Sudah Bangkrut, Begini Perjalanan Tupperware Andalan Emak-Emak dengan Garansi Seumur Hidup

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 21 September 2024
0 dilihat
Sudah Bangkrut, Begini Perjalanan Tupperware Andalan Emak-Emak dengan Garansi Seumur Hidup
Tupperware, penyedia wadah plastik ini bertahun-tahun berjuang dengan menurunnya permintaan, sampai mengalami kebangkrutan. Foto: Repro shop.tupperware

" Setelah berjuang dengan menurunnya permintaan dan meningkatnya kerugian, induk perusahaan Tupperware, Tupperware Brands di Amerika Serikat, akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan "

KENDARI, TELISIK.ID - Rumah tangga Indonesia tampaknya akan kehilangan salah satu peralatan plastik yang paling digemari, Tupperware, yang dikenal karena garansi seumur hidupnya.

Setelah berjuang dengan menurunnya permintaan dan meningkatnya kerugian, induk perusahaan Tupperware, Tupperware Brands di Amerika Serikat, akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Langkah ini mengisyaratkan akhir dari sebuah era dalam dunia penyimpanan makanan, terutama bagi para ibu rumah tangga yang selama ini mengandalkan produk ini.

Perusahaan ini telah mengalami kesulitan selama bertahun-tahun, dengan permintaan yang terus menurun dan tekanan finansial yang semakin berat. Upaya untuk bangkit tampaknya tidak cukup untuk menyelamatkan bisnis ini dari kebangkrutan.

Tupperware yang pernah menjadi pilihan utama dalam penyimpanan makanan dan punya garansi seumur hidup, kini menghadapi masa depan yang tidak menentu setelah induk perusahaannya mengajukan perlindungan kebangkrutan dengan utang sebesar $ 818 juta (Rp 214 triliun).

Sejarah Tupperware yang Mendunia

Mengutip dari Tempo, Sabtu (21/9/2024), Tupperware lahir pada tahun 1940-an dari inovasi Earl Tupper, seorang ahli kimia yang menemukan cara membuat wadah plastik dari limbah terak polietilena. Wadah ini dirancang untuk menyimpan makanan dengan lebih baik, dengan fitur kedap udara yang menjaga kesegaran makanan lebih lama.

Pada masa itu, produk Tupperware tidak dijual di department store, tetapi melalui metode penjualan langsung yang dikenal sebagai "party plan", sebuah konsep yang diinisiasi oleh Brownie Wise.

Baca Juga: Alasan Krusial Gen Z Mulai Tinggalkan Google sebagai Mesin Pencari

Wise, yang awalnya seorang kolumnis saran, memperkenalkan strategi pemasaran ini dengan mengadakan pesta di rumah-rumah dimana wanita berkumpul untuk membeli produk Tupperware. Strategi ini sukses besar, bahkan seorang wanita berhasil menjual 56 mangkuk dalam satu minggu, membuktikan betapa populernya produk ini di kalangan ibu rumah tangga.

Perkembangan Bisnis Tupperware di Era 1950-1970

Pada tahun 1950-an, Wise diangkat sebagai wakil presiden pemasaran untuk Tupperware Parties Inc. dan membantu memperkuat citra Tupperware sebagai produk berkualitas dengan garansi seumur hidup. Namun, pada tahun 1958, Earl Tupper memutuskan untuk menjual bisnisnya ke Rexall Drugs dengan nilai $ 16 juta, dan memecat Wise.

Memasuki tahun 1960-an, Tupperware terus memperluas pasarnya, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa, Amerika Tengah, dan Selatan. Pesta Tupperware menjadi salah satu teknik penjualan yang sangat populer di berbagai negara, menjadikan produk ini semakin mendunia.

Pada tahun 1970-an, perusahaan memperluas portofolionya dengan memproduksi mainan seperti Shape-O Toy, sebuah bola plastik warna-warni yang terkenal. Pada tahun 1976, penjualan Tupperware mencapai lebih dari setengah miliar, menunjukkan betapa kuatnya brand ini di pasar global.

Tantangan dan Penurunan Penjualan di Era 1980-1990

Pada tahun 1980-an, persaingan mulai muncul dari merek-merek lain seperti Rubbermaid dan Glad yang menawarkan alternatif lebih murah. Di sisi lain, perubahan sosial dimana semakin banyak perempuan yang bekerja juga mengurangi waktu mereka untuk menghadiri pesta Tupperware, yang berdampak pada penurunan penjualan.

Namun, Tupperware mencoba berinovasi dengan memperkenalkan produk baru seperti Sandwich Keeper dan Lunch 'N Bags untuk tetap relevan di pasaran.

Pada tahun 1990-an, meskipun penjualan di AS menurun, Tupperware masih berhasil mempertahankan pasar internasionalnya. Perusahaan ini beralih ke pemasaran langsung melalui katalog, yang berhasil meningkatkan keuntungan di pertengahan dekade.

Kebangkitan dan Keterpurukan di Era 2000-an

Memasuki tahun 2000-an, bisnis Tupperware kembali melambat, meskipun ada upaya untuk menjalin kerjasama dengan jaringan ritel seperti Target Corp. Pandemi COVID-19 sempat membawa kebangkitan bagi Tupperware, ketika lebih banyak orang Amerika kembali memasak di rumah.

Baca Juga: Ini Dampak Buruk Sering Balas Chat Pakai Emoji Jempol

Namun, kebangkitan tersebut tidak bertahan lama. Ketika pembatasan pandemi mulai dilonggarkan, penjualan Tupperware kembali merosot, terutama karena meningkatnya biaya bahan baku, tenaga kerja, dan pengiriman.

Persaingan dari merek lain seperti Rubbermaid dan Glad semakin memperparah kondisi Tupperware. Di tengah tekanan ini, Tupperware sempat menjadi perhatian di kalangan investor ritel yang berfokus pada saham perusahaan yang sedang berjuang, tetapi hal ini tidak mampu mengubah nasib perusahaan.

Masa Depan Tupperware

Pada bulan September 2024, Tupperware akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan, mengakhiri perjalanan panjangnya sebagai pemimpin pasar wadah plastik. Meskipun perusahaan masih berencana untuk terus menjual produk selama proses kebangkrutan, masa depannya tetap tidak pasti.

Dengan sejarah yang begitu kaya dan penuh inovasi, kebangkrutan Tupperware menandai akhir dari sebuah era dalam dunia peralatan rumah tangga. Terlepas dari semua tantangan yang dihadapi, Tupperware akan selalu dikenang sebagai merek yang pernah mendominasi dapur-dapur di seluruh dunia. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga