Stunting di Sultra Tertinggi Kelima Indonesia, BKKBN Gelar Sosialisasi RAN PASTI

Ruliawan Putra Utama, telisik indonesia
Jumat, 25 Maret 2022
0 dilihat
Stunting di Sultra Tertinggi Kelima Indonesia, BKKBN Gelar Sosialisasi RAN PASTI
Sosialisasi pelaksanaan RAN PASTI yang di laksanakan Perwakilan BKKBN Sultra di salah satu hotel di kendari. Foto: Ruliawan/Telisik

" Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) laksanakan Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting "

KENDARI, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) laksanakan Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI), Jumat (25/3/2022).

Persoalan stunting sendiri bukanlah karena “kutukan”. Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya.  Stunting biasanya pendek, namun walau pendek belum tentu stunting ,serta gangguan kecerdasan.  

Deputi Bidang Latbang BKKBN, Prof Muhammad Rizal Martua Damanik mengungkapkan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memastikan komitmen Pemda dalam percepatan penurunan prevalensi stunting tahun 2024.

"Arahan dari presiden, angka stunting ditargetkan turun menjadi 14 persen di seluruh Indonesia termasuk di Sultra," kata dia.

Selain itu, ia juga menuturkan, RAN PASTI bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya di Sultra.

"Dibutuhkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, karena seluruh dunia termasuk Indonesia akan menghadapi era globalisasi," ucap Damanik.

Lebih lanjut dia mengatakan, tahun 2007, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 36,8 persen artinya dari 100 bayi ada 36 anak baru lahir yang sudah menderita stunting tahun.

"Masalah stunting berarti bayi akan hidup dengan segala ketergantungan, seperti mudah sakit dan perkembangannya tidak optimal," sebutnya.

Baca Juga: Ngajar di SMPN 5 Kendari, Wali Kota Motivasi Siswa Manfaatkan Waktu dengan Tepat

Meski tiap tahun mengalami penurunan sebesar 0,3 persen, namun Presiden Joko Widodo meminta penurunan kasus stunting dipercepat.

Sementara itu, Wakil gubernur Sultra, Lukman Abunawas mengucapkan, penurunan kasus kekerdilan anak di Provinsi Sultra memerlukan sinergitas dan dukungan dari semua pihak.

"Apalagi Sultra masuk ke dalam urutan kelima angka stunting tertinggi di Indonesia," tuturnya.

Untuk diketahui, persentase kasus kekurangan gizi kronis di Sultra saat ini mencapai 30,2 persen.

Menurut keterangan Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar, daerah dengan angka stunting melebihi 30 persen yakni Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Konawe Kepulauan, dan Muna.

Baca Juga: Tak Dapat Kupon Antrean Minyak Goreng, Ibu Ini Marah-Marah

"Persoalannya, salah satu masalah kesehatan itu kurang konsumsi ikan. Ikannya dijual di pasar, hasilnya dipakai beli mie untuk di makan," pungkasnya.

Sosialisasi tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) antara lain Wakil Gubernur Sultra, Sekda Sultra, wali kota dan bupati se-Sultra, serta beberapa OPD tingkat kabupaten/kota. (C-Adv)

Reporter: Ruliawan Putra Utama

Editor: Kardin

Baca Juga