Bukan karena Pawang Hujan, BMKG Ungkap Penyebab Hujan Berhenti di MotoGP Mandalika
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Selasa, 22 Maret 2022
0 dilihat
Aksi seorang wanita yang jadi pawang hujan saat beraksi di Sirkuit MotoGP Mandalika. Foto: Dok. Kemenparekraf RI
" Aksi pawang hujan bernama lengkap Rara Isti Wulandari ini sontak menjadi sorotan dunia. Wanita yang akrab disapa Mbak Rara itu langsung beraksi keliling sirkuit Mandalika saat hujan deras melanda "
JAKARTA, TELISIK.ID - Perhelatan MotoGP Mandalika di Sirkuit Mandalika, Lombok, Minggu (20/3) lalu, menarik perhatian publik.
Bukan hanya para rider MotoGP, tapi juga aksi dari seorang pawang hujan yang beraksi saat Sirkuit Mandalika dilanda hujan.
Melansir Suara.com - jaringan Telisik.id, Selasa (22/3/2022), aksi pawang hujan bernama lengkap Rara Isti Wulandari ini sontak menjadi sorotan dunia. Wanita yang akrab disapa Mbak Rara itu langsung beraksi keliling sirkuit Mandalika saat hujan deras melanda.
Cuplikan video saat pawang hujan berkeliling sirkuit untuk mengusir hujan itu langsung viral.
Race MotoGP Mandalika 2022, Minggu (20/3/2022), sempat mengalami penundaan selama 75 menit dari jadwal semula karena hujan deras. Balapan akhirnya dimulai pukul 15.15 WIB setelah hujan reda.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, hujan berhenti pada gelaran MotoGP Mandalika di Sirkuit Mandalika, Lombok, Minggu (20/3) lalu, bukan karena pawang hujan.
Guwanto mengungkapkan, meskipun ada momen hujan berhenti saat pawang hujan bekerja di dalam lintasan Sirkuit Mandalika, namun itu merupakan kebetulan.
Kata dia, hujan berhenti karena faktor durasi hujan yang sudah selesai.
Baca Juga: Rawan Bencana, Bupati Kolut Sampaikan 4 Tips Kesiapsiagaan Bencana
"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai," kata Guswanto dikutip cnnindonesia.com dari Detik.com, Senin (21/3/2022).
"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang dimiliki BMKG," ucap Guswanto menambahkan.
Guwanto juga mengatakan, hujan memang bisa diatur dengan teknik modifikasi hujan. Hal itu berarti mempercepat terjadinya hujan. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan jika terdapat awan hujan.
"Sebenarnya begini, kalau tentang modifikasi cuaca itu adalah teknologi modifikasi cuaca, yang dimaksud itu adalah mempercepat terjadinya hujan. Kan awan itu dalam membuat teknologi modifikasi cuaca itu sarat pertama adalah adanya awan hujan," ujar Guswanto.
Baca Juga: Indeks Pembangunan Manusia Mubar Belum Maksimal Sesuai Target
"Kalau tidak ada awan hujan, tidak bisa. Sehingga gimana ceritanya teknologi modifikasi cuaca itu jadi, pada awan-awan tertentu awan-awan konvektif yang mengandung uap air, itu diberikan inti kondensasi, inti yang berupa ditabur NaCL, garam. Dengan adanya inti kondensasi itu mempercepat untuk pembentukan awan hujan. Jadi demikian kira-kira jadi teknologi yang dimaksud adalah teknologi mempercepat terjadinya hujan. Bukan untuk menahan, bukan. Jadi mempercepat bisanya," kata Guwanto menambahkan.
Meski demikian, BMKG menilai pawang hujan Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Roro yang menjadi sorotan di MotoGP Mandalika adalah bagian dari kearifan lokal.
"Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintis itu sulit untuk dijelaskan," kata Guswanto. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali