Bonus Demografi Indonesia jadi Peluang dan Tantangan bagi Pelaku UMKM
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 21 September 2024
0 dilihat
Wakil Ketua Forum UMKM Sulawesi Tenggara, Amrin Amrullah ungkap strategi untuk menghadapi bonus demografi bagi pelaku usaha. Foto: Ist.
" Indonesia diperkirakan akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2030, dengan dampaknya yang diprediksi masih dapat dirasakan hingga tahun 2035. Hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) "
KENDARI, TELISIK.ID - Indonesia diperkirakan akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2030, dengan dampaknya yang diprediksi masih dapat dirasakan hingga tahun 2035. Hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hal tersebut disampaikan Amrin Amrullah, Wakil Ketua Forum UMKM Sulawesi Tenggara. Menurutnya, bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 dan di atas 64 tahun).
Pada periode ini, kata dia, rasio ketergantungan Indonesia akan berada pada titik terendah, dengan sekitar 70 persen populasi diproyeksikan berada pada usia produktif.
Dalam menghadapi peluang besar ini, Amrin menekankan bahwa pelaku UMKM perlu mengambil langkah-langkah strategis agar dapat memanfaatkan momentum bonus demografi secara optimal.
Baca Juga: Dampak Sampah Plastik di Laut: Rusak Ekosistem dan jadi Mikroplastik Berbahaya
Langkah strategis tersebut, tambah Amrin, yang juga sebagai Ketua Forum Pengusaha Muslim Sultra, di antaranya adalah inovasi produk dan layanan. Dia menyebut ada beberapa langkah strategis yang perlu ditempuh.
Langkah pertama, pelaku UMKM harus mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan layanan yang lebih efisien.
Langkah strategis kedua adalah mengadopsi teknologi digital. Kata dia, E-commerce dan platform digital perlu dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pasar, sementara sistem manajemen digital dapat meningkatkan efisiensi operasional.
Ketiga, peningkatan kualitas SDM. Langkah ini dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan menjadi kunci penting, terutama dengan merekrut talenta muda yang memiliki keahlian digital.
“Keempat adalah fokus pada segmentasi pasar. Kita harus bisa identifikasi segmen konsumen, terutama generasi milenial dan Gen Z, dan sesuaikan strategi pemasaran sesuai dengan preferensi mereka,” katanya, Sabtu (21/9/2024).
Kemudian kelima, melakukan kolaborasi dan networking, yaitu membangun kemitraan dengan bisnis lain, termasuk startup teknologi, serta bergabung dengan asosiasi industri untuk memperluas jaringan.
Langkah strategi keenam adalah mencari akses pembiayaan yang aman. Kata dia, pelaku UMKM disarankan mempelajari berbagai opsi pembiayaan sesuai syariah, seperti syirkah, untuk mendapatkan modal tanpa terjerat utang riba.
“Kita juga perlu pintar adaptasi terhadap tren konsumen. Yaitu fleksibilitas dalam menyesuaikan produk atau layanan dengan tren gaya hidup dan konsumsi yang terus berubah menjadi kunci kesuksesan,” tambah Amrin.
Selanjutnya adalah melakukan langkah strategis dengan berkelanjutan. Yaitu mengadopsi praktik bisnis ramah lingkungan dan kembangkan produk yang mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Langkah strategis kesembilan adalah dengan melakukan ekspansi pasar. UMKM perlu mempertimbangkan ekspansi ke daerah dengan pertumbuhan populasi tinggi, serta mengeksplorasi peluang ekspor untuk meningkatkan daya saing.
Baca Juga: Persiapan Mukernas Kesthuri, Upaya Tingkatkan Pelayanan dan Kenyamanan
Terakhir, lanjut Amrin, melakukan investasi dalam riset dan pengembangan. Alokasikan sumber daya untuk riset pasar dan pengembangan produk, serta pantau perubahan demografi dan preferensi konsumen secara berkala.
“Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pelaku UMKM diharapkan dapat memosisikan diri untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari bonus demografi Indonesia, sambil mempersiapkan diri menghadapi tantangan pasca-periode bonus demografi,” pungkasnya.
Salah satu pelaku UMKM Kota Kendari, Abu Fatih, menilai bahwa bonus demografi Indonesia merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperkuat pertumbuhan bisnis.
“Kami sebagai pelaku usaha melihat bahwa dengan mayoritas penduduk berada di usia produktif, pasar akan semakin terbuka dan permintaan terhadap produk serta layanan akan meningkat. Ini juga jadi peluang bagi amu untuk meraup omzet,” ujarnya. (B)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS