STQH Nasional di Sulawesi Tenggara jadi Momentum Kebangkitan Nilai Qurani dan Moral Bangsa
Erni Yanti, telisik indonesia
Minggu, 12 Oktober 2025
0 dilihat
Gubernur Sulawesi Tenggara dan Menteri Agama serta Menko PMK saat membuka secara resmi STQH di MTQ Kota Kendari. Foto: Erni Yanti/Telisik.
" Pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Sulawesi Tenggara menjadi lebih dari sekadar ajang keagamaan "

KENDARI, TELISIK.ID - Pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Sulawesi Tenggara menjadi lebih dari sekadar ajang keagamaan. Di balik lantunan ayat suci, kegiatan ini dipandang sebagai momentum kebangkitan moral, ilmu dan peradaban bangsa.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada daerahnya sebagai tuan rumah.
“Menjadi tuan rumah STQH adalah kehormatan sekaligus amanah. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik agar seluruh tamu dan kafilah merasa hangat dan nyaman di Bumi Anoa,” ujarnya.
Ia menambahkan, nilai yang terkandung dalam kegiatan ini jauh lebih dalam dari sekadar kompetisi.
“STQH bukan hanya tentang membaca dan menghafal Al-Quran, tapi bagaimana menghidupkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Quran tidak hanya dibaca, tapi diamalkan. Hadis bukan sekadar dihafal, tapi menjadi pedoman moral dan akhlak,” tegasnya.
Baca Juga: Menteri Agama RI Apresiasi STQH Nasional XXVIII di Sultra dan Bangga Indonesia Jadi Rujukan Internasional
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, menyoroti pentingnya keseimbangan antara ilmu dan iman dalam membangun peradaban modern.
“Islam tidak pernah menolak kemajuan. Justru, sejarah membuktikan peradaban Islam pernah memimpin dunia lewat ilmu pengetahuan. Kini saatnya generasi muda Muslim menguasai teknologi dan inovasi tanpa meninggalkan akhlak. Karena kemajuan tanpa moral hanyalah pedang tajam di tangan orang buta,” ujarnya penuh makna.
Sedangkan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menekankan bahwa STQH membawa pesan besar bagi kehidupan sosial dan lingkungan.
Baca Juga: Perancang Maskot STQH Nasional 2025 Sulawesi Tenggara Klaim Unsur Flora dan Fauna Lazim Digunakan, Desain Awal Tanpa Kitab Suci
“Tema tahun ini, Siar Al-Quran dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan, adalah bentuk dzikir sosial. Mencintai alam sama artinya mencintai sesama makhluk dan menghargai ciptaan Allah,” tuturnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan generasi Qurani yang tidak hanya pandai membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan berbangsa.
“Generasi Qurani adalah generasi yang menebar rahmat dan menjaga harmoni,” katanya. (A)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS