Wakil Ketua MPR Minta Polisi Segera Tangkap Otak Aksi Terorisme di Sigi

Marwan Azis, telisik indonesia
Minggu, 29 November 2020
0 dilihat
Wakil Ketua MPR Minta Polisi Segera Tangkap Otak Aksi Terorisme di Sigi
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Foto : Instagram @lestarimoerdijat

" Aparat keamanan harus tegas dalam menangani gangguan keamanan yang dilakukan teroris terhadap warga negara. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengutuk serangan terhadap tempat ibadah dan membunuh warga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

"Aparat keamanan harus tegas dalam menangani gangguan keamanan yang dilakukan teroris terhadap warga negara," kata Lestari Moerdijat yang juga Politisi Partai Nasdem kepada Telisik.id di Jakarta, Sabtu (29/11/2020).

Menurut Lestari, aksi teroris yang brutal menyerang warga dan rumah ibadah itu berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Karena itu, Rerie sapaan akrab Lestari, meminta masyarakat jangan terprovokasi dengan aksi tersebut.

Ia mengatakan, masyarakat harus bersatu melawan aksi terorisme yang jauh dari nilai-nilai kebangsaan yang diyakini selama ini, seperti persatuan, gotong-royong dan musyawarah untuk mufakat dalam menghadapi berbagai persoalan.

Rerie meminta para pemangku kepentingan di setiap daerah senantiasa menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada warganya melalui berbagai kesempatan, untuk mengantisipasi munculnya upaya-upaya adu domba antar umat beragama.

Baca juga: Positif Narkoba, Anggota DPRD Labura Bersama Teman Wanitanya Ditangkap Polisi

Rerie meminta pihak aparat keamanan dapat segera menangkap otak penyerangan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu.

Rerie juga berharap pemerintah senantiasa melakukan upaya pencegahan aksi-aksi teroris di Tanah Air melalui langkah-langkah yang efektif sehingga terorisme bisa segera diakhiri.

Kronologi Pembantaian

Berdasarkan informasi yang dihimpun, empat orang warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga menjadi korban pembunuhan dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kelora.

Para korban dieksekusi langsung oleh Ali Kalora pada Jumat (27/11) sekitar pukul 13.00 Wita.

Pihak kepolisian menyatakan tindakan tersebut bertujuan untuk menyebarkan teror di masyarakat.

"Jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Didik Suparnoto saat dikonfirmasi seperti dikutip dari Antara, Minggu (29/11/2020).

Aksi pembunuhan itu pertama kali dilaporkan oleh Ulin, seorang saksi yang juga merupakan anak dari korban. Dimana, kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 Wita di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono.

Baca juga: Wali Kota Cimahi Palak Komisaris RSU Kasih Bunda Rp 3,2 Miliar

Kala itu, kelompok teroris sempat menyandera ayah dan ibu Ulin, Yasa dan Nei. Kemudian Ulin dan suaminya, Pino.

Ulin berhasil melarikan diri. Hanya saja, Ali Kalora cs telah mengeksekusi korban yang lain. Tercatat, empat korban tewas dengan kondisi nahas.

Selain itu, pelaku juga sempat membakar salah satu rumah di sekitar perkampungan itu.

"Ada empat itu yang meninggal, atas nama Yasa kemudian Pinu, Naka dan Pedi," ucapnya.

Para pelaku pun melarikan diri ke arah hutan usai melakukan aksinya. Polisi masih mendalami kasus tersebut. Diduga kuat ada tiga orang buron dari kelompok MIT yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan itu.

"Dari kemarin sampai dengan saat dengan saat ini, personel Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT yang telah melakukan teror," kata Didik. (B)

Reporter: Marwan Azis

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga