Keluarga Protes, Pasien Gagal Ginjal Dinyatakan Positif COVID-19 Setelah Meninggal

Musdar, telisik indonesia
Sabtu, 17 Oktober 2020
0 dilihat
Keluarga Protes, Pasien Gagal Ginjal Dinyatakan Positif COVID-19 Setelah Meninggal
Keluarga pasien melakukan protes pada pihak RSUD Kota Kendari karena pasien divonis positif COVID-19 setelah meninggal dunia. Foto: Repro sehatQ

" Malam itu, pihak RS belum memvonis bahwa pasien tersebut kena COVID-19, nanti setelah meninggal baru dilakukan uji lab, katanya positif corona. Nah itu yang keluarga kami tidak terima, karena kenapa kemarin pada saat sakit 23 hari, bukan waktu yang singkat dirawat, tidak mungkin tidak bisa diidentifikasi kalau memang kena corona. "

KENDARI, TELISIK.ID - Keluarga dari pasien meninggal di RSUD Kota Kendari, protes pada pihak rumah sakit karena anggota keluarganya divonis meninggal karena COVID-19.

Keluarga memprotes lantaran merasa janggal dengan pihak RSUD yang tiba-tiba menyampaikan bahwa pasien terinfeksi COVID-19.

Apalagi informasi itu disampaikan siang hari, setelah pasien sudah dinyatakan meninggal dunia.

Tak hanya itu, pasien berjenis kelamin perempuan berusia 27 tahun ini sebelum meninggal diketahui sudah sekitar 23 hari dirawat di RS karena penyakit gagal ginjal serta beberapa penyakit lainnya.

Salah satu keluarga pasien, Lewi menceritakan, sebelum akhirnya meninggal, pasien baru saja diberikan izin pulang setelah dirawat 23 hari di RSUD. Namun, belum cukup dua hari berada di rumah, pasien kembali dimasukkan di RSUD, Kamis malam (15/10/2020), karena mengeluh sakit perut.

Belum lama di rumah sakit, pasien yang bertempat tinggal di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia ini akhirnya meninggal dunia, Jumat dini hari (16/10/2020).

Baca juga: Hari Ini, Positif COVID-19 di Sultra Bertambah Lagi 48 Kasus

"Malam itu, pihak RS belum memvonis bahwa pasien tersebut kena COVID-19, nanti setelah meninggal baru dilakukan uji lab, katanya positif corona. Nah itu yang keluarga kami tidak terima, karena kenapa kemarin pada saat sakit 23 hari, bukan waktu yang singkat dirawat, tidak mungkin tidak bisa diidentifikasi kalau memang kena corona," cerita Lewi, Jumat (16/10/2020).

"Terus yang kedua, kalau dia corona, seharusnya sudah bisa ditau dari tadi malam saat baru masuk di RS, kalau pihak RS lakukan uji lab. Nanti pasien sudah meninggal baru keluar penyataan bahwa pasien positif COVID-19. Inikan membingungkan akhirnya pihak keluarga protes," sambungnya.

Lanjut Lewi, setelah mendengar pernyataan pihak RS, keluarga pasien kemudian meminta penjelasan pihak RS mengapa pasien setelah meninggal baru dinyatakan positif COVID-19.

Pihak keluarga meminta pihak RS dapat menjelaskan secara detail, perawatan pasien selama 23 hari yang sudah memiliki rekam medis hingga pasien kembali dimasukkan di RS. Tujuannya, lanjut Lewi, agar keluarga pasien paham dan dapat menerima.

"Kami mau sinkronkan antara perawatan 23 hari dengan perawatan saat dia meninggal ini, bagaimana hasil labnya. Tapi dari pihak RS berbelit-belit menjawab terkait hal itu," jelasnya.

Setelah saling melempar argumen sekitar 2 jam, akhirnya, kata Lewi, pihak RS memperbolehkan pihak keluarga membawa jenazah pasien untuk dimakamkan sesuai dengan syariat islam, dengan tetap tidak menyetujui pasien dinyatakan positif COVID-19.

Baca juga: DPRD Sultra Tetapkan Lima Raperda 2020

"Dan yang jadi pertanyaan juga, seandainya kalau betul-betul pihak RS klaim positif COVID-19, kok kenapa jenazah diperbolehkan dibawa pulang, walaupun keluarga meminta, tapi dari pihak rumah sakit mestinya berpikir perihal dampaknya. Itukan muncul pertanyaan lagi, dan artinya semakin besar kecurigaan kami terhadap apa yang dilakukan pihak rumah sakit," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Kendari, dr. Sukirman saat dikonfirmasi mengatakan apa yang dinyatakan RS bahwa pasien positif COVID-19 berdasarkan hasil lab di RSU Bahteramas.

"Ada aslinya (hasil lab) tadi dikasih lihat," kata dr. Sukirman.

Dokter Sukirman mengungkapkan, bahwa memang pasien telah lama dirawat di RS karena gagal ginjal, namun pada saat dimasukkan kembali, pihak RS mencurigai pasien terinfeksi COVID-19 karena menunjukkan gejala sesak nafas. Sehingga pihak RS melakukan swab pada pasien pada malam itu.

"Keluarga pasien tidak percaya pasien terinfeksi COVID-19, dibawami tadi siang hasilnya dari RSU Bahteramas. Hasilnya dibawa sebelum Salat Jumat," ungkapnya.

Perihal pihak RS memperbolehkan jenazah dibawah pulang pihak keluarga, Dokter Sukirman tidak menyoalkan, katanya boleh-boleh saja, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19. (B)

Reporter: Musdar

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga