Biaya Pembangunan Bendungan Rante Angin Ditaksir Mencapai Rp 100 Miliar
Muh. Risal H, telisik indonesia
Kamis, 19 Agustus 2021
0 dilihat
Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Masyarakat telah berkali-kali melakukan upaya perbaikan dengan cara gotong royong untuk mengatasi hal tersebut dengan bantuan alat berat dari OPD terkait "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Area persawahan yang terletak Kecamatan Rante Angin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), merupakan salah satu kawasan persawahan terluas dengan hasil produksi terbanyak.
Hanya saja, rusaknya infrastruktur bendungan Sungai Rante Angin yang selama ini menjadi sumber pasokan air petani, akibat terjangan banjir yang terjadi beberapa bulan lalu, menyebabkan terhentinya aktivitas petani selama dua kali musim tanam.
Atas dasar itu, melalui rapat paripurna DPRD Kolut dengan agenda Penyampaian Rencana Kebijakan Umum (KU) dan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Fraksi PDIP meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara memperhatikan peningkatan di sektor pertanian khususnya persawahan di Kecamatan Rante Angin.
"Petani di Kacamatan Rante Angin mengalami gagal panen dan sudah dua kali musin tanam mereka tidak melakukan aktivitas akibat jebolnya bendungan pengairan," terang Agusdin, S.Kom, Ketua Fraksi PDIP DPRD Kolut, saat menyampaikan pandangan Fraksi Senin (16/8/2021).
Lebih lanjut ia menyatakan, masyarakat telah berkali-kali melakukan upaya perbaikan dengan cara gotong royong untuk mengatasi hal tersebut dengan bantuan alat berat dari OPD terkait.
"Hanya saja, pada saat perbaikan tidak ada seorangpun dari OPD terkait yang datang memberikan arahan teknis pekerjaan sehingga hasilnya selalu gagal," pungkasnya.
Selain Fraksi PDIP, Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB) juga meminta Pemda Kolut mengupayakan pembangunan kembali Bendungan Sungai Rante Angin.
"Sejak dibangunnya Bendungan Rante Angin 2014 lalu, 90 persen area persawahan yang dulunya beralih fungsi kembali tergarap dan masyarakat telah menikmati hasilnya," ungkap Hadirman Sarira, S.Pd, Ketua Fraksi PBB DPRD Kolut saat menyampaikan pandangan Fraksi.
Namun, lanjut Hadirman, setelah bendungan tersebut rusak diterjang banjir, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pasokan air ke area persawahan mereka.
Meski masyarakat bersama pemerintah setempat telah berupaya melakukan gotong royong agar air mengaliri persawahan masyarakat, hasilnya belum maksimal.
"Kami berharap mudah-mudahan di tahun 2022 ini, Pemkab Kolut bisa menganggarkan untuk perbaikan bendungan tersebut dan melanjutkan pengaspalan jalan menuju Tinuna-Porehu yang panjangnya kurang lebih 2,5 km," harapnya.
Menanggapi pandangan kedua fraksi tersebut, Bupati Kolut, Drs. H. Nur Rahman Umar, MH menyampaikan, berdasarkan hasil perencanaan Balai Sungai Wilayah (BSW) Sulawesi IV Kendari, biaya pembangunan bendungan Rante Angin ditaksir mencapai Rp 100 miliar.
"Jika kita mencoba untuk menyelesaikan bendungan tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belajar Daerah (APBD) maka dapat dipastikan banyak kegiatan yang juga urgent tidak dapat berjalan dan tidak dapat diselesaikan," jelas Bupati Kolut, Senin (16/8/2021).
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah tetap pada posisi mempertimbangkan sesuai anggaran yang ada. Sambil berusaha maksimal agar instansi terkait yakni Balai Sungai Wilayah IV Kendari memberikan tambahan anggaran.
"Kami sudah tiga kali konsultasi dan mereka telah mengusulkan ke pemerintah pusat. Mudah-mudahan tahun 2022 dapat disahuti pemerintah pusat," bebernya.
Nur Rahman menegaskan, jika semisalnya pembangunan bendungan tersebut dapat terealisasi tahun depan, maka pembangunannya tidak boleh asal-asalan sehingga dapat bertahan lama dan anggaran tidak terbuang sia-sia.
"Kita setuju jika pembangunan bendungan itu penting karena menyangkut kehidupan masyarakat umum dan persoalan potensi daerah Kabupaten Kolaka Utara. Bahkan sejak bendungan tersebut diterjang banjir kami sudah tiga kali mengirim orang ke sana namun belum bisa menjawab tantangan-tantangan di sana," pungkasnya. (A-Adv)