Terungkap, Ini Alasan Presiden Rusia Serang Ukraina
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 06 Maret 2022
0 dilihat
Tentara Rusia bergerak menuju Ukraina. Foto: Repro Reuters
" Serangan Rusia terhadap Ukraina menjadi perhatian masyarakat dunia. Berbagai dukungan dan kecaman pun silih berganti dari banyak negara "
RUSIA, TELISIK.ID - Serangan Rusia terhadap Ukraina menjadi perhatian masyarakat dunia. Berbagai dukungan dan kecaman pun silih berganti dari banyak negara.
Melansir okezone.com, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pihaknya memilih untuk menyerang Ukraina di luar perbatasan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) untuk mencegah Barat memasok "nasionalis dan radikal" dengan berbagai sumber daya, seperti senjata dan uang tanpa henti.
Vladimir Putin mengaku, dia telah memerintahkan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina pekan lalu untuk menetralisir "ancaman nyata" yang datang dari Kiev dan NATO.
Moskow telah lama memprotes infrastruktur militer Barat di sepanjang perbatasannya dan aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS).
“Mereka mulai mengatakan lebih aktif bahwa mereka akan mengakui [Ukraina] ke NATO. Ini akan mengarah pada apa? Semua anggota aliansi lainnya harus mendukung Ukraina jika terjadi konflik militer,” kata Putin pada Sabtu (5/3/2022).
“Mereka akan [menyerang] Krimea, dan kami akan dipaksa berperang dengan NATO. Apakah Anda mengerti konsekuensinya?,” lanjutnya.
Presiden menyatakan bahwa dia ingin Ukraina menjadi negara netral.
“Mari kita dapatkan senjata nuklir, kata mereka [di Ukraina]. Kami tidak bisa mengabaikannya begitu saja,” kata Putin, merujuk pada pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky bulan lalu bahwa Kiev mungkin terpaksa mempertimbangkan kembali statusnya sebagai negara non-senjata nuklir.
Baca Juga: Dibombardir Rusia, Presiden Ukraina Minta Bantuan Orang Yahudi di Seluruh Dunia
Dia menambahkan bahwa pasukan Rusia “secara praktis selesai” menghancurkan situs militer Ukraina, seperti pertahanan udara dan depot senjata.
Krimea diketahui memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Saat itulah DPR dan LPR memisahkan diri dari Ukraina.
Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari, dengan alasan membela DPR dan LPR. Putin juga mengklaim dia sedang mencari “demiliterisasi dan denazifikasi” negara itu.
Kiev mengatakan, serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan meminta bantuan masyarakat internasional.
Sejak saat itu, banyak negara, termasuk AS, Inggris, dan negara anggota Uni Eropa (UE) memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia.
Sejak Rusia melakukan invasi sepekan lalu, lebih dari satu juta orang sudah meninggalkan Ukraina.
Baca Juga: Tentara Rusia Menangis saat Menyerah ke Ukraina
Mengutip Suara.com - jaringan Telisik.id, dari jumlah tersebut Badan Pengungsi PBB UNHCR menyebut, jumlah pengungsian di Ukraina menjadi yang terbesar sejauh ini di abad ke-21.
Angka yang dikeluarkan badan PBB tersebut berarti lebih dari 2 persen warga Ukraina sudah meninggalkan tempat kediaman mereka dalam tujuh hari terakhir. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Kardin