Tiga Icon Baru Siap Dibangun di Kota Baubau

Ridwan Amsyah, telisik indonesia
Minggu, 31 Januari 2021
0 dilihat
Tiga Icon Baru Siap Dibangun di Kota Baubau
Gubernur Ali Mazi (baju putih) dan Wali Kota Baubau (peci hitam) di Kota Mara Baubau. Foto: Ridwan/Telisik

" Bayangkan saya rencanakan sejak 2003, nanti 2021 baru terlaksana. Mudah-mudahan karena pemerintah pusat serius, pemerintah daerah juga harus serius karena dukungan baik moril maupun finansial pemerintah pusat sangat mendukung. "

BAUBAU, TELESIK.ID - Gubernur Ali Mazi meninjau lokasi pembangunan tugu Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo, perluasan Bandara Betoambari, hingga lokasi pembangunan Jembatan Buton-Muna di Kota Baubau.

Mengusung visi gerakan akselerasi pembangunan daratan dan lautan (Garbarata), Pemprov Sultra siap membangun sejumlah icon baru di daerah eks pusat Kesultanan Buton itu.

Ditanyai awak media usai meninjau lokasi di Kepton, Ali Mazi mengaku sampai saat ini belum ada kendala terkait pembangunan Jembatan Buton-Muna. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah dan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau sudah siap melakukan pembebasan lahan.

“Mudah-mudahan setelah DID-nya selesai kita bisa lakukan evaluasi khususnya masalah tanah. Saya imbau masyarakat mendukung karena ini menjadi salah satu icon dunia juga,” ucap Gubernur Sultra, Ali Mazi kepada sejumlah wartawan, Sabtu (30/01/2021).

Ia juga menerangkan, dirinya sudah merencanakan pembangunan Jembatan Buton-Muna sejak 17 tahun lalu atau sejak tahun 2003. Kala itu, ia menjabat Gubernur Sultra di periode pertamanya. Namun nanti di periode kedua rencananya itu terlaksana.

“Bayangkan saya rencanakan sejak 2003, nanti 2021 baru terlaksana. Mudah-mudahan karena pemerintah pusat serius, pemerintah daerah juga harus serius karena dukungan baik moril maupun finansial pemerintah pusat sangat mendukung,” ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Ali Mazi Geram Terhadap Sejumlah Kadis di Kota Baubau

Ali Mazi menjelaskan Jembatan Buton-Muna tidak akan menjadi sekedar jembatan penyeberangan saja. Akan tetapi, jembatan itu akan menjadi sektor baru pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebab Pemprov Sultra juga akan membangun kawasan pariwisata baru sebagai faktor pendukung.

“Panjangnya 762 meter. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Presiden dan Pak Menteri Pekerjaan Umum (PU). Semoga dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Saya sampaikan, Kepulauan Buton dan Muna harus jadi satu sehingga Sultra menjadi satu kesatuan. Kalau jembatan sudah tersambung, akan ada investor swasta yang masuk yang tentunya mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” bebernya.

Soal perluasan runway Bandara Betoambari, Gubernur Ali Mazi sudah menyampaikan ke pihak Bandara Betoambari agar membuat rencana runway sepanjang 3.000 meter dan lebar 60 meter agar ia sampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

“Kemarin saya sudah bersurat panjangnya 2.500 lebarnya 45. Tapi tadi saya sudah minta Kepala Bandara (Betoambari) jadikan 3.000 supaya bisa dilewati pesawat berbadan lebar dan besar. Kalau begitu udah bisa pakai boeing,” jelas Ali Mazi.

Ia menilai jika sebuah bandara hanya bisa keluar masuk pesawat kecil, maka daerah akan kurang berkembang.

Baca juga: SPAM Kontunaga Kini Milik Pemkab Muna, Warga Mulai Nikmati Air Bersih

"Kalau cuma dilewati pesawat kecil kapan untung. Minimal jemaah haji bisa berangkat dari situ. Itu yang akan kita kerjakan dan upayakan. Lagi kita desain dan sudah kita anggarkan," tambahnya.

Terkait rencana pembangunan tugu Sultan Himayatuddin, pihaknya tengah melihat letak lokasinya. Menurutnya, patung Oputa Yi Koo harus dibangun di tempat yang elok dipandang dan punya nilai estetika.

“Tadi saya tinjau kira-kira di Kota Mara. Harus estetik juga supaya dilihat bagus. Karena akan jadi icon juga,” ujarnya.

Ali Mazi menegaskan, tugu Sultan Himayatuddin tidak akan menjadi sekedar patung biasa. Pihaknya akan membuatnya menjadi salah satu tempat kunjungan baru untuk masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Bahwa begitu gigihnya ketika itu Oputa Yi Koo berjuang melawan Belanda walaupun dengan bambu runcing dan beberapa pasukan yang setia bergerilya di hutan. Oleh karena itu pemerintah memberikan penghargaan sebagai pahlawan nasional. Sebagai generasi muda kita abadikan patungnya bersama dengan museum sejarah Buton di dalamnya,” ungkapnya. (B)

Reporter: Ridwan Amsyah

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga