PDAM Muna Mulai Membaik: Dari Sakit Jadi Kurang Sehat
Sunaryo, telisik indonesia
Senin, 31 Mei 2021
0 dilihat
Bupati Muna, LM Rusman Emba melantik Muhamad Nurhayat Fariki sebagai Direktur PDAM. Foto: Sunaryo/Telisik
" Posisi PDAM saat ini mulai membaik, dari kondisi sakit naik menjadi kurang sehat "
MUNA, TELISIK.ID - Bupati Muna, LM Rusman Emba kembali mengangkat, Muhamad Nurhayat Fariki sebagai Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) periode 2021-2026.
Pria yang kerap disapa Yayat itu diangkat kembali sebagai pimpinan PDAM karena berdasarkan hasil evaluasi kinerja tahun 2017-2021 diniali sangat baik. Kemudian, dari sisi laporan keuangan juga dimulai wajar oleh audit akuntan.
"Posisi PDAM saat ini mulai membaik, dari kondisi sakit naik menjadi kurang sehat," kata Rusman di sela-sela pelantikan Nurhayat Fariki sebagai Direktur PDAM, Senin (31/5/2021).
Mantan senator DPD-RI itu awalnya tidak percaya dengan kondisi PDAM yang meningkat menjadi kurang sehat. Namun, setelah dikonsultasikan, ternyata benar.
Baca Juga: Wakil Bupati Warning Pejabat Pemda Konsel yang Tidak Mau Divaksin
"Di Sultra itu, PDAM yang kurang sehat hanya dua, lainnya semua sakit," sebutnya.
Ia menekankan pada Direktur PDAM agar lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan dan pendistrubusian air bersih pada masyarakat.
"Menjadi pimpinan itu tanggungjawabnya besar. Saat persoalan yang ada, seperti mata air Jompi, harus dituntaskan dengan terus berkoordinasi dengan Pemkab," pintanya.
Sementara itu, Muhamad Nurhayat Fariki mengaku, selama empat tahun terakhir, kondisi PDAM telah mengalami peningkatan. Namun bukan berarti semuanya sempurna. Masih ada beberapa kendala dilapangan yang dihadapi, sehingga belum bisa mandiri.
Olehnya itu, ia mengungkapkan bahwa dukungan penganggaran dari Pemkab masih terus dibutuhkan.
"Bicara PDAM ini dari hulu ke hilir, makanya kita sangat butuhkan dukungan Pemkab," terangnya.
Baca Juga: Surunuddin Dangga: ASN Malas Panggil dan Disanksi
Secara tehnis, ia menerangkan, PDAM baru melayani kebutuhan air masyarakat dalam kota sebanyak 17 persen. Artinya, dengan jaring pipa 1.100 KM yang terpasang, baru 30 persen yang terlayani penyambungan air bersih.
Makanya itu, kata dia, dukungan penyertaan modal untuk hibah air minum perkotaan masih sangat dibutuhkan, sehingga nantinya anggaran dari pusat bisa kembali direbut.
"Kalau ada dukungan dari Pemkab, insyaallah kita bisa melayani hingga 80 persen. Karena satu-satunya andalan kita adalah hibah air minum perkotaan," ujarnya. (B)
Reporter: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha