Curhat Nelayan Buton Selatan Soal Pengelolaan Ikan

Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Senin, 18 Maret 2024
0 dilihat
Curhat Nelayan Buton Selatan Soal Pengelolaan Ikan
Curhat Murdini Nelayan Desa Bahari, Buton Selatan Pada Sesi Diskusi Dalam Safari Ramadan Pemkab Buton Selatan. Foto: Ali Iskandar Majid/ Telisik

" Nelayan di Desa Bahari, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, menyampaikan curhatan mereka terkait pengelolaan ikan yang masih belum bisa membantu menekan aktivitas penguburan ikan di Buton Selatan "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Nelayan di Desa Bahari, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, menyampaikan curhatan mereka terkait pengelolaan ikan yang masih belum bisa membantu menekan aktivitas penguburan ikan di Buton Selatan.

Murdini, salah seorang nelayan Desa Bahari, Buton Selatan mengungkapkan penyebab nelayan sering kali mengubur ikan yang disebabkan jumlah ikan yang membludak.

Kata dia, pertama dari sisi penjualan yang mana tidak semua ikan yang dijual langsung terjual semua. Hal ini disebabkan daya beli yang tidak begitu tinggi dari masyarakat.

Maka dari itu, Murdini menyampaikan adakalanya para nelayan mencoba meminimalisir membludakan jumlah ikan yang mubazir dengan menyetor ikan hasil tangkapan kepada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di wilayah Buton Selatan.

Namun dari pihak Tempat Pelelangan Ikan (TPI), terkadang mengalami overload atau kelebihan muatan, hal tersebut karena kuota jumlah ikan yang ditampung sangat terbatas.

Baca Juga: 175 Nelayan Buton Selatan Terima Sertifikat SKN dan SOPI

Alhasil, kata dia, aktivitas mengubur ikan menjadi pilihan alternatif yang ditempuh untuk mengeksekusi jumlah ikan yang begitu sangat tidak terkontrol. Dimana lazim dikubur di sepanjang pesisir pantai Desa Bahari dan dibuang begitu saja ke laut lepas.

Ia dan para nelayan lainnya di Desa Bahari, Buton Selatan menyampaikan harapan mereka bahwa kedepannya ada penambahan kuota untuk jumlah ikan yang ada pada TPI.

"Akhirnya ikan itu disia-siakan begitu saja," ungkapnya kepada Telisik.id, Minggu (17/3/2024).

Menyikapi isu tersebut, Kepala Dinas Perikanan Buton Selatan, La Kali mengatakan, Kabupaten Buton Selatan merupakan wilayah lumbung ikan, sehingga musim tertentu jumlah ikan akan membludak

Ia juga membenarkan terkait kapasitas TPI saat ini yang hanya bisa  menampung ikan sebanyak 38 ton.

"Penuh di sana, isi di TPI Baubau, Baubau penuh, isi lagi di TPI Pasarwajo sementara di sana ada nelayannya juga," tandasnya.

Untuk itu, melalui DAK tahun ini Dinas Perikanan Buton Selatan telah memporsikan kepada TPI untuk menambah kapasitas muatan dari 38 ton menjadi dua kali lipat dari jumlah semula, hingga mencapai 80 ton. Diharapkan dalam jangka 2-3 tahun kedepan target 400 ton sudah dapat terealisasikan.

Lebih lanjut, ia menuturkan, kebiasaan nelayan dalam mengubur ikan sudah sering dilakukan sejak dulu pada saat kondisi jumlah ikan yang membludak dan sudah menjadi isu krusial.

Selian itu, ia juga mengaku sudah sempat mengirimkan bukti berupa video membludaknya ikan di Kabupaten Buton Selatan kepada Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Sementara itu, PJ Bupati Buton Selatan, La Ode Budiman turut menyikapi curhatan para nelayan terkait pengelolaan ikan. Dimana ia memberikan solusi alternatif yang bisa diambil oleh para nelayan dalam meminimalisir jumlah ikan yang membludak.

Budiman menyampaikan, jumlah ikan yang sudah tidak sempat tertampung pada TPI masih dapat dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi barang dengan nilai ekonomis. Yakni dengan cara dimasak setengah matang, lalu dikeringkan dengan cara dijemur bisa dikeringkan dan nantinya pihak Pemkab yang akan membeli melalui negosiasi dengan para nelayan untuk dijadikan pakan ternak unggas.

Baca Juga: 4 Tahun Terakhir, SMPN 6 Baubau Kekurangan Fasilitas Pendidikan

Ia menuturkan, keberhasilan solusi tersebut kembali lagi pada komitmen yang dibangun dengan para nelayan maupun tengkulak ikan yang ada di wilayah Buton Selatan.

"Dari pada dikubur mending dimasak setengah matang, lalu dikeringkan dengan cara dijemur, kemudian disimpan kedalam karung, kami datang timbang, negosiasi harga, kami ambil," ucapnya kepada Telisik.id.

Ia juga menyampaikan bahwa isu tersebut menjadi perhatian serius sebab potensi ikan yang melimpah, yang mana perlu dilakukan pembenahan potensi yang ada pada sektor perikanan dan kelautan di perairan Buton Selatan.

Karena wilayahnya yang 80 persen didominasi oleh perairan, dalam hal ini  OPD teknis berperan dalam menjamin tingkat taraf ekonomi para nelayan di Buton Selatan.

Diketahui, pada rentang periode bulan Maret hingga April jumlah ikan yang ada di Desa Bahari, Buton Selatan menjadi tidak terkendalikan. (A)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga