5 Fakta Unik Pemakaman Langit di Tibet

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 26 November 2023
0 dilihat
5 Fakta Unik Pemakaman Langit di Tibet
Pemakaman ini disebut sudah dilakukan sejak lama. Hal ini dikarenakan kondisi geografis di Tibet yang berbukit dan berbatu. Foto: Dreamers.id

" Bagi sebagian besar orang, melihat burung bangkai memakan mayat manusia bisa jadi sangat menyeramkan atau mengerikan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi warga Tibet khususnya penganut agama Buddha "

LHASA, TELISIK.ID - Bagi sebagian besar orang, melihat burung bangkai memakan mayat manusia bisa jadi sangat menyeramkan atau mengerikan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi warga Tibet khususnya penganut agama Buddha.

Dilansir dari detik.com, warga Tibet menyambut kematian secara sukacita karena mereka percaya reinkarnasi di alam selanjutnya. Oleh karena itulah mereka memilih cara pemakaman langit atau yang disebut dengan ritual 'Jhator'. Meski terlihat brutal, namun ada beberapa keunikan tersendiri bagi umat disana di antaranya:

1. Ritual kematian ekstrem

Ritual 'sky burial' atau pemakaman langit di Tibet, bisa dibilang ritual kematian paling ekstrem di dunia. Pada ritual ini, jenazah manusia dipotong-potong lalu diberikan ke burung nasar atau burung bangkai di gunung.

Baca Juga: Deretan Update Palestina Selama 49 Hari, Terbaru Israel Klaim Air Hujan Miliknya

2. Ritual jhator

Dinamakan begitu karena ritual Jhator dilakukan di atas bukit atau gunung. Drigung Monastery di Tibet merupakan salah satu dari sedikit kuil Buddha di dunia yang masih melakukan ritual pemakaman 'Jhator' yang sakral.

Dalam ritual Jhator, jenazah tidak benar-benar dikubur karena tanah di Tibet terlalu keras dan berbatu. Tidak pula dibakar karena kelangkaan bahan bakar dan kayu. Cara mereka adalah dengan memutilasi jenazah, memisahkan daging dan tulang, untuk menjadi makanan burung nasar alias burung bangkai.

3. Tak sembarang dilakukan ritual

Tak sembarang orang bisa dimakamkan dengan cara begini. Jenazah tak boleh di bawah 18 tahun, wanita hamil, atau mereka yang meninggal karena penyakit atau kecelakaan.

Pemakaman langit ini dipercaya akan lebih mempermudah arwah orang yang meninggal untuk sampai ke nirwana, karena telah memberikan kemurahan hati bagi burung pemakan bangkai. Seperti diketahui, kebanyakan masyarakat Tibet adalah pemeluk Buddha seperti dilansir dari Merdeka.com.

4. Reinkarnasi

Burung nasar dalam bahasa Tibet disebut Dakini, yang berarti penari langit. Warga Tibet yakin, Dakini adalah reinkarnasi dari malaikat. Mereka akan mengambil arwah jenazah dan mengantarnya ke surga, sebuah tempat menunggu reinkarnasi kehidupan selanjutnya.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Teknologi Tahun 2100, Dari AI hingga Ilmu Pengetahuan Bisa Diunduh ke Otak

Bagi orang Tibet, ritual ini sarat akan nilai religi. Menyerahkan tubuh mereka untuk makhluk lain, setidaknya itu menjadi perbuatan baik terakhir mereka setelah kematian. Tubuh yang menjadi makanan burung nasar, dianggap bisa menyelamatkan hewan-hewan tersebut.

5. Disebut sebagai jalan ke nirwana

Pemakaman ini disebut sudah dilakukan sejak lama. Hal ini dikarenakan kondisi geografis di Tibet yang berbukit dan berbatu. Sehingga membuat sulitnya mencari lahan kuburan ataupun kayu bakar untuk kremasi. Cara ini dianggap lebih praktis dibandingkan dengan dikubur ataupun dikremasi. Masyarakat setempat juga percaya jika gunung tempat proses pemakaman langit dilakukan dipercaya merupakan jalan masuk menuju nirwana. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga