Guru Honorer yang Meninggal di Mubar Bukan Karena Vaksin, Lalu Apa?
Laode Pialo, telisik indonesia
Senin, 31 Mei 2021
0 dilihat
Sosok orang meninggal terbaring kaku. Foto: Repro detik.com
" Korban inisial SN (42) tersebut adalah guru honorer di SD Negeri 1 Kusambi Kabupaten Muna Barat "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Warga Kabupaten Muna Barat (Mubar) digegerkan dengan adanya seorang guru meninggal usai mengikuti vaksinasi COVID-19, pada 23 Mei 2021 lalu.
Korban inisial SN (42) tersebut adalah guru honorer di SD Negeri 1 Kusambi Kabupaten Muna Barat. Sebelum meninggal, almarhum sempat mendapat vaksinasi di Puskesmas Sidamangura pada 18 Mei 2021.
Kejadian itupun menyita perhatian banyak pihak. Spekulasi publik pun muncul. Sebagian menduga SN meningga akibat reaksi vaksinasi, karena selang 5 hari setelah divaksin korban langsung meninggal dunia dengan gejala yang tidak jelas.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Mubar sebagai pelaksana teknis pada kegiatan vaksinasi, langsung bereaksi cepat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Mubar, Almawin Susen, langsung melakukan koordinasi dengan Komda Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Kipi) Provinsi Sultra terkait langkah-langkah yang akan dilakukan.
Setelah berkoordinasi, pihaknya diminta segera melakukan investigasi. Selanjutnya, Dinkes juga menjalin koordinasi dengan Pokja Kipi dan Puskesmas Sidamangura terkait dengan kegiatan vaksinasi tersebut.
"Investigasi yang kami lakukan adalah bagaimana proses scanning, kronologisnya, kondisi pasiennya, dan tentang vaksinnya," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (31/5/2021).
Baca Juga: PDAM Muna Mulai Membaik: Dari Sakit Jadi Kurang Sehat
Setalah melakukan investigasi, kata Almawin, Dinkes Mubar langsung mengirim hasil investigasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Sultra dan Komda Kipi Sultra.
Kemudian hasil itu langsung dikirim ke Komnas Kipi Pusat untuk dilakukan audit terkait peristiwa meninggalnya guru honorer tersebut. Audit investigasi tersebut melibatkan para ahli, BPOM, dan Biofarma.
"Yang diaudit langsung adalah dokternya, bagaimana proses screeningnya, bagaimana vaksinasi, bagaimana observasinya, dan bagaimana keadaan sasaran vaksinasi dari tanggal 18 sampai 23 Mei lalu.
Apalagi Puskesmas menerima laporan atau keluhan dari sasaran vaksin," jelasnya.
Setelah melakukan audit, kemudian digali semua data-data dan disimpulkan bahwa kematian sasaran vaksinasi akibat Koinsiden. Karena dari delapan orang yang menjadi sasaran, hanya dia yang mengalami seperti itu dan yang lain tidak.
"Hasil investigasi, guru honorer SD 1 Kusambi, SN, meninggal bukan karena vaksin tapi koinsiden. Koinsiden artinya kejadian yang datang secara bersamaan atau setelah vaksinasi yang disebabkan oleh faktor lain," katanya.
Almawin juga mengaku, audit tersebut dilakukan berdasarkan juknis, namun kalau untuk mengetahui apa penyebab meninggalnya SN harus dilakukan otopsi.
Baca Juga: Wakil Bupati Warning Pejabat Pemda Konsel yang Tidak Mau Divaksin
"Jadi tidak ada penyakit yang menjustis betul, karena tindakan medis sebelum korban meninggal dunia," terangnya.
Terkait Informasi bahwa korban meninggal dalam keadaan berbusa di bagian mulut, Dinkes Mubar mengakui bahwa pernah mendengar informasi tersebut.
Namun pihak Puskesmas tidak bisa memastikan apa penyebabnya, apakah korban mengkonsumsi obat atau ada indikasi lain.
Pihak Puskesmas juga tidak mendapat keluhan dari korban setelah divaksin.
Malah beredar informasi bahwa korban sempat pergi ke acara keluarga sebelum meninggal.
"Berdasarkan informasi di lapangkan bahwa setelah divaksin, korban juga pernah ke acara keluarga. Artinya secara kasat mata kondisi fisik korban masih sehat," pungkasnya. (B)
Reporter: Laode Pialo
Editor: Fitrah Nugraha