Waspada, 6 Jenis Penyakit Ini Menyerang Saat Musim Pancaroba
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 16 Juli 2022
0 dilihat
Pancaroba adalah masa ketika banyak perubahan yang terjadi pada alam. Suhu bisa berubah dratis dalam waktu yang cepat hingga hujan atau panas yang hadir tiba-tiba. Foto: Repro tribunnews.com
" Musim pancaroba menyebabkan sebagian orang rentan terhadap penyakit "
KENDARI, TELISIK.ID - Musim pancaroba menyebabkan sebagian orang rentan terhadap penyakit, terutama mereka yang imunitasnya rendah.
Dikutip dari orami.co.id, pancaroba adalah sebuah masa ketika banyak perubahan yang terjadi pada alam. Suhu yang bisa berubah dratis dalam waktu yang cepat hingga hujan atau panas yang hadir tiba-tiba.
Melansir hellosehat.com, berikut berbagai penyakit yang rentan terjadi ketika musim pancaroba:
1. Sakit kepala
Saat musim pancaroba, turunnya tekanan udara, kenaikan tajam kelembapan udara, atau turunnya suhu udara secara tiba-tiba dapat memicu terjadinya sakit kepala, terutama migrain.
Selain itu, cuaca dingin yang ekstrem atau sinar matahari yang terlalu panas juga dapat memicu ketidakstabilan komponen kimiawi dalam otak sehingga memicu sakit kepala.
Cuaca yang terlalu dingin juga dapat membuat pembuluh darah menyempit sehingga menghambat suplai darah yang menuju ke otak.
2. Batuk pilek
Penyakit lain yang sangat umum muncul di musim pancaroba adalah batuk pilek. Salah satu virus yang perkembangbiakannya semakin bertambah di musim ini adalah virus influenza dan rhinovirus.
Selain itu, saat terjadi perubahan cuaca dari dingin ke cuaca yang lebih hangat, orang-orang menjadi lebih sering keluar rumah, berjalan-jalan, dan berkumpul bersama. Ketika banyak orang berkumpul, penyebaran penyakit menjadi lebih mudah terjadi.
Baca Juga: Hidung Gatal Akibat Rhinitis Alergi? Ini 3 Cara Pengobatannya
Batuk pilek biasanya ditandai dengan gejala batuk, hidung meler atau tersumbat, bersin, meriang, dan demam. Pastikan Anda selalu mengenakan masker untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan batuk pilek.
3. Nyeri sendi
Meskipun belum dapat dibuktikan, penurunan tekanan udara dicurigai dapat menyebabkan nyeri sendi.
Anda dapat membayangkan jaringan yang berada di sekitar persendian Anda seperti balon. Tekanan udara yang normal akan menahan balon tersebut sehingga tidak mengembang.
Namun, tekanan udara yang rendah dapat menyebabkan balon tidak tertahan sehingga perlahan-lahan balon atau jaringan di sekeliling persendian Anda akan mengembang. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada persendian.
4. Serangan asma
Penyakit selanjutnya yang banyak dikeluhkan muncul di musim pancaroba adalah kambuhnya penyakit asma. Serangan asma terjadi karena saluran udara mengalami peradangan.
Ketika suhu sekitar rendah, udara dingin yang masuk ke saluran udara juga menjadi lebih dingin. Saluran udara akan bereaksi terhadap udara dingin ini dan terjadi peradangan.
Hal ini diperparah terutama jika Anda melakukan aktivitas berat atau berolahraga di ruang terbuka.
Pertukaran udara yang cepat saat Anda beraktivitas berat menyebabkan udara tidak dapat dihangatkan terlebih dahulu. Ini bisa meningkatkan risiko inflamasi yang diakibatkan oleh udara dingin.
5. Demam berdarah
Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini juga tergolong rentan muncul di musim pancaroba.
Baca Juga: Cara Sembuhkan Pilek dan Flu Pakai Bawang Putih
Saat memasuki musim hujan, suhu udara yang turun menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembap. Genangan air pun terbentuk di mana-mana akibat hujan.
Kondisi ini yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes untuk berkembang biak. Akibatnya, penularan DBD pun lebih mudah terjadi di musim ini.
6. Sakit mata
Sakit mata alias konjungtivitis terjadi akibat peradangan atau infeksi pada selaput transparan yang melapisi kelopak mata dan bagian putih mata Anda.
Akibatnya, mata jadi terasa gatal, tampak kemerahan, selalu berair, dan lebih mudah mengeluarkan kotoran (belek).
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam waktu 7–14 hari seiring meningkatnya kekebalan tubuh Anda. Namun, sakit mata akibat infeksi virus mungkin butuh 2–3 minggu untuk hilang sepenuhnya. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali