Siapa Jihad Islam Palestina? Kelompok Kecil yang Ditakuti Israel-AS
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Senin, 08 Agustus 2022
0 dilihat
Kelompok Jihad Islam Palestina yang siap melawan Zionis Israel. Foto: Repro google.com
" Jihad Islam adalah kelompok yang lebih kecil dari dua faksi utama Palestina di Jalur Gaza. Anggota PIJ juga dilaporkan tak lebih banyak dari pada kelompok Hamas "
GAZA, TELISIK.ID - Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza. Kali ini, mereka menghadapi kelompok Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad atau PIJ).
Dikutip dari Republika.co.id, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza pada Jumat (5/8/2022) lalu.
Pada serangan kali ini, pihak Israel membidik markas atau situs Jihad Islam. Komandan Jihad Islam, Tayseer al-Jaabari, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Jihad Islam akhirnya membalas serangan Israel pada Jumat malam. Mereka meluncurkan lebih dari 100 roket ke kota-kota di Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv.
Setelah melakukan serangan udara di Gaza, dikutip dari cnbcindonesia.com, Perdana Menteri Israel Yair Lapid menggambarkan kelompok PIJ sebagai "proksi Iran yang ingin menghancurkan negara Israel".
Meskipun tidak memiliki roket jarak jauh seperti kelompok Hamas yang mengatur Gaza, PIJ memiliki gudang senjata kecil, mortir, roket dan rudal anti-tank yang signifikan, dan sayap bersenjata aktif yang disebut Brigade al-Quds.
"Jihad Islam dikenal menentang proses perdamaian dan pendekatan negosiasi dengan Israel. Ini mengadopsi perjuangan bersenjata melawan pendudukan Israel seperti Hamas. Jihad Islam adalah sekutu yang sangat dekat dengan Iran. Karena hubungannya dengan Iran, kami melihat salah satu penyebab serangan Israel," kata Ibrahim Fraihat dari Institut Doha, melansir Al Jazeera.
Baca Juga: Perang Roket, Israel-Jihad Islam Palestina Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
Kelompok PIJ didirikan pada tahun 1981 oleh para mahasiswa Palestina di Mesir dengan tujuan mendirikan negaranya di Tepi Barat (West Bank) yang diduduki, Gaza dan daerah lain yang sekarang disebut Israel.
Jihad Islam adalah kelompok yang lebih kecil dari dua faksi utama Palestina di Jalur Gaza. Anggota PIJ juga dilaporkan tak lebih banyak dari pada kelompok Hamas.
"Meskipun kelompok kecil, Jihad Islam sangat efisien dan sangat terorganisir. Ada tatanan yang kuat di dalam partai itu sendiri... Meskipun ukurannya kecil, ia telah berpartisipasi dalam semua konfrontasi dengan Israel," kata Fraihat.
Jihad Islam Palestina telah menjadi kekuatan pendorong dalam konfrontasi dengan pasukan Israel. Keanggotaan PIJ pun sulit dipastikan. World Factbook CIA memperkirakan ada sekitar 1.000 pejuang hingga beberapa ribu anggota pada 2021 lalu.
Tidak seperti Hamas, PIJ menolak untuk mengikuti pemilu dan tampaknya tidak memiliki ambisi untuk membentuk pemerintahan di Gaza atau Tepi Barat.
Baik Hamas, yang telah berperang lima kali dengan Israel sejak 2009, dan PIJ terdaftar sebagai "organisasi teroris" oleh Barat. Keduanya mendapatkan dana dan senjata dari Iran, di mana pemimpin PIJ Ziad al-Nakhalah bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada hari penyerangan.
Iran memasok PIJ dengan pelatihan, keahlian, dan uang, tetapi sebagian besar senjata kelompok itu diproduksi secara lokal.
Meskipun basisnya adalah Gaza, PIJ juga memiliki kepemimpinan di Lebanon dan Suriah, di mana ia memelihara hubungan dekat dengan para pejabat Iran.
Komandan PIJ yang terbunuh oleh pasukan Israel, Al-Jabari, menggantikan Bahaa Abu El-Atta yang juga terbunuh oleh pasukan Israel dalam serangan tahun 2019.
Pembunuhan El-Atta adalah pembunuhan profil tinggi pertama terhadap tokoh Jihad Islam oleh pasukan Israel sejak perang 2014 di Jalur Gaza.
Al-Jabari, berusia 50 tahun, merupakan anggota "dewan militer" Jihad Islam, badan pembuat keputusan kelompok itu di Gaza. Dia bertanggung jawab atas kegiatan Jihad Islam di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara selama serangan tahun 2021 oleh pasukan Israel, ketika selama 11 hari pertempuran setidaknya 260 orang tewas Gaza dan 13 di Israel.
Kelompok ini juga mempertahankan kehadiran yang signifikan di kota Jenin Tepi Barat, di mana Bassam al-Saadi, seorang pemimpin senior gerakan itu ditangkap pekan lalu dan memicu krisis.
Baca Juga: Israel Bombardir Jalur Gaza, Warga dan Komandan Kelompok Jihad Palestina Tewas
Pemimpin Jihad Islam, Ziad al-Nakhalah telah menjanjikan serangan balas dendam terhadap Israel atas pemboman yang mematikan.
Dia mengatakan, Jihad Islam akan menargetkan Tel Aviv dan kota-kota lain. Serangkaian ledakan terdengar dan terlihat pada Sabtu (6/8/2022) malam di Tel Aviv.
“Musuh Zionis memulai agresi ini. Tidak akan ada gencatan senjata setelah pemboman ini. Tidak ada garis merah dalam pertempuran ini. Tel Aviv juga akan menjadi salah satu target rudal perlawanan seperti semua kota Zionis," kata al-Nakhalah.
Terbaru, kedua pihak Israel dan Jihad Islam Palestina menyepakati untuk melakukan genjatan senjata di jalur Gaza pada Minggu (7/8/2022).
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Mesir itu diharapkan dapat mengakhiri tiga hari konflik intens kedua belah pihak di Gaza. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali