Akibat Fasilitas Rusak SMPN 10 Kendari Sempat Digasak Pencuri

Erni Yanti, telisik indonesia
Sabtu, 08 Maret 2025
0 dilihat
Akibat Fasilitas Rusak SMPN 10 Kendari Sempat Digasak Pencuri
Kepala SMPN 10 Kendari Zamli, sedang memperlihatkan kondisi fasilitas sekolah yang sudah rusak. Foto: Erni Yanti/Telisik

" SMPN 10 Kendari kini menghadapi kondisi yang cukup memprihatinkan terkait fasilitas sekolah "

KENDARI, TELISIK.ID – SMPN 10 Kendari kini menghadapi kondisi yang cukup memprihatinkan terkait fasilitas sekolah. Tampak depan terlihat bagus namun ketika masuk sejumlah ruangan belajar beberapa bangunan rusak dan tak bisa digunakan. Sabtu (8/3/2025).

Sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah fasilitas mengalami kerusakan parah, yang bahkan menyebabkan sekolah sempat menjadi sasaran pencurian.

Walaupun fasilitas olahraga seperti lapangan voli, basket, tenis meja dan bulu tangkis masih dapat dimanfaatkan, sejumlah ruang kelas dan ruangan pendukung lainnya tidak layak digunakan.

Pantauan telisik.id di lokasi, menunjukkan ada sekitar tiga ruangan yang sudah tidak bisa digunakan lagi akibat kerusakan pada plafon, jendela dan dinding. Keadaan ini membuat proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal.

Bahkan beberapa fasilitas seperti ruang guru juga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Pintu ruangan yang rusak serta keadaan interior yang lusuh menjadi bagian dari masalah yang dihadapi.

Kepala SMPN 10 Kendari, Zamli menjelaskan, meski bangunan sekolah cukup banyak, banyak pula ruang yang membutuhkan rehabilitasi.

Baca Juga: Museum Sultra Ramai Pengunjung tapi Minim SDM dan Fasilitas Pendukung

"Tiga tahun terakhir, SMPN 10 Kendari tidak mendapatkan bantuan terkait rehabilitasi bangunan. Terakhir, pada tahun 2022, kami menerima bantuan. Namun pada tahun 2023 dan 2024, kami belum mendapat informasi tentang perbaikan ruang bangunan," ungkapnya.

Beberapa ruangan yang sangat membutuhkan perbaikan antara lain ruang guru, laboratorium komputer dan sekitar enam ruang kelas. Menurut Zamli, fasilitas komputer yang ada pun masih menggunakan PC lama, sementara sekarang teknologi yang lebih modern seperti Chromebook atau laptop sangat dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran.

Masalah lainnya adalah perbaikan saluran drainase. Di bagian belakang sekolah, genangan air masih sering terjadi setelah hujan deras, dan ini menjadi masalah besar, terutama bagi bangunan yang perlu rehabilitasi.

"Meski banjir, di bagian depan sekolah sudah tidak terjadi lagi, namun genangan air di bagian belakang masih terus mengganggu," ujar Zamli.

Selain itu, pagar di depan sekolah juga masih belum cukup kuat untuk menjaga keamanan, sehingga pihak sekolah berharap adanya perbaikan pada pagar depan dan halaman sekolah.

“Pagar bagian depan masih kurang, dan kita berharap tahun ini bisa diperbaiki,” tambahnya.

Dengan jumlah siswa yang mencapai 426 orang, SMPN 10 Kendari juga memiliki 43 guru dan staf. Namun, jumlah ruangan yang tersedia jauh dari cukup, tiga ruangan lainnya sudah rusak parah dan tidak layak digunakan.

Guru di sekolah Nur Ainimandaya, yang telah mengajar selama 28 tahun, juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi sekolah yang butuh banyak perbaikan fasilitas.

"Dulu, kami tidak memiliki ruangan guru yang layak. Kami terpaksa mencari ruang kosong di berbagai tempat. Namun, dua tahun lalu, kami berhasil menyatukan ruang guru dengan menggabungkan dua kelas," tuturnya.

Dia juga menceritakan bahwa pintu ruang guru yang rusak sempat menjadi celah bagi pencuri untuk masuk ke dalam.

"Pintu kami sudah rusak parah. Pernah pencuri masuk, kami akhirnya terpaksa memasang besi trali untuk mengamankan pintu yang sudah usang," ujar Nur Ainimandaya.

Baca Juga: Warga Lawa Muna Barat Keluhkan Berbagai Fasilitas Umum Belum Memadai

Meskipun kondisi fasilitas yang ada saat ini sangat memprihatinkan, beberapa ruang kelas telah berhasil diperbaiki, namun ada juga yang masih belum diperbaiki akibat kerusakan yang lebih parah, seperti plafon yang terangkat karena angin puting beliung.

"Ada beberapa kelas yang sudah direhab, tapi masih ada beberapa kelas yang belum, dan itu membuat kami khawatir jika siswa menggunakan ruangan yang tidak aman," kata Nur Ainimandaya.

Dia berharap agar dilakukan perbaikan, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan nyaman dan aman.

"Jika fasilitas ini segera direhab, baik untuk ruang kelas maupun ruang guru, kami bisa mengajar dengan lebih nyaman, dan siswa pun bisa belajar dengan aman. Orang tua juga tidak khawatir lagi mengirim anak-anak mereka ke sekolah," harapnya. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga