Festival Wakatobi Wave 2025 Bakal Dimeriahkan Seribu Penari Tradisional
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 05 Agustus 2025
0 dilihat
Penari tradisional menjadi salah satu acara yang dipertontonkan dalam Wakatobi Wave. Foto: Instagram@pariwisata sultra
" Festival budaya tahunan Wakatobi Wave kembali akan digelar pada Oktober 2025. Salah satu yang akan menjadi daya tarik utama tahun ini adalah hadirnya seribu penari tradisional yang akan tampil memeriahkan perayaan "
WAKATOBI, TELISIK.ID – Festival budaya tahunan Wakatobi Wave kembali akan digelar pada Oktober 2025. Salah satu yang akan menjadi daya tarik utama tahun ini adalah hadirnya seribu penari tradisional yang akan tampil memeriahkan perayaan.
Penampilan kolosal tersebut dirancang untuk membuka acara dengan nuansa budaya lokal yang kental.
Festival ini akan berlangsung pada 24 hingga 28 Oktober 2025 di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lokasi penyelenggaraan akan difokuskan di pusat kota Wangi-Wangi, yang selama ini menjadi titik pertemuan masyarakat dalam menyambut perayaan budaya tahunan.
Pemerintah daerah pun telah menyiapkan beragam kegiatan untuk menyambut pengunjung dari dalam dan luar negeri.
Berdasarkan pamflet selebaran Dispar Sultra, yang diterima telisik.id, Selasa (5/8/2025), Wakatobi Wave 2025 mengusung tema "Pasi Kamba: Harmoni dalam Kesentosaan" yang mencerminkan upaya pelestarian budaya dan kekayaan bahari.
Keindahan bahari di Wakatobi yang sudah mendunia. Foto: Instagram@jhonhenriano dan Wakatobi Wave
Dengan mengangkat kekuatan lokal, festival ini menjadi wadah ekspresi bagi masyarakat adat, pelaku seni tradisi, hingga pelaku ekonomi kreatif yang ingin memperkenalkan karya-karya mereka secara luas.
Tak hanya penampilan seni, festival ini juga akan menyuguhkan berbagai acara pendukung seperti Parade Budaya Bahari, Festival Tenun dan Fashion Etnik, Festival Film dan Talkshow Budaya, hingga Diving Trip dan Wisata Konservasi.
Acara tersebut disusun sebagai bentuk perayaan terhadap keberagaman hayati dan budaya yang dimiliki Wakatobi.
Agenda lainnya adalah pameran UMKM dan ekonomi kreatif, serta lomba kuliner khas Wakatobi yang menjadi ruang promosi bagi pelaku usaha lokal.
Pengunjung dapat mencicipi berbagai makanan tradisional yang berbasis hasil laut dan bahan lokal lainnya yang mencerminkan kekayaan sumber daya daerah.
Festival Wakatobi Wave tahun ini kembali berhasil masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Event ini menjadi salah satu dari 110 event terbaik versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Penetapan ini menandakan bahwa Wakatobi tidak hanya menjadi tujuan wisata bahari, tetapi juga destinasi budaya unggulan nasional.
Pagelaran budaya akan mengisi Festival Wakatobi Wave di di Bulan Oktober 2025. Foto: Instagram@pariwisatasultra
Wakatobi Wave sendiri merupakan puncak dari rangkaian kegiatan wisata budaya di wilayah Kepulauan Wakatobi. Sebelumnya telah digelar Barata Kaledupa, Festival Tomia, dan Festival Tukang Besi di Pulau Binongko.
Ketiga festival tersebut adalah bentuk apresiasi terhadap kekhasan masing-masing pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Wakatobi.
Konsistensi penyelenggaraan Wakatobi Wave sejak tahun 2018 telah menjadikannya sebagai salah satu event unggulan yang terus berkembang setiap tahunnya.
Pemerintah daerah juga menggandeng pelaku industri pariwisata, komunitas seni, dan generasi muda untuk ikut berpartisipasi dan menjadikan festival ini sebagai wadah kolaborasi lintas sektor.
Secara keseluruhan, Festival Wakatobi Wave 2025 tidak hanya akan menjadi ajang hiburan dan tontonan, tetapi juga sebagai platform pelestarian nilai budaya dan peningkatan ekonomi kreatif.
Festival ini juga menjadi bagian dari 13 agenda pariwisata utama Provinsi Sulawesi Tenggara yang dirancang oleh Dinas Pariwisata setempat untuk tahun 2025.
Beberapa di antaranya adalah Festival Desa Wisata Konawe Selatan, Festival Wowine, Tourism Goes to Campus, dan Sport Tourism “Kendari Run”. Keseluruhan agenda itu diarahkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus memperkuat citra Sulawesi Tenggara sebagai destinasi budaya dan alam yang potensial. (C-Adv)