Antisipasi Stunting, Dinkes Konawe Ungkap Ciri dan Cara Mengatasinya

Aris Syam, telisik indonesia
Selasa, 28 Desember 2021
0 dilihat
Antisipasi Stunting, Dinkes Konawe Ungkap Ciri dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi anak hindari stunting. Foto: Repro klikdokter.com

" Kasus Stunting di Konawe berada di urutan  4 kebawah se-Sultra dengan angka 26, 2% "

KONAWE, TELISIK.ID - Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Maka pemenuhan gizi berkualitas dibutuhkan agar terhindar dari kasus Stunting.

Khusus di Kabupaten Konawe, angka Stunting masih terbilang relatif rendah dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Dinas Kesehatan Konawe, Mawar Taligana mengatakan, kasus Stunting di Konawe berada di urutan  4 kebawah se-Sultra dengan angka 26, 2%.

Sedangkan si urutan pertama, kata dia, Kabupaten Kolaka Timur 23,0% dan tertinggi Kabupaten Buton Selatan 45,2%.

"Kita berada 4 terbawah, bersama Mendari, Koltim, dan Wakatobi untuk kasus Stunting," kata Mawar, Selasa (28/12/2021).

Lebih lanjut, kata Mawar, dalam penurunan atau menuntaskan angka stunting ini, Pemda Konawe bersama sektor terkait telah membentuk tim yang diketuai oleh Sekda Konawe, Ferdinand Sapan.

Baca Juga: Tak Bisa Melihat Presiden Jokowi, Warga Koltim Bangga Daerahnya Dikunjungi Kepala Negara

Ia juga menambahkan, rencana dari  pemerintah pusat pada 2025 nanti, kasus Stunting di Konawe harus berada di angka 14%. Dengan demikian, Pemda Konawe khususnya Dinas Kesehatan memiliki waktu selama 3 tahun untuk mengejar target tersebut.

Olehnya itu, pihaknya selalu melakukan penyuluhan dan penyadaran, terutama di Posyandu dan instansi terkait dan akan membentuk tim baik dari kecamatan maupun desa, sehingga dengan begitu bisa terjadi perkembangan penurunan stunting di Konawe.

"Jadi sekitar 4 smpai 5 persen target kita pertahun," jelasnya.

Mawar mengakui, persolaan Stunting ini jika dari segi kasat mata susah dibedakan kecuali harus lewat penimbangan berat badan, yakni berat badan menurut umur, bukan berat badan menurut tinggi badan.

Sedangkan, penyebab lainya yaitu  kebanyakan dari faktor gizi kemudian penataan waktu hamil. Sebab bisa saja waktu hamil gizi berkurang, sehingga lahir kecil dan adanya gangguan mental dan pada akhirnya susah berkembang.

"Kemudian faktor lingkungan, contohnya di Lambuya yang sering terjadi banjir, dan kasus di sana lumayan, karena faktor lingkungan, dan faktor lainnya," ungkapnya.

Kadis Kesehatan juga berpesan,   untuk mencegah stunting ini diharapkan masyarakat saat kehamilan harus rajin memeriksa ke bidan, sehingga bisa dikontrol perkembangan janinnya.

Kemudian, setelah lahir agar  perhatikan asupan makanan harus ASI eksklusif selama 6 bulan, setelah itu baru berikan makanan tambahan sambil dikontrol timbangannya.

"Jadi harus rajin ke Posyandu,  misalnya ini bulan 6 kg, terus bulan depan masih ditimbang 6 kg juga, berarti bermasalah, harusnya kan naik," kata Mawar.

Baca Juga: Respon Keluhan Warga, Wabup Konsel Sidak Disdukcapil

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Kabupaten Konawe, Herniatin SKM. M.Kes, menjelaskan, dari hasil validasi yang terakhir ada 875 anak terkonfirmasi Stunting yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Konawe.

Tindakan yang diambil dalam kasus Stunting kepada anak, lanjut Herniatin, untuk dari kesehatan sudah melakukan intervensi mulai dari pembentukan kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita, pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.

"Serta penyuluhan dan edukasi pada ibu hamil dan balita," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, kasus Stunting di Konawe mayoritas penyebabnya adalah perilaku dan gaya hidup yang kurang sehat. Seperti di Soropia, banyak ikan tetapi kebanyakan hasil laut yang bagus ikannya di jual dan yang kurang bagus jadi konsumsi keluarga.

"Dan bisa jadi cara pengolahan bahan makanan yang salah," pungkasnya. (B)

Reporter: Aris Syam

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga