Bahayanya Hati yang Keras, Begini Cara Menghindarinya
Haerani Hambali, telisik indonesia
Sabtu, 27 November 2021
0 dilihat
Membaca Al-Qur'an adalah salah satu cara untuk melembutkan hati yang keras. Foto: Repro Sindonews.com
" Hati yang keras pada umat Islam sangat dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Sebab seseorang yang hatinya keras akan sulit untuk menerima nasihat "
KENDARI, TELISIK.ID - Hati yang keras pada umat Islam sangat dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Sebab seseorang yang hatinya keras akan sulit untuk menerima nasihat.
Padahal nasihat itu penting untuk memperbaiki diri. Saking pentingnya, kita dianjurkan untuk mencari orang yang alim, agar kita dinasihati.
Hati yang keras dapat terjadi karena kemaksiatan yang dilakukan secara terus menerus, hati yang mengeras menjadi tanda bahwa ia memiliki banyak penyakit hati, sehingga Allah menutup hatinya untuk menerima kebaikan.
Hati yang sudah terlanjur keras, tidak mudah untuk melembutkannya, bahkan lebih berat ketimbang pekerjaan lain semisal bersedekah, sebagaimana Abdullah bin Umar mengatakan :
“Sungguh menangis karena takut kepada Allah SWT lebih aku cintai daripada bersedekah dengan 1000 dinar.” Mungkin maksud Abdullah bin Umar, menangis karena Allah lebih berat dibanding bersedekah 1000 dinar.
Muhammad Ibn ‘Asyur dalam At-Tahrir wa at-Tanwir, menyebutkan: “Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allah ‘azza wa jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya terhadap mereka.”
Ada beberapa amalan untuk melembutkan hati yang keras. Amalan untuk melembutkan hati harus dilakukan setiap hari agar hati tak sekeras batu.
Amalan untuk melembutkan hati yang keras ini juga bisa menjadikan hidup akan terasa lebih berkah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang terkandung dalam Al Quran Surat Ali Imron ayat 159.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159).
Menjadi manusia yang berhati lembut dan rendah hati adalah perintah Allah SWT. Manusia harus lebih tawadhu dan tidak boleh sombong. Dengan bersikap tawadhu, manusia akan menjadi lebih peduli terhadap sesamanya.
Berikut ini 6 amalan untuk melembutkan hati yang keras, dilansir dari Suara.com.
1. Membaca Al-Qur'an
Dengan membaca Al-Qur'an, kita akan selalu mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan dengan membaca Al-Qur'an, hati akan bergetar dan akan mendapat petunjuk dari Allah.
"Segala puji bagi Allah yang menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami." (QS al-A'raf: 43).
Orang yang tak mau mengingat Allah akan masuk dalam kategori orang yang sesat.
"Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS az-Zumar: 22)
Baca Juga: 4 Cara Bersyukur Kepada Allah SWT
2. Perbanyak zikir
Berzikir adalah salah satu upaya untuk mengingat Allah. Anjuran untuk banyak berzikir agar hati menjadi lembut tertuang dalam hadis At Tirmidzi yang diriwayatkan Ibnu Umar.
"Jangan menikmati pembicaraan berlebihan kecuali ketika mengingat Allah. Pembicaraan berlebihan tanpa peringatan Allah mengeraskan hati, dan mereka yang paling jauh dari Allah adalah mereka yang hatinya keras. (At-Tirmidzi).
Dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 41 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).
3. Selalu ingat kematian
Seseorang akan menjadi lebih banyak melakukan perbuatan baik dan takut melakukan dosa ketika ingat bahwa kematian bisa datang kapan saja. Salah satu upaya untuk mengingat kematian adalah melihat orang yang sedang sakaratul maut.
4. Memohon ampun pada Allah
Memohon ampun kepada Allah dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa lewat doa setelah salat, mampu meluluhkan hati yang keras.
5. Mengikuti majelis ilmu
Dengan rajin mengikuti kajian atau majelis ilmu, akan semakin banyak ilmu yang diperoleh. Selain ilmu, juga akan memperoleh banyak teman yang saleh, sehingga makin banyak orang yang akan mengingatkan jikalau kita melakukan perbuatan dosa yang merupakan penyebab kerasnya hati.
6. Melakukan amal saleh
Amal saleh dapat dilakukan dengan berbagai hal. Salah satunya dengan menyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim akan membuat diri lebih bersyukur dan hati dengan sendirinya akan melembut.
Dikutip dari Republika.co.id, hati yang keras bisa berwujud penyakit hati seperti sombong, keras kepala, dan penyakit hati lainnya.
Untuk menghindarinya, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk melakukan tiga hal.
Baca Juga: Hukum Berwasiat Sebelum Meninggal dan Ganjaran Bagi yang Mengabaikannya
Pertama, bersyukur
Seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Akhir-akhir ini aku merasakan hatiku keras, Rasulullah SAW kemudian berkata, "Maukah engkau kuberi tahu cara untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Sayangilah anak-anak yatim, usaplah kepalanya, berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya (hal demikian) akan melembutkan hati dan melapangkan rezekimu." (HR Thabrani).
Kedua, ziarah kubur
Rasulullah SAW bersabda:
"Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarah. Sebab sesungguhnya ia akan melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akhirat."
Ziarah kubur dengan tujuan mengingat akhirat adalah hal yang dianjurkan. Dengan mengingat kematian, tersadarlah kita bahwa tak ada yang abadi di muka bumi ini. Maka, tak ada lagi yang pantas kita sombongkan.
Ketiga, bersegera melakukan kebaikan.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk bersegera dalam melakukan kebaikan. Nabi SAW bersabda: "Sebaik-baik salat adalah di awal waktunya".
Rasulullah SAW kemudian mengajarkan kita untuk berdoa: "Ya Allah, aku berlindung padamu dari kelemahan dan rasa malas."
Kata Ibnul Qayyim, "Apabila musibah yang engkau dapatkan panjang sekali, padahal tak pernah berhenti engkau berdoa, yakinlah bahwa Allah tidak saja hendak menjawab doa-doamu itu. Namun, Allah hendak memberimu karunia lain yang bahkan engkau tak memintanya". (C)
Reporter: Haerani Hambali
Editor: Fitrah Nugraha