dekorasi, sehingga memberikan suasana baru yang lebih nyaman dan hangat.

Berikut kriya khas Wakatobi yang dapat memperindah dekorasi rumah:

 

Owner Menturu Craft, Jaka, sedang membuat kerajinan dari daun pandan Foto: Ist.

 

1. Menturu Craft

Sudah tahu belum kalau daun pandan yang biasa tumbuh di hutan bisa dibuat menjadi kerajinan tangan unik nan cantik? Bagi para pecinta seni kriya bisa menemukan produk tersebut di Menturu Craft bertempat di Desa Longa Kecamatan Wangi-Wangi.

Menturu Craft sendiri telah berdiri sejak tahun 1999 dan tetap eksis sampai saat ini. Dimana pemilik dari pengrajin kriya ini diwariskan secara turun temurun dari sang pemilik pertama.

Salah satu yang menjadi bahan dalam produk di sini adalah daun pandan, serat kulit kayu, dan buah nyamplung.

Tempat tisu dan souvenir sendiri banyak diminati di menturu craft ini, dimana anyaman berupa tempat tisu untuk penghias meja ruang tamu jadi primadona.

“Produk yang amat laku di sini adalah tempat tisu yang biasanya dibandrol dengan harga Rp 80 ribu. Untuk proses pembuatan sendiri, pertama daun pandan diambil dari hutan kemudian dibersihkan lalu dijemur baru dianyam," kata Owner Menturu Craft, Jaka, Minggu (12/9/2021).

"Sedangkan untuk bahan kulit serat kayu membutuhkan 7 hari untuk proses penjemuran kemudian dapat dibuatkan kerajinan,” sambungnya.

Lebih lanjut, menturu craft banyak diburu dari konsumen lokal maupun mancanegara. Namun karena pandemi COVID-19 omset mengalami penurunan.

Para turis yang belanja untuk oleh-oleh atau sekedar singgah sudah jarang ke menturu craft.

Baca juga: 6 Destinasi Wisata Favorit Kolaka, dari Kampung Cokelat hingga Sungai Terpendek Dunia

Baca juga: Menapaki Indahnya Panorama Pantai Koguna di Buton

2. Suhaeri Kreatif Bambu Kapota

Selain dari daun pandan, pecinta kerajinan juga bisa mengoleksi produk kriya yang terbuat dari bambu. Kalau penyuka interior design bernuansa artistik, furniture produk olahan kriya bambu Suhaeri Kreatif Bambu Kapota jadi pilihan untuk menghidupkan suasana asri di ruangan rumah.

“Kursi ranjang, piring-piring ijuk, kap lampu gantung yang saya modifikasi dari anyaman bambu. Untuk tirai bambu permeter dijual seharga Rp 75 ribu kalau kursi satu set dengan meja seharga Rp 1 juta," ungkap Suhaeri pemilik usaha kriya bambu Kapota.

Selain itu, pengolahan bambu sendiri untuk 1 set kursi dan meja dibuat mulai dari mengukur panjang dan lebar kemudian direndam di air laut selama 2 minggu.

Untuk memberikan kekebalan bambu daripada bubu/ hama. Proses pembuatannya sendiri dibuat dalam jangka 10 hari.

“Saya membuat produk berdasarkan permintaan, sampai saat ini pelanggan saya terdiri dari beberapa kepala dinas, asisten 1 dan kepala badan promosi pariwisata Wakatobi," ujarnya.

"Kemudian ada beberapa penjual sembako dari Kapota maupun Wangi-Wangi yang turut membeli. Untuk pengantaran sendiri menggunakan jonso reguler sekitar 20 menit ke kabupaten/kota Wangi-Wangi,” tutupnya.

3. Cantika Wakatobi Kreatif

Cantika Wakatobi Kreatif yang berada di Desa Kolo Soha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi merupakan label yang baru berdiri sejak 2011 ini membuat beragam peralatan rumah tangga dari kayu dengan desain yang unik.

Untuk dekorasi rumah produk yang dijual bermacam-macam terdiri dari peralatan dapur, hiasan dinding, papan nama.

"Untuk hiasan dinding biasanya pemesan meminta ukiran jam, kaligrafi, laut, dan terumbu karang,bahkan bunga,” ungkap Ahmad Ode Tarani selaku pemilik usaha Cantika Wakatobi Kreatif.

Setiap produk dibandrol dari harga Rp 50 ribu sampai Rp 15 juta sesuai barang yang dipesan. Jenis kayu yang digunakan dalam proses mengukir yaitu kayu putih dan kayu cendana.

Selain kayu, beberapa pelanggan juga biasanya memesan akar untuk hiasan ruang tamu yang mana untuk bahan harus dipesan khusus sehingga untuk harga sendiri terbilang mahal.

“Memang kami basic-nya kayu, akan tetapi kita juga menerima pesanan untuk pelaminan dari gabus biasanya kami terima. Kemudian yang kami terima juga yaitu ukiran buah ketika ada pesta/hajatan biasanya dipesan khusus ukiran buah (fruit curfing),” pungkasnya.

4. Parang Jaidu

Selain kriya kayu, daun, dan bambu di Wakatobi ada sebuah kriya logam yang tidak kalah menarik yaitu pengrajin kriya logam Parang Jaidu.

Bertempat di Desa Palahidu Kecamatan Binongko, parang dan olahan besi sebagai alat rumah tangga seperti pisau dapur, parang kebun, dan pedang hias. Tentu saja jadi pilihan karena kualitasnya yang tajam dan awet.

Ujung parang sendiri berbentuk segitiga siku-siku, persis seperti parang yang dipegang pahlawan nasional Kapitan Pattimura dalam gambar uang kertas pecahan Rp 1.000 edisi tahun 2000.

"Pembuatan parang dimulai dengan memotong pelat besi atau per mobil sesuai ukuran bilah yang akan dibuat. Setelah itu, besi dipanaskan di tungku berbahan bakar arang, kemudian ditempa hingga pipih dan berbentuk parang. Proses selanjutnya adalah merapikan permukaan bilah dengan gerinda sebelum memasuki proses akhir berupa penyepuhan, " Ungkap Jaidu selaku pemilik usaha

Ia mengaku biasanya dapat membuat minimal 20 parang ukuran standar, yakni dengan panjang bilah 40 sentimeter. Hasil buatannya dipasarkan ke pemborong sekaligus pedagang yang memasarkan parang buatannya.

"Dari tahun 2008 parang-parang ini sudah dipasarkan secara lokal, menyeberang pulau dari bagian Wakatobi hingga daerah Baubau," tuturnya. (A)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga