3 Kesaksian Mengerikan Halloween di Itaewon, Orang Jatuh Seperti Kartu Domino
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 31 Oktober 2022
0 dilihat
Sejumlah saksi mata mengungkap kesaksiannya atas kengerian tragedi pesta Halloween di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Orang-orang berdesakkan hingga jatuh seperti kartu domino. Foto: Repro AP
" Sebelum kekacauan terjadi, para pengunjung pesta sudah sangat padat di jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak "
SEOUL, TELISIK.ID - Sejumlah saksi mata mengungkap kesaksiannya atas kengerian tragedi pesta Halloween di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Orang-orang berdesakkan hingga jatuh seperti kartu domino.
Salah satu saksi mata mengatakan bahwa bahkan sebelum kekacauan terjadi, para pengunjung pesta sudah sangat padat di jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak.
Berikut Telisik.id merangkum 3 kesaksian mengerikan Halloween di Itaewon, Korea Selatan dilansir dari berbagai sumber.
1. Jatuh Seperti Kartu Domino
Tiga orang tentara Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di kawasan itu juga membagikan kisah mereka selamat dari tragedi tersebut.
Melansir Detik.com, Senin (31/10/2022), tiga tentara AS mengatakan, mereka adalah bagian dari kerumunan yang turun dari gang sempit dan curam di distrik tersebut, tetapi mereka dapat melarikan diri ke area sampingnya.
"Tetapi tepat setelah mereka berhasil melompat keluar dari kerumunan 'itu mulai terjadi - semua orang jatuh di atas satu sama lain seperti kartu domino," kata Jarmil Taylor (40).
Baca Juga: 4 Fakta Malapetaka Pesta Hallowen di Itaewon, Korea Selatan
Orang-orang di puncak gang mencoba memaksa turun, meskipun jalanan sudah penuh. Kemudian orang-orang mulai berjatuhan.
"Ada orang-orang di atas orang--itu lapisan orang. Mereka tidak memiliki cukup orang di sana untuk membantu mereka sekaligus," kata Taylor.
"Orang-orang di tumpukan panik yang membuat situasi semakin buruk. Ada suara di mana-mana yang membuatnya tidak mungkin - teriakan orang hanya menenggelamkan semua suara," tambahnya.
2. Melihat orang-orang menghembuskan napas terakhir
Para penyintas tragedi Halloween di Seoul menuturkan pengalaman horor mereka saat menyaksikan teman-teman dan orang asing mati lemas di sebuah gang selagi musik riang menggelegar pada malam hari.
"Orang-orang mulai mendorong dari belakang, seperti ombak - tidak ada yang bisa Anda lakukan," kata Nuhyil Ahammed dilansir dari BBC.com.
"Saya tidak bisa tidur tadi malam. Saya masih bisa melihat orang-orang sekarat di depan saya."
Pria berusia 32 tahun ini memaparkan pengalamannya. Dia mengaku terjebak dalam kerumunan dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri sendiri apalagi orang lain.
Sejumlah rekaman video menyedihkan dari acara tersebut telah menyebar di media sosial. Ahammed sendiri membagikan pengalaman traumatisnya di Instagram.
Rekaman itu menunjukkan kerumunan manusia, kebanyakan remaja dan berusia 20-an tahun, berjejalan di gang sempit yang miring sehingga mereka tidak bisa bergerak. Mereka kemudian mulai terdorong ke segala arah. Beberapa terseret ke tanah. Yang lain tidak bisa bernapas.
3. Kesaksian mantan perawat
Seorang mantan perawat yang berada di lokasi menceritakan momen saat menolong para korban.
Baca Juga: NASA Tangkap Foto Matahari Sedang Tersenyum
"Saya sedang berjalan tetapi berhenti untuk membantu CPR (pertolongan pertama untuk mereka yang kesulitan bernafas) karena itu tampak seperti situasi darurat," kata mantan perawat, Min Byung-yeon.
Wanita lain yang pergi ke Itaewon dengan anaknya untuk menikmati perayaan mengatakan, dia diminta untuk melakukan resusitasi mulut ke mulut pada beberapa korban. Tetapi yang lain mengatakan orang-orang terlalu sibuk dengan telepon mereka untuk membantu.
"Saya tidak bisa menahan air mata saya karena tidak ada yang menawarkan untuk membantu tetapi terus merekam," ujarnya.
Akibat tragedi maut ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat pada dini hari Minggu (30/10/2022) waktu setempat. Presiden mengeluarkan pengumuman masa berkabung nasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali