Kain Tenun Tolaki Raih Penghargaan Top Award Fashion Culture Swarna Gemilang Busana Indonesia
Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Senin, 05 Juni 2023
0 dilihat
Desainer Sulawesi Tenggara, Amir Malik bersama model dalam pagelaran busana Fashion Culture Swarna Gemilang Busana Indonesia di Expo dan Forum Indonesia Maju 2023 di TMII. Foto: Ist.
" Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum), menyelenggarakan Fashion Culture Swarna Gemilang Busana Indonesia di Expo dan Forum Indonesia Maju 2023 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Minggu, 4 Juni 2023 sebagai bentuk partisipasi dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila "
KENDARI, TELISIK.ID - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum), menyelenggarakan Fashion Culture Swarna Gemilang Busana Indonesia di Expo dan Forum Indonesia Maju 2023 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Minggu, 4 Juni 2023 sebagai bentuk partisipasi dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila.
Dalam Fashion Culture Swarna Gemilang, menampilkan busana berbahan tenun khas Kota Kendari. Busana karya desainer Amir Malik ini, mengangkat tema Kendari bergerak dengan motif tenun ino togo yang berarti gotong royong masyarakat Suku Tolaki yang ada di Sulawesi Tenggara. Selain Fashion, Kota Kendari juga memaperkan kerajinan unggulan yang ada di kota lulo, seperti tenun, batik bahoma, kerjaninan nentu dan kerajian anyaman dan beberapa produk UMKM.
Kota Kendari berhasil meraih penghargaan tertinggi Top Award pada gelaran Fashion Culture Swarna Gemilang Busana Indonesia, salah satu rangkaian kegiatan pada Indonesia Maju Expo dan Forum 2023 yang di ikuti oleh 8 rancangan busana daerah di Indonesia. Pine tobo berarti simbol kesatria yang melindungi ketegaran dan ketaatan pada pemimpin, dan sebagai wujud dari sebuah visi menuju ke satu tujuan. Sedangkan motif tenun pine ona ona, yaitu sebagai simbol kejujuran, dalam sikap sehari-hari sesuai adat dan aturan yang berlaku.
Baca Juga: Kain Tenun Kamohu, Warisan Budaya Nasional dari Pulau Buton
Desainer Sulawesi Tenggara, Amir Malik menjelaskan, partisipasinya pada even nasional itu atas dukungan Dekranasda dan Dinas Pariwisata Kota Kendari. Busana yang dia desain merupakan pakaian yang bisa digunakan sehari-hari, baik acara formal atau resmi, maupun non formal dengan bahan yang halus.
Dia juga merasa bangga, karena MC yang memandu acara menggunakan kain motif suku Tolaki dan karyanya ditampilkan oleh 10 model ini, merupakan hasil kurasi dan ditampilkan bersama 7 daerah lain di Indonesia.
“Saya merasa bersyukur dengan diadakannya fashion culture ini, sehingga kami bisa berkolaborasi dengan desainer-desainer Bali, Kudus, Bogor, dari Aceh. Kami diberi kesempatan oleh kementerian karena mengangkat pelaku UMKM dari daerah masing-masing, seperti saya dari Kendari,” ujarnya.
Baca Juga: Begini Wujud Anggrek Sorume, Bahan Baku Kain Tenun Kolaka Timur yang Bakal Dipromosi Ivan Gunawan
Sementara itu, pemilik galeri Sultra Tenun, Wa Ode Arnas Gusri mengatakan, kegiatan seperti itu menjadi ajang eksistensi dan komitmen untuk melestarikan budaya lokal dan menjadi media promosi produk unggulan daerah.
"Dengan adanya event seperti ini, kain tenun Sulawesi Tenggara dapat lebih dikenal dan dapat menarik pasar nasional untuk membeli dan memakai produk lokal sebagai salah satu warisan budaya yang patut kita banggakan, dan tentunya dapat mengangkat perekonomian masyarakat yang perprofesi sebagai pengrajin," jelasnya. (B)
Penulis: Wa Ode Ria Ika Hasana
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS