Ini Asal Usul Israel, Mengungsi ke Palestina karena Diusir Adolf Hitler di Jerman
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Rabu, 08 November 2023
0 dilihat
Tentara Nazi mengumpulkan orang-orang Yahudi untuk ditangkap selama Pemberontakan Ghetto Warsawa. Foto: Repro Sindonews.com
" Menurut Alkitab Ibrani, asal-usul Israel dapat ditelusuri kembali melalui Abraham, yang dianggap sebagai bapak agama Yahudi (melalui putranya, Ishak) dan Islam (melalui putranya, Ismail) "
TEL AVIV, TELISIK.ID - Perseteruan Israel dan Palestina membuat banyak orang bertanya-tanya mengenai asal usul Israel yang sesungguhnya. Sebagian besar penelitian para ahli tentang sejarah kuno Israel berasal dari Alkitab Ibrani.
Menurut Alkitab Ibrani, asal-usul Israel dapat ditelusuri kembali melalui Abraham, yang dianggap sebagai bapak agama Yahudi (melalui putranya, Ishak) dan Islam (melalui putranya, Ismail).
1. Asal usul Israel
Kata Israel sendiri berasal dari cucu Abraham, Yakub, yang dinamai "Israel" oleh Tuhan Ibrani dalam Alkitab. Abraham, putranya Ishak, dan cucunya Yakub disebut sebagai leluhur bangsa Israel seperti dikutip dari Okezone.com.
Para keturunan Abraham ini menjadi sebuah bangsa sekira 1.300 SM setelah meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Musa. Pada saat itu, Musa menyampaikan kepada orang-orang dari bangsa yang baru muncul ini tentang Kitab Taurat dan Sepuluh Perintah Allah.
Setelah 40 tahun di gurun Sinai, Musa memimpin mereka ke Tanah Israel, yang disebutkan dalam Alkitab sebagai tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada keturunan para leluhur, Abraham, Ishak, dan Yakub, sebagaimana dikutip dari Alkitab.
2. Israel miliki 12 suku
Setelah kematian Musa, Yosua ditunjuk untuk memimpin 12 suku Israel. Sebanyak 12 suku itu diambil dari nama-nama 12 putra Yakub, yaitu:
Baca Juga: 31 Hari Serangan Israel di Gaza: 10.000 Warga Palestina Terbunuh
Ruben, Simeon, Levi, Yehuda, Dan, Naphtali, Gad, Asher, Issachar, Zebulon, Yusuf, dan Benjamin. Namun, saat ini, Israel hanya memiliki dua suku, yaitu Yehuda dan Benjamin. Sementara itu, 10 suku lainnya telah membentuk Kerajaan Israel di utara pada 930 SM. Adapun Yehuda dan Benjamin mendirikan Kerajaan Yehuda di selatan.
Berasal dari Kanaan
Dilansir dari Kompas.com, ada versi lain yang menyebutkan bahwa leluhur Israel sebenarnya sama dengan Palestina, yaitu orang-orang Kan'an atau Kanaan. Menurut hasil studi dari ahli imunologi dari Spanyol, Antonio Arnaiz-Villena menyebutkan orang-orang Kanaan hidup di daerah yang sekarang diklaim sebagai Palestina dan Israel pada 3.000 tahun lalu. Dalam perjalanannya, leluhur mereka, orang-orang Kanaan, berbaur dengan wilayah lain, yaitu Mesir, Mesopotamia, dan orang-orang Anatolia.
Pernah jadi pusat perang
Selama abad ke-11 sampai abad ke-13, tanah Israel menjadi pusat perang antara tentara Kristen dan Muslim sebagai bagian dari Perang Salib. Kemudian pada akhir abad ke-19, muncul sebuah gerakan keagamaan dan organisasi politik di kalangan bangsa Yahudi, yang dikenal sebagai Zionisme.
Zionis ingin membangun kembali tanah air Yahudi di Palestina dan bahkan membangun pemukiman di tanah suci kuno ini. Akan tetapi, gerakan tersebut ditentang oleh orang-orang Arab dan menciptakan ketegangan yang bahkan menjadi konflik berkelanjutan hingga sekarang.
