Andika Perkasa Geram Relawan Ganjar-Mahfud Dianiaya, IMPARSIAL Desak Jokowi Copot Panglima TNI dan KSAD

Mustaqim, telisik indonesia
Senin, 01 Januari 2024
0 dilihat
Andika Perkasa Geram Relawan Ganjar-Mahfud Dianiaya, IMPARSIAL Desak Jokowi Copot Panglima TNI dan KSAD
TPN Ganjar-Mahfud menjelaskan kejadian penganiayaan relawan di Boyolali, Jawa Tengah, kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/1/2024). Foto: Mustaqim/Telisik

" Mantan Panglima TNI yang kini sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jenderal (Purn) Andika Perkasa, keberatan dengan pernyataan Komandan Kodim (Dandim) Boyolali, Jawa Tengah, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, terkait penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud beberapa hari lalu "

JAKARTA, TELISIK.ID – Mantan Panglima TNI yang kini sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jenderal (Purn) Andika Perkasa, keberatan dengan pernyataan Komandan Kodim (Dandim) Boyolali, Jawa Tengah, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, terkait penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud beberapa hari lalu.

Andika menegaskan, pernyataan Wiweko yang menyebut penganiayaan berlangsung spontan karena kesalahpahaman menunjukkan adanya potensi kelemahan.

“Di statement (pernyataan, red) itu antara lain dinyatakan salah satunya adalah kesalahpahaman antara dua pihak. Kronologi ini kan sangat tidak akurat. Artinya, saya bisa membayangkan karena saya pernah menangani banyak hal seperti ini,” tegas Andika di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Senin (1/1/2024).

Dia menuturkan, Ganjar Pranowo sudah menjenguk dan mendengar langsung pengakuan dari para korban. Dari tayangan video perihal kejadian yang terekam di CCTV, kata Andika, peristiwa itu murni tindak kekerasan.

Baca Juga: Jokowi Janji Tukin KPU Cair Januari 2024, LIMA dan Perludem Sebut Tak Pantas Karena Kinerja Buruk

“Inilah yang kemudian direspons oleh Mas Ganjar di video tadi, yang juga seingat saya direspons oleh Ketua DPC PDIP Boyolali. Di situ jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman. Yang ada adalah langsung penyerangan atau tindak pidana penganiayaan,” ujarnya.

Andika tetap mempersoalkan penganiayaan yang dialami relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, oleh beberapa oknum TNI di Boyolali. Namun, dia mendukung langkah Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, yang sigap merespons kasus ini.

“Apresiasi kami yang setinggi-tingginya untuk Panglima TNI, KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, red), yang sudah merespons begitu cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap terduga tersangka di Detasemen Polisi Militer,” imbuh Andika.

Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, juga menyayangkan terjadinya peristiwa ini di tengah persaingan pasangan capres-cawapres untuk memenangkan kontestasi di Pilpres 2024.

“Kami sangat prihatin atas insiden penganiayaan tujuh orang pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali. Dua di antaranya umurnya masih sangat muda yaitu masih 18 tahun,” kata Arsjad.

Korban luka parah akibat penganiayaan di Boyolali mendapatkan perawatan dan didampingi dalam proses hukum. TPN Ganjar-Mahfud pun mengecam perilaku main hakim tersebut dan berharap kejadian yang sama tidak terulang.

“Setiap orang pendukung Ganjar-Mahfud adalah anggota keluarga besar Ganjar-Mahfud. Tindak kekerasan terhadap satu orang adalah kekerasan terhadap seluruh keluarga besar Ganjar-Mahfud,” tegas Arsjad.

Namun, Arsjad berharap tetap menciptakan dan menjaga suasana Pemilu 2024 yang damai, adil, serta bermartabat. “Ini adalah tanggung jawab kita semua,” ujarnya.

Peristiwa di Boyolali ini juga mendapat kecaman dari Koalisi Masyarakat Sipil, IMPARSIAL. Direktur IMPARSIAL, Gufron Mabruri, mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut bertanggung jawab dengan mencopot Panglima TNI dan KSAD.

“Koalisi mendesak Presiden Joko Widodo dan DPR RI untuk mengevaluasi dan mencopot Panglima TNI dan KSAD yang gagal mengontrol anggota sehingga terjadi penganiayaan yang berulang dan gagal menjaga citra TNI untuk bersikap netral dalam Pemilu 2024,” tegas Gufron, Senin (1/1/2024).

Panglima TNI dan KSAD, menurut Gufron, tidak bisa menjaga netralitas TNI di Pemilu 2024 sehingga harus diperbaiki melalui proses hukum.

“Aksi main hakim sendiri atau kesewenang-wenangan hukum oleh anggota TNI Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh (408/Suhbrastha, red) Boyolali tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun dan harus dilakukan penindakan tegas terhadap para pelaku di lingkungan peradilan umum,” desak Gufron.

Gufron mengingatkan, tindakan yang dilakukan oleh oknum TNI Markas Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha adalah kesewenang-wenangan. Karena, kata Gufron, pelanggaran lalu lintas merupakan ranah kepolisian.

Menyikapi kasus penganiayaan oleh beberapa oknum TNI di Boyolali ini, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, telah ditangani oleh Dandim Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo.

“Itu Dandim sudah berikan pernyataan ya tentang kejadian di Boyolali. Kemudian, Dandim juga sudah melakukan langkah-langkah, memberi santunan dan sebagainya,” kata Agus kepada wartawan, Senin (1/1/2024).

Agus memastikan bahwa penanganan kasus ini merupakan ranah dari KSAD, Jenderal Maruli Simanjuntak.

“Itu ramahnya Bapak KSAD ya. Bapak KSAD sudah memerintahkan satuannya untuk menangani masalah itu,” imbuh Agus.

Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, sebelumnya menceritakan bahwa kejadian itu berlangsung di depan Markas Yonif 408/Suhbrastha di Boyolali pada Sabtu (30/12/2023). Kejadian berlangsung spontan karena adanya kesalahpahaman kedua belah pihak.

“Peristiwa bermula pada hari Sabtu, 30 Desember 2023, pukul 11:19 WIB di tempat Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha, saat sejumlah anggota melaksanakan olahraga bola voli. Kemudian mendengar suara bising yang membuat tidak nyaman dari beberapa sepeda motor dengan knalpot brong,” tuturnya.

Baca Juga: Penipuan Online Dominasi Kejahatan di Jakarta, Tiga Pekan Lima Kali Tawuran dan Libatkan Anak Bawah Umur

Sejumlah relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 yang mengendarai sepeda motor knalpot brong itu, menurut Wiweko, melintas di depan Markas TNI AD secara berulang.

Setelah itu, beberapa oknum anggota TNI keluar asrama dan menuju jalan di depan asrama untuk mencari sumber knalpot brong pengendara sepeda motor.

“Mereka keluar untuk mengingatkan kepada pengendara dengan cara menghentikan serta membubarkan hingga terjadilah penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor knalpot brong tersebut,” kata Wiweko.

Usai penganiayaan itu, Wiweko menyebut beberapa korban yang mengalami luka kemudian dibawa ke RSUD Pandanarang, Boyolali. (A)

Reporter: Mustaqim

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga