Cegah Risiko Stunting di Muna Barat, BPPKB Gelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga

Putri Wulandari, telisik indonesia
Kamis, 30 Juni 2022
0 dilihat
Cegah Risiko Stunting di Muna Barat, BPPKB Gelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga
BPPKB gelar orientasi Tim Pendamping Keluarga angkatan kedua, guna mencegah dan menurunkan angka stunting di Kecamatan Kusambi dan Napano Kusambi, Muna Barat. Foto: Putri Wulandari/Telisik

" Tim pendamping yang telah terbentuk nantinya akan memberikan edukasi terhadap keluarga yang ada di wilayahnya masing-masing "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB) melakukan orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) guna pencegahan stunting, gizi buruk, dan risiko hamil.

Dalam tim pendamping keluarga, di setiap kecamatan, ada tiga yang mencakup di dalamnya yakni ketua tim PKK, bidan di desa dan kader KB. Orientasi dilakukan lima angkatan dengan sasaran 81 desa.

Kepala BPPKB Muna Barat, La Ode Andi Muna, menuturkan bahwa tim pendamping yang telah terbentuk nantinya akan memberikan edukasi terhadap keluarga yang ada di wilayahnya masing-masing.

"Pemberian edukasi tersebut meliputi pencegahan stunting, gizi buruk, dan risiko kepada ibu hamil," tuturnya, Kamis (30/6/2022).

Orientasi TPK ini juga menjadi jembatan antara pemerintah kabupaten kepada masyarakat, untuk memberi edukasi dalam mencegah risiko yang akan terjadi pada kehamilan.

Di mana TPK ini juga berfungsi memonitoring untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, dan melaporkan ke pemerintah kabupaten melalui BPPKB, jika ditemukan risiko pada kehamilan, serta stunting.

Sejalan dengan itu, Kepala Bidang Keluarga Berencana, Wa Ode Sitti Amzia, menuturkan bahwa TPK ini sebenarnya telah terbentuk dari tahun 2021, dan tahun ini sebagai penyegaran kembali untuk memberikan edukasi pencegahan stunting, yang nantinya TPK ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat.

"Dengan salah satu edukasi yaitu faktor risiko utama yang terjadi pada keluarga, misalnya pada calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi balita, termasuk juga remaja," ungkapnya.

Baca Juga: Pemkab Manggarai Gusur Pilar Tanah Nanga Banda, Warga Bentrok dengan Pol PP, Wabup Menghindar

Pemberian pendampingan itu sendiri, nantinya akan dilakukan oleh TPK, pada bayi mulai dari 0-2 tahun, sebab 1.000 hari pertama kehidupan ialah masa emas bagi anak, dengan salah satu upaya yang dilakukan dalam mencegah stunting maupun gizi buruk, yakni pemberian ASI ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan.

Kemudian selain memberi edukasi, BPPKB juga fokus mengajarkan cara mengakses aplikasi eksimil, yang nantinya data-data akan diambil dari tim pendamping keluarga di wilayah setempat.

"Maka dibentuk TPK dari setiap wilayah masing-masing, kerena mereka lebih tahu kondisi masyarakat yang ada di tempatnya," ucapnya.

Sehingga tim pendamping keluarga itu sendiri, harus mengetahui berapa jumlah pasangan dalam masa usia subur yang kemungkinan berisiko pada kehamilan, jumlah ibu yang tidak ingin punya anak, tetapi tidak ingin KB, pasangan yang tidak mengatur jarak kelahiran, kemudian mereka juga mendampingi calon pengantin demi pencegahan stunting.

Tim pendamping keluarga juga harus mendampingi ibu hamil sampai melahirkan, sehingga nantinya anak yang dilahirkan normal tanpa cacat dan stunting, jika ada risiko stunting ditemukan, yakni bayi yang lahir berukuran 48 cm dapat dikategorikan stunting, BPPKB akan membawa ke tempat yang fasilitasnya lengkap.

Serta akan dilakukan pendampingan oleh tim pendamping keluarga, salah satunya bidan di desa tersebut, sehingga tidak terjadi stunting, dengan pemberian gizi yang cukup pada bayi.

Orientasi TPK ini diharapkan dapat memaksimalkan menurunkan dan mencegah terjadinya kasus stunting di wilayah masing-masing.

Baca Juga: PATBM Bentukan Pemda Tak Bisa Berjalan Kendala Porsi Anggaran

Camat Kusambi, Arif Ndaga menuturkan, dirinya sangat mendukung orientasi ini, sebab menurutnya orientasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Ia juga berharap kepada tim pendamping keluarga dapat memahami tugasnya, agar nanti dapat memberikan pemahaman terhadap keluarga yang didampingi.

"Jadi setelah ini khususnya masyarakat Kecamatan Kusambi dan Napano Kusambi dapat mengikuti arahan dan memahami materi yang disampaikan, agar nantinya informasi dapat disalurkan dan diserap oleh masyarakat," jelasnya. (A)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga