Anggota Komisi X DPR RI, Dra. Hj. Tina Nur Alam berharap bantuan Program Indonesia Pintar (BIP) dapat menyalakan semangat belajar anak-anak Sulawesi Tenggara khususnya Konawe Selatan. Foto: Ist
" Anggota Komisi X DPR RI, Dra. Hj. Tina Nur Alam menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) jalur aspirasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Laeya, SDN 9 Laeya, dan SDN 12 Laeya, Kabupaten Konawe Selatan "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Anggota Komisi X DPR RI, Dra. Hj. Tina Nur Alam menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) jalur aspirasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Laeya, SDN 9 Laeya, dan SDN 12 Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, Senin (18/7/2022).
Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan salah satu program bantuan pemerintah yang manfaatnya langsung menyentuh masyarakat. Di awal implementasi, bantuan diberikan berupa uang tunai kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin dalam membiayai pendidikan.
Tina Nur Alam menjelaskan, bantuan PIP tersebut untuk membantu siswa dalam memenuhi kebutuhan personal yang tidak dicakup oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), seperti perlengkapan dan iuran sekolah, seragam, atau transportasi dari rumah ke tempat belajar.
"Semoga bantuan dari jalur aspirasi ini bisa menyalakan semangat belajar anak-anak Sulawesi Tenggara, khususnya Konawe Selatan. Saya ingin anak-anak Sulawesi Tenggara pandai dan tidak tertinggal dari anak-anak daerah lain," tegas Tina.
Besaran PIP untuk SD masing-masing siswa sebesar Rp 450 ribu per tahun. Sementara SMP dan SMA sebesar Rp 750 ribu dan Rp 1 juta.
"Untuk mahasiswa mendapat bea siswa selama 8 semester yang langsung ditransfer ke rekening kampus. Mahasiswa juga mendapat uang saku Rp 5,8 juta per semester," papar Tina.
Koordinator Pendataan Bantuan PIP untuk wilayah Konawe Selatan, H.M. Radhan Algindo Nur Alam, S.H. dalam sambutannya berharap beasiswa yang diperoleh anak-anak Konawe Selatan bisa meningkatkan kualitas pendidikan generasi masa depan Konawe Selatan dan Sulawesi Tenggara pada umumnya.
“Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Saya berharap beasiswa ini bermanfaat untuk anak-anak di Konawe Selatan. Semoga ke depan anak-anak Konawe Selatan bisa terus menggapai cita-citanya dengan pendidikan yang berkualitas,” ujar Radhan.
Sebagai koordinator tim pendataan, Radhan menjelaskan bahwa timnya bergerak dari tingkat kecamatan hingga desa dan dusun sehingga akurasi ketepatan penerima bea siswa bisa terjaga
Kepala SDN 2 Laeya, Nuraidah, S.Pd., mengingatkan kepada orang tua/wali siswa agar tertib administrasi. Menurutnya, data antara akta lahir siswa, kartu keluarga, dan KTP orang tua harus sinkron.
"Kalau data tidak sama, pengajuan akan langsung ditolak oleh sistem," terang Nuraidah.
Sementara Kepala SDN 9 Laeya, Subuh, S.PdI., mengeluhkan ketidaktersediaan alat teknologi informasi dan komputer (TIK) di sekolah yang dipimpinnya.
Ia menceritakan, Agustus mendatang sekolahnya akan mengikuti assesmen, namun terkendala ketiadaan peralatan TIK sehingga siswa yang mengikuti assesmen harus menumpang ke sekolah lain yang memiliki alat TIK.
Menanggapi hal tersebut, Tina Nur Alam langsung merespon dengan berjanji akan membantu ketersediaan alat TIK untuk SDN 9 Laeya. Ia berharap assesmen mendatang berlangsung lancar dan sukses.
Keterbatasan jumlah tenaga pendidik berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) disampaikan Kepala SDN 12 Laeya, Ida, S.Pd. Tenaga pendidik di SDN 12 Laeya berjumlah 19 orang termasuk kepala sekolah dengan rincian lima berstatus PNS dan 14 Guru Tidak Tetap (GTT).
"Jumlah guru di SDN 12 Laeya sebanyak 19 orang. Kami mendidik 360 siswa yang duduk di kelas 1 sampai kelas 6," ungkap Ida yang memohon kepada Tina Nur Alam untuk mengakomodasi kebutuhan guru PNS di SDN 12 Laeya.
Tina Nur Alam mengucap terima kasih kepada seluruh guru dan tenaga pendidik di Sulawesi Tenggara. Menurutnya, tanpa guru yang mendidik, kita tidak akan pernah menjadi apa-apa. "Terima kasih para guru. Pahlawan tanpa tanda jasa," tutup Tina Nur Alam. (C-Adv)