Ketika Perang Dunia I berakhir pada 1918, Inggris mengambil alih kekuasaan atas wilayah Palestina (meliputi wilayah Israel, Palestina, dan Yordania) hingga tahun-tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Diusir Adolf Hitler
Dilansir dari Cnnindonesia.com, pada 1920 dan awal 1930-an, Jerman masih berjuang melawan krisis ekonomi hebat. Jerman yang saat itu dikuasai Partai Nazi dan Hitler lantas memandang bahwa mengusir bahkan membinasakan orang-orang Yahudi merupakan solusi paling efektif.
Pada sekitar 1939 dan 1945, Nazi pun membantai habis-habisan orang Yahudi di negara itu. Peristiwa yang terjadi selama Perang Dunia II itu dinamakan Holocaust dan menewaskan sekitar enam juta orang Yahudi.
Perang dunia II
Pada 1939, rezim Nazi Jerman pimpinan Hitler memperluas wilayahnya ke sejumlah negara Eropa. Nazi mulanya menyerang Polandia yang banyak dihuni warga Yahudi. Namun selang dua tahun kemudian, Nazi Jerman berhasil menduduki sebagian besar wilayah Eropa.
Dalam perang ini, Nazi menyasar berbagai pihak yang diduga sebagai musuh domestik dalam masyarakat Jerman. Orang-orang Yahudi diklasifikasikan sebagai "musuh" prioritas.
Bersama dengan sekutunya, Nazi menyiksa dan menganiaya kaum Yahudi baik yang berada di wilayahnya maupun yang berada di luar Jerman. Mulai dari diskriminasi hukum, pengucilan publik, pengusiran dan pengasingan, penahanan, penjarahan, kerja paksa, sampai penembakan dan pembantaian massal dilakukan terhadap Yahudi.
Banyak orang Yahudi yang tewas akibat hal tersebut. Mereka yang masih bertahan pun melarikan diri dari wilayah Eropa yang dikuasai Jerman. Beberapa di antaranya lari ke Amerika Serikat, Inggris Raya, serta negara-negara lain yang tidak terjamah atau di luar ancaman Jerman seperti Palestina.
Israel di Palestina
Setelah dibantai besar-besaran oleh Nazi Jerman, bangsa Yahudi salah satunya lari ke Palestina. Yahudi sebetulnya sudah mulai ke Palestina setelah Perang Dunia I. Mereka ke sana lantaran Inggris, selaku penguasa Palestina kala itu, mengeluarkan Deklarasi Balfour pada 1917 yang menjanjikan kampung halaman di Palestina untuk Yahudi.
Janji itu diberikan Inggris kepada Yahudi karena dahulu Inggris meminta bantuan Yahudi di Amerika untuk memenangkan Perang Dunia I dengan beraliansi bersama AS.
Inggris beri mandat ke PBB
Inggris tak kuasa mengatasi masalah tersebut hingga akhirnya memilih mundur dari Palestina. Inggris menyerahkan mandat Palestina kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Korban Tewas Palestina 10.328 Orang, Presiden AS: Potensi Jeda Taktis
PBB kemudian membentuk UNSCOP (United Nations Special Committe on Palestine) untuk melakukan investigasi dan menemukan solusi guna menuntaskan masalah kedua bangsa itu.
UNSCOP merekomendasikan rencana membagi Palestina menjadi dua, yakni negara Yahudi dan negara Arab. Para pemimpin Yahudi zionis menerima rencana tersebut. Namun orang Arab Palestina menentang keras.
Yahudi deklarasi Israel di Palestina
Kendati demikian, pada 1948, Yahudi mengambil langkah berani. Mereka mendeklarasikan diri sebagai Negara Israel. AS dan Uni Soviet mendukung deklarasi tersebut. Negara-negara Arab marah besar hingga memutuskan menginvasi Palestina untuk menyerang Israel.
Hingga kini, perang yang melibatkan Israel dan lima negara Arab yakni Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Lebanon itu mencatat babak baru peperangan di Timur Tengah. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS