Tiba di Bali Disambut Luhut, 3 Sisi Gelap Pangeran Arab Mohammad Bin Salman

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Selasa, 15 November 2022
0 dilihat
Tiba di Bali Disambut Luhut, 3 Sisi Gelap Pangeran Arab Mohammad Bin Salman
Putra Mahkota Mohammad bin Salman tiba di Indonesia untuk menghadiri KTT G20, di Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Foto: Getty Image

" Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) tiba di Indonesia untuk menghadiri KTT G20, di Bali, Selasa (15/11/2022) pagi "

BALI, TELISIK.ID - Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) tiba di Indonesia untuk menghadiri KTT G20, di Bali, Selasa (15/11/2022) pagi.

Melansir Okezone.com, Pangeran MBS datang ke Bali untuk mewakili sang ayah, Raja Salman, memimpin delegasi Saudi di forum 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.

Pangeran Mohammed juga akan mengunjungi negara-negara Asia lainnya sebagai bagian dari perjalanan itu.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Sudah 17 Kepala Negara Nyatakan Siap Hadiri KTT G20

Namun tidak dirinci nama-nama negara yang dimaksud. Partisipasi pewaris takhta Saudi dalam KTT G20 di Bali terjadi pada saat hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat atas pasokan energi dan konflik Rusia-Ukraina.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyambut kedatangan Pangeran MBS beserta rombongan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Berikut 4 sisi gelap Muhammed Bin Salman dilansir dari berbagai sumber:

1. Perang sipil di Yaman

Pada 2015, Arab Saudi mengintervensi perang saudara di Yaman dengan meluncurkan lebih dari 1.600 serangan lewat udara yang menargetkan pemberontak Houthi. Aktivis HAM telah menuduh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi membom warga sipil, rumah sakit, sekolah dan infrastruktur lainnya tanpa pandang bulu.

Sejak 2015, setidaknya 10.000 orang tewas dalam perang sipil Yaman. Ribuan orang lainnya dilaporkan meninggal akibat kelaparan dan jutaan orang hilang.

2. Penahanan politisi dan pengusaha Arab Saudi

Melansir Tempo.co, pada 2017 pasukan keamanan Arab Saudi menangkap puluhan orang-orang kaya di Arab Saudi dan para pesaing politiknya. Langkah ini disebutnya sebagai upaya untuk memerangi korupsi di kalangan pejabat eselon Kerajaan Arab Saudi.

Baca Juga: Dianugerahi Gelar Doktor HC di PKNU Korsel, Puan Mengaku Terlahir dari Keluarga Politisi Negarawan

Para pengusaha itu ditahan selama berminggu-minggu di hotel mewah Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi. Beberapa orang dilaporkan dianiaya secara fisik. Laporan New York Times mengatakan 17 tahanan bahkan membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah kekerasan fisik yang dialami.

3. Dalang dibalik krisis GCC

Pada 5 Juni 2017, empat negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade perdagangan dengan Qatar. Langkah untuk memutuskan hubungan dan memblokade Qatar nampaknya didorong oleh Mohammed bin Salman dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang tidak mencapai kata sepakat dengan Qatar terhadap pembagian kursi di Dewan Kerjasama negara-negara Teluk atau GCC.

Tekanan dari mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, disebut telah menyebabkan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, mundur dari blokade ini. Terlebih karena Putra Mahkota khawatir bahwa invasi ini akan merusak hubungan jangka panjang Arab Saudi dengan Amerika Serikat. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga