Endang Merasa Sedih Diserang Kampanye Hitam
Kardin, telisik indonesia
Rabu, 02 Desember 2020
0 dilihat
Pasangan Endang-Wahyu bersama tim pemenangannya. Foto: Kardin/Telisik
" Selebaran seperti ini bisa menimbulkan kegaduhan dan merusak keamanan pada tujuh hari menjelang pemungutan suara Pilkada. "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Tinggal seminggu lagi pemungutan suara Pilkada serentak 2020 bakal digelar, namun black campaign (kampanye hitam) mulai dilancarkan guna menjatuhkan lawan politik.
Hal itu seperti dialami salah satu Paslon di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), yakni Muhammad Endang-Wahyu Ade Pratama Imran.
Paslon nomor tiga berakronim EWAKO itu, mendapat serangan kampanye hitam berupa poster yang menyebut "Endang Anak Emas Tak Berhati Emas" dan juga dibandingkan dengan Paslon Rusmin Abdul Gani-Senawan Silondae (RAG-SS).
Poster-poster itu mulai tersebar di masyarakat dan media sosial Facebook beberapa hari belakang, akhirnya berhasil menghebohkan dunia maya.
Menanggapi hal itu, Endang selaku Calon Bupati Konsel menuturkan, selama ini dirinya dan Wahyu sering mendapat serangan secara pribadi, baik makian maupun cacian.
Apalagi, kata dia, black campaign itu dapat menimbulkan kegaduhan dan mengganggu keamanan.
Baca juga: Tim RAG-SS Harap Penegak Hukum Usut Pelaku Kampanye Hitam
"Selebaran seperti ini bisa menimbulkan kegaduhan dan merusak keamanan pada tujuh hari menjelang pemungutan suara Pilkada," kata Endang di hadapan awak media, Rabu (2/12/2020) malam.
Tak hanya soal selebaran, kata Endang, namun beberapa waktu lalu, baliho yang terpasang juga secara sistematis dan masif dirusak orang tak dikenal di beberapa lokasi.
"Belum lagi di media sosial banyak sekali cacian dan kontruksi opini yang menumbuhkan antipati pada pasangan Endang-Wahyu. Tapi kami tidak respon, baru kali ini kita respon itu," bebernya.
Atas hal itu, Endang pun mengaku sedih atas prilaku politik di Konawe Selatan yang menggunakan cara-cara tidak etis dari rival politiknya.
Padahal kata dia, masih banyak cara politik yang lebih beradab dan mencerdaskan masyarakat.
"Saya sedih bahkan sulit menjelaskan terhadap keluarga dan anak-anak saya yang kadang-kadang memberitahukan saya apa yang dia baca di medsos," tutupnya. (B)
Reporter: Kardin
Editor: Fitrah Nugraha