5 Ciri Pemuda Ideal dalam Islam

Haidir Muhari, telisik indonesia
Senin, 26 April 2021
0 dilihat
5 Ciri Pemuda Ideal dalam Islam
Ilustrasi pemuda. Foto: Repro Etos.id

" Masa muda masanya untuk berkarya, lebih baik berbuat hal-hal kecil dibanding berkomentar banyak tentang orang lain perbuat "

KENDARI, TELISIK.ID - Pemuda adalah masa penuh energik, sekaligus sebagai pelanjut masa depan generasi.

Dalam sejarah peradaban manusia, pemuda banyak mengambil peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Jika pemuda di suatu negeri bobrok, hampir dapat dipastikan bobrok pula masa depan negeri itu.

Masa muda yang diwarnai gelora semangat, menjadikan usia muda sebagai masa yang baik untuk belajar dan melakukan terobosan-terobosan. Masa depan suatu negeri, benar-benar ditentukan keadaan pemudanya.

Masa muda adalah saat untuk unjuk karya, berbuat dan berkiprah nyata. Hal ini seperti diungkapkan Agustian Noor, salah satu aktivis pemuda di Kendari.

"Masa muda masanya untuk berkarya, lebih baik berbuat hal-hal kecil dibanding berkomentar banyak tentang orang lain perbuat," ungkapnya, Senin (26/4/2021).

Islam, memiliki perhatian yang fokus dan serius kepada pemuda. Pemuda menjadi pelanjut tampuk kepemimpinan di masa yang akan datang.

Merekalah yang juga menjadi pewaris tugas-tugas peradaban dari masa lalu dan masa kini. Lalu bagaimana kriteria pemuda yang ideal dalam Islam?

Al Quran menyebut pemuda dengan “fatan”. Hal ini seperti terdapat pada surat al-Anbiya (21) ayat 60 tentang Ibrahim di saat muda.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Mereka (yang lain) berkata, 'Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim'."

Ayat tersebut mengisahkan tentang Ibrahim di masa mudanya, yang  menghancurkan berhala sesembahan kaum kafir pada zamannya. Karena perbuatan ini, sehingga Ibrahim kemudian dibakar.

Dalam hadis, pemuda galib diistilahkan dengan kata “syaabun”. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, disebutkan bahwa di antara tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan Allah Swt pada hari ketika tak ada naungan, selain naungan-Nya, adalah syaabun nasya’a fii ‘ibaadatillah (pemuda yang tumbuh berkembang dalam pengabdian kepada Allah SWT).

Dalam Islam sosok pemuda ideal seperti dideskripsikan dalam Al Quran memiliki lima kriteria.

Baca Juga: Ini Empat Golongan yang Tidak Dipandang Allah di Malam Lailatul Qadar

Dilansir dari Dompetalquran.or.id, ada beberapa pemuda ideal dalam Islam:

Pertama, memiliki keberanian (syaja’ah) dalam menyatakan yang haq (benar) itu haq (benar) dan yang batil (salah) itu batil (salah). Kemudian, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.

Karena keberanian ini, maka pemuda rela diasingkan dan terasing demi mempertahankan idealisme dan kebenaran yang dianutnya. Hal ini bisa ditemui antara lain pada kisah Nabi Ibrahim di atas yang menghancurkan berhalaga dan kisah pemuda dalam gua (ashabul kahfi).

Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity) untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Karena rasa ingin tahu yang tinggi ini pemuda berani melakukan gebrakan besar, menantang kemapanan.

Rasa ingin tahu yang besar ini menyebabkan pemuda cenderung berani melakukan hal-hal baru, sebagai dasar inovasi dan penemuan.  Sehingga, tidak pernah berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan (QS al-Baqarah (2) ayat 260).

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati." Allah berfirman, "Belum percayakah engkau?" Dia (Ibrahim) menjawab, "Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap)." Dia (Allah) berfirman, "Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

Ketiga, selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan Allah SWT pada surah al-Kahfi (18) ayat 13-25.

Baca Juga: Bolehkah Membangukan Sahur dengan Toa Masjid? Berikut Penjelasannya

Pemuda memang lebih cenderung mencari teman, nongkrong, dan berorganisasi. Soliditas di kalangan pemuda bisa lebih erat karena dibangun di atas rasa senasib-sepanggungan, bukan iming-iming harta, jabatan, dan lainnya.

Tetapi perlu dicacat bahwa, berkelompok yang dimaksud bukan untuk hura-hura atau sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Pemuda ideal mengarahkan kelompoknya untuk sesuatu yang positif, bermanfaat dan tetap dalam bingkai Islam.

Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf (12) ayat 22-24.

Pemuda yang baik, menjaga diri dan kemaluannya. Karena ini maka diharapkan akan terlahir keturunan yang bisa menjadi generasi Islam pencerah dan pejuang.

Kelima, memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan. Hal ini seperti dicontohkah pemuda Muhammad yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang  bergelar al-amin (tepercaya) dari masyarakatnya.

Pemuda harus membingkai dirinya dengan akhlak mulia. Menjadi figur yang dapat dijadikan teladan oleh anak sebayanya, diidolakan oleh adik-adiknya, dan dipercaya oleh orang tua dan kakak-kakaknya. (B)

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga