BEM se-Sultra Temui Ketua DPRD Bahas Kedatangan 500 TKA China
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Minggu, 21 Juni 2020
0 dilihat
Pertemuan Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh dengan Aliansi BEM se-Sultra. Foto: Ibnu Sina Ali Hakim/Telisik
" TKA yang datang tanggal 23 Juni sebanyak 153 orang dengan 3 penerbangan, gelombang kedua hadir 29 Juni dan tiba di Kendari sekitar tanggal 30, dan untuk gelombang ketiga tiba 27 Juli 2020. "
KENDARI, TELISIK.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sulawesi Tenggara (Sultra) bertemu Ketua DPRD, Abdurrahman Saleh (ARS) guna membahas kedatangan 500 TKA China ke Bumi Anoa, Sabtu malam (20/6/2020).
Ada beberapa poin yang disampaikan Abdurrahman Saleh dalam pertemuan yang berlangsung di ruangan kerja Ketua DPRD Sultra. Pertama, ia menjelaskan soal pertemuan yang dilakukan DPRD Sultra kemarin bersama External Affair Manager VDNI, Indrayanto, Kepala Kanwil Kemenkum HAM Sultra, Sofyan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Sultra, Saemu Alwi dan perwakilan dari Imigrasi Kelas IA Kendari.
ARS mengungkapkan, pertemuan tersebut untuk mempresure data atau prosedur termasuk visa yang digunakan TKA China untuk masuk ke Sultra.
"Yang buat kita sulit karena sikap dari pusat. Saat ini sudah 12.000 TKA yang ada di Sultra. Pertemuan kemarin itu membahas tahap pemenuhan prosedur termasuk visa. Kan saya sudah sampaikan, saya tidak pernah menolak investasi asalkan sesuai dengan aturan," ungkapnya, Sabtu (20/6/2020).
Baca juga: 500 TKA dalam Perspektif Sumber Daya Manusia
ARS juga menuturkan upaya dari DPRD untuk mempresure TKA tersebut agar tidak kecolongan lagi seperti pada saat datangnya 49 TKA China yang ternyata menggunakan visa kunjungan bukan visa pekerja.
"Makanya saya minta datanya sama pihak Virtue Dragon karena jangan sampai dia wintoi lagi kita, bilang tenaga kerja ahli padahal biar cleaning service dimasukkan juga. Karena sebelumnya kita juga sering kecolongan di visa seperti 49 TKA lalu yang memakai visa kunjungan bukan pekerja," tambahnya.
ARS juga menyebutkan, ada oknum yang bermain dari seringnya kecolongan terkait hadirnya TKA untuk bekerja di Sultra.
Selain itu ARS juga menekankan, yang perlu digali adalah mereka yang mengaku tenaga ahli padahal bukan. Dimana azas keadilannya, di saat banyak warga Sulawesi Tenggara yang justru butuh pekerjaan.
"Bayangkan, setahun, Virtue Dragon bisa hasilkan 9 juta metrik ton dari 15 tungku. Bila dijual hasilnya Rp 90 triliun lebih. Sementara kita dapat apa, cuma debu. Makanya itu yang buat saya geram dan emosi. Banyak juga data-data yang mereka mau sembunyikan makanya itu yang mau kita bongkar secara ilmiah," tuturnya.
ARS juga memberikan informasi terkait hadirnya 500 TKA China dalam tiga gelombang.
Baca juga: Mencuri Kartu ATM dan Uang Rp 16 Juta, Bidan Cantik Ditangkap Polisi
"TKA yang datang tanggal 23 Juni sebanyak 153 orang dengan 3 penerbangan, gelombang kedua hadir 29 Juni dan tiba di Kendari sekitar tanggal 30, dan untuk gelombang ketiga tiba 27 Juli 2020," ujarnya.
Ketua DPD PAN Sultra itu juga menyarankan pada mahasiswa agar terus mengontrol dan mengawal hadirnya 500 TKA China di Sultra.
Sementara itu, Aliansi BEM se-Sultra meminta pada Ketua DPRD Sultra untuk memfasilitasi pertemuan dengan Gubernur Sultra karena mereka telah melakukan kajian mengenai hadirnya 500 TKA tersebut.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan kesepakatan menolak TKA jika tidak sesuai prosedur, aturan, dan mekanisme yang ada.
"Kami sepakat mengawal hadirnya 500 TKA bahkan kami juga akan ikut kalau dalam tinjauan langsung di lapangan terkait data TKA itu," pungkas salah satu perwakilan BEM Sultra dalam pertemuan bersama Ketua DPRD.
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali