Indahnya Air Terjun Tumburano dan Kisah Cinta yang Tak Direstui
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Minggu, 18 Oktober 2020
0 dilihat
Air terjun Tumburano yang menyajikan pemandangan menakjubkan. Foto: Muhammad Israjab/Telisik
" Air Terjun Tumburano yang terletak di dalam hutan ini, mempunyai tebing yang sangat besar menyerupai atap rumah adat berwarna cokelat yang memberikan keunikan tersendiri. "
KENDARI, TELISIK.ID - Tak diragukan lagi keindahan dan pesona Air Terjun Tumburano bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Air terjun ini berada di wilayah administrasi Desa Tumburano Lansilowo, Kecamatan Wawonii Utara, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.
Air Terjun Tumburano yang terletak di dalam hutan ini, mempunyai tebing yang sangat besar menyerupai atap rumah adat berwarna cokelat yang memberikan keunikan tersendiri.
Dari sana, air yang diturunkan begitu deras dan sejuk. Air Terjun Tumburano memiliki dua tingkat teras air, teras pertama memiliki puncak teras setinggi kurang lebih 90 meter dan diberi nama Tumburantama, dan teras kedua setinggi 30 meter diberinama Tumburantina.
Namun di balik keindahan Air Terjun Tumburano ini menyimpan sebuah kisah cinta yang pernah terjadi di zaman dahulu.
Kisah cinta sepasang kekasih, bernama Duru Balewula dan kekasihnya Wulangkinokooti.
Dikisahkan, sepasang kekasih ini terpaksa mengakhiri hidup mereka akibat tak mendapat restu dari orangtuanya.
Duru Balewula adalah seorang pria, sedangkan Wulangkinokooti merupakan kekasihnya.
Di zaman dahulu, Wulangkinokooti memiliki kecantikan yang tak tertandingi hingga akhirnya Duru Balewula langsung jatuh cinta saat pertama bertemu.
Bahwa siapa saja yang melihat Wulangkinokooti akan terpesona bak melihat bidadari. Sebab ia memiliki kulit putih nan cantik.
Disebut juga, bila Wulangkinokooti memakan sirih, maka seakan-akan apa yang dimakannya terlihat di lehernya ketika ia menelan. Maka siapapun akan jatuh cinta padanya termasuk Duru Balewula.
Waktu pun terus berlalu, cinta dua sejoli ini ternyata tak direstui oleh orang tua Wulangkinokooti.
Sehingga kedua orang tua Wulangkinokooti mencari cara agar Duru Balewula tak menemui anaknya lagi sehingga mereka bisa dipisahkan.
Kala itu Wulangkinokooti disuruh oleh kedua orangtuanya untuk menjaga kapas yang sedang dijemur. Sebab orang tuanya akan pergi ke ladang.
Ketika orang tua Wulangkinokooti pergi ke ladang. Datanglah Duru Balewula dan menemui Wulangkinokooti mereka pun saling bercerita, hingga hujan tiba.
Tak sadar Wulangkinokooti lupa bahwa ada kapas yang dijemur dan menjadi basah. Mengetahui itu, kedua orangtua Wulangkinokooti murka dan menyumpahi serta tak merestui hubungan mereka.
Karena kecewa, Wulangkinokooti dan Duru Balewula nekat lompat dari ketinggian air terjun Tumburano.
Air terjun Tumburano ternyata juga bisa dijadikan tempat permainan outbound seperti turun tebing.
Di mana Anda bisa menuruni tebing dengan menggunakan tali sambil menikmati kesegaran air di sana.
Untuk mencapai air terjun, Anda butuh perjalanan 3 jam dari Kendari ke desa Lansiwolo menggunakan kapal feri. Sedangkan untuk tiket masuk ke lokasi Air Terjun Tumburano, cukup bayar Rp 15 ribu.
Terlebih, selama dalam perjalanan anda menuju lokasi Air Terjun Tumburano, Anda akan melewati suasana hutan yang rimbun dan kelestarian perkebunan warga yang di antaranya ditanami pohon kelapa, cokelat, kacang mete, pala dan lain sebagainya. (B)