Warga Minta Penanganan Serius Anak Jalanan di Kendari
Siti Nabila, telisik indonesia
Rabu, 16 Oktober 2024
0 dilihat
Fenomena anak jalanan ini menjadi perhatian serius karena mereka rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, serta masalah kesehatan (kiri). Plt. DP3A Kota Kendari, Haslita (kanan). Foto: ist/Nabila Telisik
" Fenomena anak jalanan di Kota Kendari semakin memprihatinkan. Banyak anak terlihat berkeliaran di berbagai sudut kota, terutama di perempatan jalan, pasar, dan pusat perbelanjaan. Hal ini memicu keprihatinan masyarakat setempat "
KENDARI, TELISIK.ID – Fenomena anak jalanan di Kota Kendari semakin memprihatinkan. Banyak anak terlihat berkeliaran di berbagai sudut kota, terutama di perempatan jalan, pasar, dan pusat perbelanjaan. Hal ini memicu keprihatinan masyarakat setempat.
Beberapa warga Kendari mengungkapkan harapan agar pemerintah mengambil langkah lebih tegas dalam menangani masalah ini. Amir, salah satu warga, menilai penanganan terhadap anak jalanan belum optimal.
“Kami sering melihat anak-anak ini berkeliaran di jalanan, bahkan di malam hari. Saya merasa prihatin karena mereka seharusnya ada di rumah atau sekolah. Pemerintah perlu lebih serius menangani ini, bukan hanya bicara, tetapi melakukan aksi nyata,” ujarnya, Rabu (16/10/2024).
Lilis, seorang ibu rumah tangga, menekankan pentingnya peran orang tua dalam situasi ini. Namun, ia mengakui bahwa mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap mengemis sebagai cara mudah untuk mendapatkan uang sangatlah sulit.
Baca Juga: Buntut Protes Pembangunan BTN, Pj Wali Kota Kendari: Harus Patuhi Amdal
“Beberapa orang tua mungkin terpaksa memaksa anak-anak mereka karena himpitan ekonomi. Namun, anak-anak seharusnya belajar dan bermain, bukan bekerja di jalan. Pemerintah harus memberikan solusi yang tepat untuk keluarga-keluarga ini,” tambah Lilis.
Kepala Plt. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari, Haslita, mengungkapkan kekhawatiran terkait fenomena anak jalanan. Menurutnya, anak-anak jalanan merupakan kelompok rentan yang berisiko menjadi korban kekerasan fisik dan seksual.
Ia menyebutkan bahwa kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk masalah ekonomi, ketidakstabilan keluarga, dan akses pendidikan yang terbatas.
“Anak-anak jalanan sangat rentan terhadap kekerasan, terutama anak perempuan yang lebih berisiko menjadi korban eksploitasi dan perdagangan manusia. Kami sangat prihatin dengan situasi ini,” kata Haslita, Rabu (16/10/2024).
Haslita juga menjelaskan bahwa banyak anak jalanan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, seperti menghirup lem, yang semakin membuat mereka terjerumus dalam masalah sosial.
Untuk menangani masalah ini, DP3A berfokus pada memastikan hak-hak dasar anak-anak, seperti hak atas penghidupan yang layak dalam keluarga dan hak untuk mendapatkan pendidikan.
Baca Juga: Nelayan Kendari Dibekali Aplikasi Pantau Gelombang untuk Keselamatan
DP3A bekerja sama dengan dinas terkait untuk memastikan anak-anak dapat kembali ke keluarga dan bersekolah. Kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) melibatkan DP3A, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
“Kami secara rutin turun ke lapangan untuk memantau situasi anak-anak jalanan dan melakukan intervensi langsung,” jelas Haslita.
Setelah anak-anak diamankan, DP3A melakukan pendataan. Mirisnya, beberapa anak ditemukan dipaksa oleh orang tua mereka sendiri untuk mengemis. DP3A mengakui adanya tantangan dari orang tua yang justru memaksa anak-anak mereka kembali ke jalanan.
Oleh karena itu, kata Haslita, DP3A tidak hanya fokus pada anak-anak, tetapi juga memberikan bimbingan kepada orang tua melalui pendekatan persuasif. Setelah bimbingan, anak-anak dan keluarga diarahkan ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut. (A)
Penulis: Siti Nabila
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS