Tarian Kolosal Asal Wakatobi Dilestarikan Lewat Deklarasi Sekolah Ramah Anak
Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Rabu, 15 Desember 2021
0 dilihat
Pertunjukan Traian Kolosal siswa SMPN 1 Wangi-Wangi dalam Deklarasi Sekolah Ramah Anak. Foto: Ist.
" Deklarasi Sekolah Ramah Anak dimeriahkan dengan pertunjukan tari Kolosal budaya Maritim yang dimainkan oleh sebanyak 145 orang penari yang berasal dari pelajar SMPN 1 Wangi-Wangi "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Seni dalam mendidik ibarat memberi warna pada kanvas kehidupan siswa. Setiap peserta didik sudah tentu memiliki keunikan yang khas budaya.
Seperti halnya yang tergambar pada kemeriahan pertunjukan tarian Kolosal di SMPN 1 Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (15/12/2021). Pertunjukan Tarian Kolosal dalam rangka mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak.
Deklarasi tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan tari Kolosal budaya Maritim yang dimainkan oleh sebanyak 145 orang penari yang berasal dari pelajar SMPN 1 Wangi-Wangi.
Pertunjukkan tari Kolosal tersebut dipandu oleh kepala SMPN 1 Wangi-Wangi bersama sangar tari sekolah. Dalam pertunjukan, penari Kolosal budaya maritime mengankat tema Budaya Maritim Dalam Tantangan Zaman.
Baca Juga: Dermaga Wisata Barakati Tomia, Tawarkan Pesona Laut di Ujung Pulau
Dengan diiringi dengan lagu khas daerah Wakatobi, tarian ini memiliki 5 pesan yaitu pertama Wakatobi adalah daerah maritim yang kaya akan keindahan laut. Kkedua aktivitas budaya terdapat di darat.
Kemudian ketiga, maritim dalam kondisi lautnya, sehingga dalam kesulitan saling bahu membahu dalam menolong. Keempat, masuknya era atau zaman modern, dan terakhir kekuatan leluhur yaitu agama budaya leluhur.
“Penampilan anak-anak memukau dan banyak orang tua siswa yang mendukung dalam kegiatan tersebut. Walaupun sederhana justru membuat kesan yang luar biasa, terutama orang tua siswa,” kata Mani Muhdar, Kepala SMPN 1 Wangi-Wangi.
Mani Muhdar menjelaskan, pertunjukan dalam bentuk mendukung sekolah ramah anak ini, diharapakan dapat ditindaklanjuti siswa dalam sekolah.
“Semua kolaborasi masyarakat mendukung agar anak bisa nyaman dalam proses pendidikannya. Tidak ada diskriminasi, tidak ada tekanan, serta bebas dari pornorafi dan porno aksi. Dengan deklarasi kita harapkan hal ini bisa diminimalisir,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Wakatobi, Ali mengungkapkan apresiasinya terhadap pihak sekolah.
Baca Juga: Indah dan Unik, Gunung Batu Sangia Belum Ditetapkan Cagar Budaya
“Deklarasi Sekolah Ramah Anak merupakan upanya kita dalam menciptakan pendidikan yang ramah anak,” ujar Ali.
Dengan Sekolah Ramah Anak ini, maka anak akan lebih nyaman dalam belajar sehingga akan lebih meningkatkan kualitas pendidikan di Wakatobi.
Deklarasi Sekolah Ramah Anak di SMPN 1 Wangi-Wangi tersebut ditandai dengan penandatangan MoU antara Kepala SMPN 1 Wangi-Wangi, ketua Komite Sekolah, perwakilan Paguyuban Orang Tua murid dan perwakilan siswa. (B)
Reporter: Boy Candra Ferniawan
Editor: Fitrah Nugraha