Vakum 7 Tahun, Festival Kaghati Kolope Kembali Digelar 22-25 Juli

Sunaryo, telisik indonesia
Rabu, 13 Juli 2022
0 dilihat
Vakum 7 Tahun, Festival Kaghati Kolope Kembali Digelar 22-25 Juli
Sekda Muna, Eddy Uga memimpin rapat persiapan Festival layangan Kaghati Kolope dan layangan Kaghati Kolope yang terkenal di mancanegara. Foto: Ist.

" Sempat vakum selama tujuh tahun, Festival Layang-Layang Kaghati Kolope kembali akan digelar di Kabupaten Muna pada 22-25 Juli "

MUNA, TELISIK.ID - Sempat vakum selama tujuh tahun, Festival Layang-Layang Kaghati Kolope kembali akan digelar di Kabupaten Muna pada 22-25 Juli. Lokasinya, di sekitar Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan.

Plt Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muna, Darwin menerangkan, terakhir pelaksanaan Festival Kaghati Kolope diselenggarakan tahun 2015 silam. Setelah itu, vakum.

"Tidak diselenggarakan lagi, karena tidak tersedianya anggaran," kata Darwin, Rabu (13/7/2022).

Darwin menerangkan, festival Kaghati Kolope, saat ini telah masuk dalam kalender tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nah, tahun ini kembali diselenggarakan.

Selain Festival Kaghati Kolope, juga ada lomba menerbangkan dan kreasi layang-layang yang diikuti peserta dari Jakarta, Semarang dan Bali, karnaval tenun, pagelaran budaya, pameran Ekraf UMKM serta fesival kuliner tradisional.

Layangan Kaghati Kolope dipercaya sudah ada sejak 4.000 tahun yang lalu yang merupakan layangan tertua di dunia. Hal ini dibuktikan dengan lukisan-lukisan layangan yang berada di Gua Liangkabori. Layangan Kaghati Kolope tahun 2014 pula telah memecahkan rekor Muri.

Layangan Kaghati Kolope terbuat dari daun kolope atau umbu gandung dan talinya dari nenas. Layangan tersebut disebut sebagai Kaghati Kolope yang menjadi pesona tersendiri untuk Kabupaten Muna.

Baca Juga: 62 ASN Berebut 14 Kursi Kepala OPD Konawe Selatan

Walaupun dibuat dari bahan alami, Kaghati Kolope yang umumnya berukuran 170cm-an ini bisa dapat terbang tinggi di langit selama berhari-hari. 

Layangan legendaris satu ini juga berhasil menarik perhatian mancanegara, karena sempat menjadi juara pertama dalam lomba layang-layang internasional.

Ketua Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (Perkalin) Sulawesi Tenggara, Suharmin mengaku, walaupun layangan Kaghati Kolope tertua di dunia, namun sampai saat ini belum ada simbol di daerah. Karena itu, Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna  dapat menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk pusat kegiatan olahraga layangan, serta memfasilitasi untuk mengembangkan temuan layangan baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

"Festival Kite ini setara dengan olahraga formula one. Jadi memang dibutuhkan dukungan pemkab," terangnya.

Baca Juga: Pembangunan Bendungan Pelosika Masih Tahap Sosialisasi Pembebasan Lahan

Sementara itu, Sekda Muna, Eddy Uga menerangkan, layangan Kaghati Kolope merupakan ikon daerah yang sudah terkenal di mancanegara. Karenanya, sesuai perintah Bupati LM Rusman Emba, mulai tahun ini kembali dihidupkan.

"Pemkab akan mendukung penuh kegiatan Festival Kaghati Kolope," katanya.

Untuk mendukung pelaksanaan festival, semua OPD diminta all out. Festival bukan saja diikuti dari peserta luar daerah, tetapi juga dari kecamatan, OPD dan masyarakat umum. (A)

Penulis: Sunaryo

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga