AI Plus, Strategi Senyap China Kuasai Ekonomi Digital Dunia

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 12 Oktober 2025
0 dilihat
AI Plus, Strategi Senyap China Kuasai Ekonomi Digital Dunia
Para pengunjung berinteraksi dengan sebuah robot layanan rumah tangga dalam ajang World Smart Industry Expo 2025 di Kota Chongqing, China barat daya, pada 6 September 2025. Foto: Chen Cheng/Xinhua

" Di tengah derasnya arus transformasi digital dunia, China mulai menegaskan posisinya sebagai poros baru pengembangan kecerdasan buatan "

CHONGQING, TELISIK.ID — Di tengah derasnya arus transformasi digital dunia, China mulai menegaskan posisinya sebagai poros baru pengembangan kecerdasan buatan.  

Konsep AI Plus yang digulirkan pemerintahnya bukan sekadar kebijakan teknologi, melainkan strategi ekonomi besar yang menjadikan negeri itu sebagai magnet baru bagi investor global.

Kota Chongqing, yang selama ini dikenal sebagai pusat manufaktur barat daya China, kini menjadi laboratorium hidup penerapan AI dalam industri tradisional.  

Perusahaan besar seperti Seres Group, produsen kendaraan energi baru dengan valuasi pasar mencapai 270 miliar yuan, mulai memadukan kecerdasan buatan ke dalam lini produksinya melalui kerja sama strategis dengan ByteDance.  

Kolaborasi ini disebut akan menciptakan ekosistem AI end-to-end yang memperkuat daya saing industri otomotif China.

Baca Juga: Unik: Harga Burger Ini Bisa Beli Mobil, Begini Faktanya

“Integrasi AI dengan manufaktur berkelanjutan akan membuka ruang pertumbuhan yang besar bagi kolaborasi di China,” ujar Michael Mertin, CEO AT&S AG, perusahaan teknologi asal Austria yang juga menjadi mitra industri di Chongqing, dalam keterangan yang diterima telisik.id, Minggu (12/10/2025).

Ia menilai kebijakan AI Plus telah memberi arah jelas bagi investor dalam melihat peluang jangka panjang di pasar China.

Para investor internasional yang hadir dalam Pertemuan Dewan Penasihat Ekonomi Internasional Wali Kota Chongqing ke-19 pun sepakat bahwa inovasi AI di China berjalan paling cepat di dunia.  

“Kami menguji banyak teknologi global di China karena iterasi penerapan di sini sangat cepat,” kata Jerome Dorlack, Presiden sekaligus CEO Adient, produsen jok otomotif global.

Dorlack menjelaskan, pusat teknologi mereka di Chongqing kini mengembangkan sistem otomatisasi berbasis AI yang mampu memangkas intervensi manual hingga 30 persen dalam proses produksi.  

“Inovasi dari pusat ini bahkan diterapkan secara global,” imbuhnya.

Sementara itu, Bertrand Stoltz dari STMicroelectronics menyoroti keunggulan biaya inovasi AI di China yang membuat produksi skala besar menjadi efisien.  

Baca Juga: 10 Negara Punya Jalan Paling Mulus di Dunia dengan Mobilitas Tinggi

Pada Februari lalu, perusahaannya bersama San’an Optoelectronics membuka pabrik wafer karbida silikon senilai 23 miliar yuan di Chongqing, yang akan menyuplai cip berperforma tinggi untuk sektor kendaraan listrik dan energi surya.

Tak hanya dari luar negeri, raksasa teknologi dalam negeri seperti Qualcomm China juga melihat potensi besar dari kolaborasi lintas sektor.  

“Kami berkomitmen memanfaatkan keahlian kami dalam AI untuk membantu Chongqing membangun kekuatan produktif baru yang berfokus pada kecerdasan buatan,” ujar Xia Quan, Wakil Presiden Global Qualcomm.

Model AI Plus kini menjadi fondasi baru dalam strategi manufaktur nasional China. Dari open-source model seperti DeepSeek hingga proyek litbang kolaboratif dengan perusahaan Eropa, China menunjukkan bahwa masa depan AI tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kemitraan global. (SHN)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga