Bahayanya Sifat Hasad dan Cara Mengobatinya

Haerani Hambali, telisik indonesia
Kamis, 30 September 2021
0 dilihat
Bahayanya Sifat Hasad dan Cara Mengobatinya
Hasad (dengki) adalah penyakit hati yang kelak akan dipertanyakan oleh Allah SWT kepada penderitanya. Foto: Repro sunnahtimeline.com

" Hasad menjadi sikap tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain dan ingin agar nikmat itu hilang dari orang tersebut "

KENDARI, TELISIK.ID - Salah satu sifat tercela adalah sifat hasad (dengki). Orang hasad adalah orang yang tanpa alasan yang rasional, tidak senang kepada segala kelebihan yang dimiliki orang lain.

Hasad adalah penyakit hati yang kelak akan dipertanyakan oleh Allah SWT kepada penderitanya. Orang yang memiliki sifat hasad terkadang tidak merasa kalau dirinya memiliki penyakit yang berbahaya.

Dikutip dari detik.com, Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, "Hasad (dengki) adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit dan di bumi. Di langit adalah dengkinya iblis kepada Nabi Adam'alaihi salam dan di bumi adalah dengkinya Qabil kepada Habil."

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 30:

Artinya: "Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi."

Dari ayat di atas terlihat bahwa sifat dengki sangat berbahaya. Dilansir dalam buku "Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya" oleh Drs. Rik Suhadi, S.Th.I menjelaskan An-Nawawi rahimahullah berkata: "Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat dari yang memperbolehkannya, baik itu nikmat dalam agama ataupun dalam perkara dunia."

Rasulullah SAW bersabda tentang bahaya perbuatan hasad:

"Hindarilah kamu daripada hasad, karena hasad itu memakan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar." (HR. Abu Daud).

Hasad menjadi sikap tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain dan ingin agar nikmat itu hilang dari orang tersebut. Misalnya kita tidak suka terhadap kekayaan, prestasi atau keberhasilan seseorang dan ingin hal tersebut hilang darinya.

Dan hasad menjadi penyakit hati yang tidak boleh disepelekan karena merupakan benih virus yang akan menyebar dan merusak seluruh kebaikan yang kita punya.

Dilansir dari Republika.co.id, Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Minjahul ‘Abidin mengatakan, hasad merupakan penyakit hati yang dapat merusak ketaatan dan mendorong seseorang untuk berbuat dosa.

Sifat hasad menyebabkan kelelahan dan ambisi yang sama sekali tidak bermanfaat. Malahan itu semua mengandung dosa dan maksiat. Hasad pun menyebabkan orang buta mata hati sehingga orang yang bersifat hasad hampir tidak memahami hukum-hukum Allah.

Dikutip dari Islampos.com, ada tiga tanda orang yang hasad yaitu:

1. Melakukan ghibah saat (orang yang dihasadi) tidak berada di hadapannya.

2. Memuji (orang yang dihasadi) saat berada di hadapannya.

3. Merasa gembira dengan musibah yang menimpa orang yang dihasadi.

Dilansir dari Sindonews.com, bahayanya hasad bila menghinggapi hati seseorang menurut fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam kitabnya 'Silsilah Fatawa Nur Ala Darb', sebagai berikut:

1. Tidak rida dengan ketetapan dan takdir Allah

2. Selalu gelisah, terbakar dan jengkel

3. Membenci orang yang dihasadi.

4. Orang hasad menyerupai kebiasaan yahudi yang merasa hasad dengan pemberian keutamaan Allah kepada orang lain.

5. Orang hasad meremehkan nikmat Allah kepada dirinya sendiri

6. Orang hasad menunjukkan betapa sensitif dirinya serta tidak suka kebaikan pada orang lain

Andai ada orang berkata, “Jika tertimpa hasad pada hatiku tanpa pilihan. Apakah obatnya?” Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjawab, obat hasad ada dua, yakni :

1. Berpaling dari perkara yang memicu hasad secara total, melupakannya serta menyibukkan diri dengan urusan yang penting bagi dirinya.

2. Memperhatikan dan mengingat-ingat bahaya hasad. Karena dengan berfikir merenung bahaya suatu perbuatan maka iapun bersegera untuk berlari dan menjauhinya. Hendaknya ia mempraktekkannya.

Baca Juga: Ini Waktu Terbaik Bersedekah, Disaksikan dan Didoakan Malaikat

Baca Juga: Saat Sakit, Baca Doa dan Zikir Ini Sebagai Ikhtiar Minta Kesembuhan

Hasad yang Dibolehkan

Dalam ajaran Islam, hasad hanya dibolehkan dalam dua hal: terhadap yang orang dianugerahi harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya dengan benar, dan terhadap orang yang dianugerahi ilmu kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah SAW bersabda: Tidak dibenarkan hasad kecuali dalam dua hal; terhadap seseorang yang diberi anugerah oleh Allah berupa harta lalu dia menafkahkannya di jalan yang benar, dan terhadap seseorang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya, Nabi memberi arah kepada kita bahwa yang boleh diirikan oleh kita dari orang lain adalah amal salehnya, bukan kebendaannya. Kita boleh iri kepada orang kaya, tetapi bukan kekayaannya melainkan perbuatannya menafkahkan kekayaannya itu di jalan Allah.

Demikian pula dengan ilmu, kita diperbolehkan iri kepada orang yang berilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena perbuatannya dalam mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu. Wallahu A'lam. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga