Desa di Konsel Ini Bakal Tolak BLT 2022, Ini yang Dilakukan Warganya

Thamrin Dalby, telisik indonesia
Kamis, 03 Juni 2021
0 dilihat
Desa di Konsel Ini Bakal Tolak BLT 2022, Ini yang Dilakukan Warganya
Kepala Desa Ambakumina, Sahlan Tawulo (kiri) saat terima pupuk. Foto: Thamrin/Telisik

" Dengan adanya kerja sama dengan pabrik pupuk organik ini, saya tidak ragu lagi untuk memberdayakan semua jenis tanaman di desa saya terutama tanaman nilam. "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Berkat keberhasilan membina warganya dalam menanam nilam, Kepala Desa Ambakumina, Konawe Selatan, optimis menolak dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun 2022 mendatang.

Kepala Desa Ambakumina, Sahlan Tawulo SH mengaku, merasa optimis pada tahun 2022 mendatang warganya tidak perlu lagi menerima dana BLT.

Pasalnya, untuk bulan ini warganya yang berjumlah 146 kepala keluarga telah memiliki penghasilan Rp 15 juta untuk hasil dari penanaman nilam.

Apalagi, kata dia, setelah berhasil membangun mitra dengan salah satu pabrik pupuk organik PT Pramudita Daya Parma yang bermerek Dinosaurus, pihaknya semakin optimis penghasilan warganya akan semakin meningkat karena untuk mendapatkan pupuk sudah tidak sulit lagi, dan pupuk tersebut juga dapat digunakan pada semua jenis tanaman baik untuk nilam, jagung maupun tanaman padi.

Sehingga hingga tahun 2022 nanti, desanya tidak memerlukan dana BLT  dari pemerintah lagi.

"Dengan adanya kerja sama dengan pabrik pupuk organik ini, saya tidak ragu lagi untuk memberdayakan semua jenis tanaman di desa saya terutama tanaman nilam," tambahnya.

Baca juga: Pro Kontra Rencana Penggunaan Jalan Umum Sebagai Jalan Hauling Bergulir di DPRD Konsel

Baca juga: Begini Kata BKPSDM Butur Soal Penundaan Jadwal Pendaftaran Seleksi CPNS dan PPPK 2021

Sebelumnya, kata dia, kelangkaan pupuk membuat desa yang dipimpinnya memiliki hasil tidak maksimal. Namun, untuk masalah ini pihaknya sudah mengatasi, apalagi pupuk Dinosaurus ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.

"Makanya hingga tahun 2022 nanti saya yakin warga saya tidak memerlukan dana BLT lagi dan saya akan tolak dana tersebut," lanjutnya.

Untuk nilam saja, warga sudah memiliki penghasilan Rp 15 juta bersih setiap bulan dari lahan yang dibagikan, ditambah lagi dengan hasil panen jagung dan padi.

"Mereka bisa memiliki penghasilan tambahan lima atau sepuluh juta dan jika dijumlahkan, warga saya bisa berpenghasilan Rp 20 juta sampai Rp 25 juta perbulan," ungkapnya.

Sekian itu, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan dapat di gunakan pada semua jenis tanaman yang fungsinya membangkitkan humus tanah. Bahkan tanah yang sudah terkombinasi dengan zat kimia selama ini dapat subur kembali, dan akan diberi harga sesuai dengan harga pabrik.

Saat ini sisa lahan dari 248 Ha yang ia miliki, rencananya akan digunakan untuk pengembangan tanaman poral dan bibitnya akan ia adakan dengan menggunakan dana desa yang ia miliki. (B)

Reporter: Thamrin Dalby

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga