Tak Ingin Harap Iba, Nenek Ini Rela Jualan Sayur hingga Malam
Wa Ode Umratul Khazanah, telisik indonesia
Rabu, 22 September 2021
0 dilihat
Nek Tio sedang berjualan sayur di pinggir jalan di kawasan Kota Kendari. Foto: Wa Ode Umratul Khazanah/Telisik
" Tio tinggal bersama putra bungsunya di Lorong Pandawa, Mandonga, Kota Kendari. "
KENDARI, TELISIK.ID - Setiap orang pasti menginginkan masa tua yang bahagia, hidup tenang tanpa harus memikirkan besok harus makan apa.
Idealnya, masa tua mestinya dilalui dengan bahagia. Menikmati hujanan kasih dan sayang dari anak cucu tercinta. Namun sayangnya, hal ini tidak dapat dirasakan oleh seorang nenek asal Tongkuno, Kabupaten Muna, Tio.
Saat ini, Tio tinggal bersama putra bungsunya di Lorong Pandawa, Mandonga, Kota Kendari.
Tio yang nampak renta merupakan ibu dari enam orang anak (tiga orang telah meninggal dunia) dan nenek dari empat orang cucu. Ia bahkan lupa sudah berapa lama ia hidup di dunia ini.
Setiap hari, dari pukul 15.00 Wita hingga 21.00 Wita, ia berjualan sayur di pinggir jalan di Kawasan Pasar Lawata Kota Kendari. Hal tersebut dilakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Setiap hari saya jualan sayur, karena kalau tidak berjualan, saya harus makan apa," ungkapnya, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Kisah Siswa SMP di Kendari, Dalam Dekapan Malam dan Bak Sampah
Baca juga: Ojek Perahu, Memilih Bertahan di Bawah Megahnya Jembatan Teluk Kendari
Namun begitu, penghasilannya pun tidak menentu. Jika untung dalam sehari ia bisa mendapatkan Rp 200 ribu, atau jika bernasib buruk, ia hanya bisa membawa pulang uang Rp 50 ribu.
Kepada telisik.id, ia mengaku tak ingin menjadi beban bagi anak-anaknya yang kini sudah mempunyai kehidupannya masing-masing.
Tio sudah melakoni profesi ini sejak puluhan tahun yang lalu setelah ditinggal oleh suaminya, yang pergi menghadap Sang Ilahi.
"Saya sudah lupa kapan tepatnya saya mulai berjualan, tapi yang pasti sudah puluhan tahun, sejak suami saya meninggal dunia," tambahnya.
Meski demikian, di usianya yang semakin tua, ia tak ingin berpangku tangan, mengharap iba dari orang lain. Tio juga mengaku tak bisa hidup jika hanya duduk diam di rumah. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan kerja keras.
"Saya tidak bisa kalau hanya duduk diam, sakit-sakit badanku. sejak kecil saya sudah terbiasa bekerja keras," pungkasnya. (C)
Reporter: Wa Ode Umratul Khazanah
Editor: Fitrah Nugraha