Harga Masih Mahal, Warung Eceran di Kendari Tak Jual Minyak Goreng
Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Rabu, 23 Februari 2022
0 dilihat
Salah satu warung yang tak jual minyak goreng akibat dampak dari kelangkaan dan kenaikan harga. Foto: Nurdian Pratiwi/Telisik
" Harga yang masih mahal membuat beberapa warung eceran tak menjual minyak goreng "
KENDARI, TELISIK.ID - Sejak terjadi kelangkaan minyak goreng beberapa waktu terakhir, membuat harganyapun melonjak naik.
Harga yang masih mahal membuat beberapa warung eceran tak menjual minyak goreng.
Bahkan sampai hari ini pun masih banyak ditemukan warung-warung atau toko-toko sembako yang memperjualbelikan minyak goreng dengan harga yang cukup mahal, sehingga hal itu berdampak pada konsumen.
Salah seorang pemilik warung eceran, Mia mengatakan, karena adanya lonjakan harga minyak, ia memutuskan tak menjual minyak goreng untuk waktu yang cukup lama.
“Saya jual dengan harga Rp 18.000 sampai Rp 20.000, konsumen malah lari di tempat lain untuk cari harga yang lebih murah,” katanya, Rabu (23/2/2022).
“Jadi saya putuskan tidak jual minyak goreng dulu untuk beberapa minggu,” sambungnya.
Ia mengaku biasanya selalu membeli beberapa dos minyak goreng untuk warungnya. Namun karena harganya naik, iapun hanya membeli beberapa bungkus saja untuk dijual.
“Paling 6 sampai 8 bungkus. Itu pun belum tentu laku semua,” ucapnya.
Mia menambahkan, alasan lainnya ia tidak menjual minyak goreng, karena toko tempatnya membeli minyak goreng menyarankan padanya untuk tidak usah membeli atau menjual minyak goreng sementara waktu, sampai harga minyak kembali normal.
“Dan harganyapun memang turun yang tadinya Rp 18.000 jadi Rp 15.000, walaupun hanya beberapa toko saja,” tambahnya.
Baca Juga: Kota Kendari Capai 1.001 Kasus COVID-19, 8 Kecamatan Status Zona Merah
Sementara itu pedagang lainnya, Elsa mengatakan, sampai saat ini ia masih menjual minyak goreng dengan harga berkisar Rp 18.000 sampai Rp 24.000.
Hal itu dikarenakan selain harganya yang mahal, tempat pasokan minyak goreng atau sembako yang dibelinyapun kini membatasi jumlah pembelian.
“Padahal di toko itu tidak ada stok yang ditumpuk, tapi tetap dibatasi mungkin memikirkan konsumen lainnya,” katanya.
Lebih lanjut kata dia, untuk harga minyak goreng mahal atau tidaknya, itu ditentukan dari merek minyak goreng itu sendiri.
“Karena harganya mahal, kami juga untungnya paling ngga sampai dua ribuan, apalagi pembeli juga ikut menurun dari biasanya,” ungkapnya.
Baca Juga: Kelangkaan Kedelai di Indonesia Tak Pengaruhi Harga Tahu Tempe di Kota Kendari
Salah seorang pembeli, Sartina mengatakan, karena harga minyak goreng yang tidak stabil, iapun harus beralih memasak masakan tanpa minyak atau mengurangi penggunaan minyak goreng.
“Di rumah saya sudah jarang memasak yang pakai minyak, padahal anak-anak paling suka makan masakan yang digoreng atau ditumis,” katanya pada Telisik.id. (A)
Reporter: Nurdian Pratiwi
Editor: Haerani Hambali